Sinar Tani, Cianjur — Kementan bekerjasama dengan Anggota Komisi IV DPR-RI Kabupaten Cianjur untuk meningkatkan minat petani dalam dunia pertanian melalui Bimbingan Teknis di kabupaten tersebut.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, yang merupakan salah satu unit Perguruan Tinggi vokasi di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI, memiliki tanggung jawab dalam menghasilkan generasi muda pertanian yang kompeten.
Melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Polbangtan Bogor berusaha keras untuk menciptakan generasi muda pertanian yang mampu mengelola pertanian dengan baik serta mewujudkan pertanian yang mandiri, maju, dan modern.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui kegiatan bimbingan teknis yang ditujukan untuk peternak Domba di Cianjur.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Juni, di Gedung Anyelir Sangga Buana Resort & Convention Hotel, dengan dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari petani dewasa, penyuluh pertanian, dan petani milenial.
Dengan adanya pelaksanaan kegiatan BIMTEK ini, diharapkan dapat membangkitkan semangat serta meningkatkan keterampilan petani dan penyuluh pertanian, termasuk petani milenial, dalam mengembangkan kemajuan pertanian di wilayah pedesaan.
Arif Nindyo Kisworo, sebagai ketua jurusan dan narasumber dalam bimtek, menyampaikan kunci sukses beternak kambing domba dalam tiga poin utama: bibit, pakan, dan manajemen.
Bibit menjadi langkah awal yang penting karena berkontribusi sebesar 30 persen dalam pertumbuhan ternak, termasuk pemilihan bibit unggul berdasarkan jenis, pertambahan bobot harian, dan jumlah kelahiran.
Pakan menjadi faktor kunci keberhasilan beternak dengan kontribusi sebesar 70 persen dalam biaya produksi.
Efisiensi pakan, seperti penggunaan pakan alternatif dari sumber alam dan limbah pertanian, sangat dianjurkan untuk menekan biaya produksi.
Manajemen, yang dilakukan oleh peternak sebagai operator kandang, juga penting untuk mencapai produksi maksimal. Ini termasuk menerapkan SOP yang baik dalam pemberian pakan, sanitasi kandang, kesehatan, dan recording reproduksi.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Peternakan Kabupaten Cianjur, Asep Adang, mencatat bahwa penyuluh pertanian (PPL) di kabupaten tersebut mengelola 3-4 desa binaan.
Dengan kondisi ini, setiap penyuluh harus membina 750-1000 petani.
Setelah bimtek, diharapkan petani dapat berkoordinasi dengan penyuluh setempat agar ilmu yang didapat bisa dimanfaatkan dengan baik di lapangan.
Kiprah seperti Polbangtan Bogor inilah yang diharapkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengajak para generasi muda untuk sama-sama membangun sektor pertanian.
Sebab menurutnya, untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis.
“Regenerasi petani merupakan hal utama yang harus dipercepat dan menjadi fokus utama selain peningkatan produksi dan produktivitas,” katanya.
Amran menambahkan, tak hanya jumlah, tetapi setiap individu pertanian harus bisa membekali diri dengan pengetahuan serta keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman. Terlebih, pertanian telah menjadi isu global.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan secara rinci bahwa karakter yang harus dimiliki petani milenial adalah yang pertama mampu bekerja keras, tekun, tidak mudah menyerah, maju terus pantang mundur dalam membangun pertanian Indonesia.
Mendorong Pertanian Modern, Kolaborasi Multipihak di Kapuas
Kementan Latih Mahasiswa Butcher untuk Penuhi Kebutuhan Dunia Usaha
Meningkatkan Kompetensi Siswa, SMPP Kementan Kenalkan Teaching Factory