Sinar Tani, Jembrana —-Salah satu strategi meningkatkan kapasitas dan kompetensi kerja penyuluh pertanian adalah melalui pelatihan. Badan Kepegawaian Sumber Daya Manusia (BKSDM) Kabupaten Jembrana Provinsi Bali bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli Kabupaten Jembrana.
Pembukaan pelatihan dihadiri Kepala BKSDM Kabupaten Jembrana, Siluh Ketut Natalis Semaradani, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Wayan Sutama dan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Sumardi Noor.
Dalam arahannya, Sumardi Noor sebagai Kepala BBPP Ketindan mengatakan, semua penyuluh pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian memiliki peran yang sangat strategis dalam mendampingi dan membantu petani, dituntut mampu sebagai inisiator, fasilitator, motivator, penghubung, dan inovator dalam pembangunan pertanian.
“Tujuan pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan profesionalisme dan memberikan wawasan berpikir secara komprehensif bagi penyuluh pertanian. Pelatihan yang merupakan bentuk kerjasama antara BKSDM Kabupaten Jembrana Bali dengan BBPP Ketindan,” kata Sumardi saat pelatihan yang diikuti 20 orang Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana berlangsung pada 14 November sampai 4 Desember 2022 di Jembrana, Bali.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), meminta para penyuluh pertanian agar aktif mengawal dan mendampingi petani. Sebab, peran penyuluh sangat penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian bersama petani. Bahkan pendampingan penyuluh tidak hanya dalam produksi, tapi juga menyangkut pasca panennya.
“Peran penyuluh memang vital dalam pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petaninya,” ujar SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi seringkali mengatakan, inovasi teknologi bersama sumberdaya manusia dan infrastruktur menjadi pengungkit yang besar dari efisiensi dan daya saing sektor pertanian. “Inovasi teknologi tersebut dapat diimplementasikan di lapangan, sehingga diperlukan SDM yang handal, profesional dan berdaya saing terhadap teknologi. Disitulah tugas penyuluh,” ujarnya.
Karena itu, penyuluh harus meningkatkan kemampuan diri (upgrade) dari kemampuan dalam Informasi Teknologi (IT) dan penyerapan teknologinya. “Jadi mau tidak mau atau suka tidak suka, penyuluh harus masuk ke era 4.0 yang kini sudah menghasilkan teknologi yang lebih efisien dan produktivitas tinggi,” imbuhnya.
Reporter : Tuban/ Yeniarta
Sumber : BBPP Ketindan
Baca juga
Lahan Oplah Terendam Banjir, Polbangtan Kementan Turun Tangan di Jambi
Jaga Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan, Polbangtan Kementan Gelar Operasi Pasar Pangan Murah
Kado Indah Idul Fitri 2025, Polbangtan Kementan Naik Peringkat Akreditasi Jurnal