15 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Dengan ToT, Kementan Pastikan Strategi Pengelolaan Pupuk Bersubsidi

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo | Sumber Foto:ISTIMEWA

Sinar Tani, Bogor — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), terus melakukan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia pertanian dalam mengelola pupuk bersubsidi untuk tahun 2023 agar lebih tepat sasaran.

Pupuk bersubsidi masih menjadi perhatian pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Namun perbaikan dari segi strategi pendataan dan penyaluran menjadi titik krusial agar pupuk bersubsidi bisa tepat sasaran.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, pengelolaan pupuk bersubsidi yang baik antara lain meliputi kesesuaian kriteria penerima baik dari segi kepemilikan aset maupun komoditas yang diusahakan, jenis pupuk, serta penyempurnaan mekanisme pendataan, dan tata kelola penyaluran.

“Selain itu, sebagai salah satu solusi terbaik, perlu dilakukan pengembangan pupuk organik sebagai alternatif pengganti pupuk kimia,” kata dia pada pambukaan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi bagi Penyuluh Pertanian dan Pengelola Pupuk Bersubsidi, Ciawi, Kamis (19/1).

Dia menegaskan, keberhasilan kebijakan tersebut, memerlukan sinergi antara para pengelola pupuk bersubsidi dan penyuluh pertanian, serta insan pertanian lainnya. Selain itu, diperlukan kerja sama dengan Kementerian Perdagangan serta lembaga terkait lainnya.

Untuk itu, diperlukan langkah awal dalam rangka peningkatan wawasan dan pemahaman, serta penyamaan persepsi, khususnya dalam tata kelola pupuk bersubsidi. Langkah awal inilah yang selanjutnya diwujudkan melalui penyelenggaraan ToT ini.

“Saya berharap pengeloaan pupuk akan lenih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Yang pasti pupuk tidak berkurang. Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Yang berkurang hanya jenisnya, tadinya 69 jenis tumbuhan sekarang jadi sembilan,” ucap dia.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Prof Dedi Nursyamsi menyampaikan, hasil pemeriksaan Ombudsman menunjukkan, data petani yang tercantum dalam Simluhtan sebagai dasar dalam penyaluran pupuk bersubsidi melalui e-Alokasi menunjukkan beberapa masalah untuk dilakukan perbaikan

Baca Juga :  Untuk Sang Komandan, Penghargaan Penderasan Informasi Pemberdayaan Petani Milenial 

Dengan latar belakang ini dan mempertimbangkan urgensi pengelolaan pupuk bersubsidi di tingkat lapang, kata Dedi, BPPSDMP menyelenggarakan ToT Pengelolaan Pupuk Bersubsidi bagi Penyuluh Pertanian dan Pengelola Pupuk Bersubsidi. “Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman peserta tentang pengelolaan pupuk bersubsidi sebagai solusi dalam optimalisasi penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani di seluruh Indonesia,” ucap Dedi.

TOT akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 16–18 Januari 2023 yang dilaksanakan secara tatap muka berlokasi di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota, dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 40.149 orang yang terdiri dari 38.093 penyuluh pertanian dan 2.056 pengelola pupuk bersubsidi di seluruh Indonesia. Realisasi registrasi online peserta mencapai 40.500 orang dengan persentase mencapai 100,87 persen.

Kurikulum materi meliputi kebijakan pupuk bersubsidi, peran simluhtan dalam penyediaan data petani, data spasial lahan petani, mekanisme aplikasi e-alokasi dan penyaluran pupuk bersubsidi, kartu tani, verifikasi dan validasi penyaluran serta pengawasan pupuk bersubsidi, serta pemupukan berimbang.

Dedi menambahkan, pemateri yang dihadirkan pada ToT ini merupakan ahli ataupun praktisi kompeten yang berasal dari beberapa instansi yang terlibat dalam penyaluran pupuk bersubsidi.

Mereka di antaranya berasal dari BPPSDMP, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BBPSDLP & BALITTANAH), Kementerian Perdagangan, PIHC, Pusdatin, dan Perbankan.

“Setelah ToT ini, saya berharap peningkatan kompetensi para penyuluh dan pengelola pupuk subsidi dalam mengelola pupuk subsidi mulai dari pengisian e-Alokasi sampai petani mendapatkan pupuk subsidi bahkan sampai pada implementasinya di lapanga,” imbuh Dedi.

Reporter : NATTASYA

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini