22 April 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Dorong Korporasi Petani, Distanbun Jateng Lakukan Koordinasi

Dorong Korporasi Petani, Distanbun Jateng Lakukan Koordinasi

Sinar Tani, Salatiga — Dorong Korporasi Petani, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng menyelenggarakan Rapat Koordinasi Korporasi Petani Tahun 2023. Kegiatan yang diikuti Gapoktan dari berbagai daerah di Jawa Tengah ini diharapkan dapat memperkuat kelembagaan petani dan meningkatkan daya saing produk pertanian.     

Pada dasawarsa  70 sampai 80 an pemerintah, melalui para Penyuluh Pertanian giat mendorong terbentuknya Kelompok Tani. Pada waktu itu, Kelompok Tani bertumbuh sebagai organisasi non formal yang berwatak lebih sosial daripada ekonomi berperan penting dalam program swasembada beras.

Sebagai wadah para petani untuk meningkatkan PSK (Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan) dalam hal usaha tani, Kelompok Tani kemudian banyak yang  berkembang menjadi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), namun watak sebagai organisasi sosial non format masih terbawa.

Tuntutan zaman telah berubah, pengaruh perdagangan bebas melanda disegenap penjuru juga terhadap petani di pedesaan. Beras produksi petani Purwodadi misalnya, tidak hanya bersaing dengan beras dari Klaten dan Sragen tetapi juga beras dari Vietnam yang juga ada dipasar lokal.

Demikian juga bawang merah dan bawang putih, produk dari Tiongkok mencoba menggeser dominasi bawang merah dari Brebes.

Untuk dapat unggul dalam sistem pasar bebas tersebut, mutlak petani harus meningkatkan efisiensi dan menjaga kualitas produk, serta memperkuat kelembagaan tani menjadi lembaga yang berwatak ekonomi. Maka pada beberapa tahun belakangan ini pemerintah melalui dinas terkait giat mentransformasi gapoktan-gapoktan yang ada menjadi korporasi petani.

Mengakselerasi penumbuhan korporasi petani di Jawa tengah, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Korporasi Petani Tahun 2023 di Hotel Grand Wahid Salatiga. Rakor tersebut berlangsung selama 2 hari. yakni pada tanggal 11 sampai 12 Agustus 2023.

Baca Juga :  Bupati Luwu Utara, Dorong Penyuluh Ikut Program UMi

Menurut Opik Mahendra, Sub Koordinator Bina Usaha, Distanbun Jateng, peserta yang diundang dalam rakor tersebut adalah sebanyak 35 orang.  Mereka terdiri dari 2 gapoktan dari kabupaten Semarang, 1 gapoktan dari kabupaten Purbalingga, 1 gapoktan dari kabupaten Wonosobo dan 1 gapoktan dari kabupaten Brebes. Masing-masin gapoktan didampingi oleh Penyuluh Pertanian setempat dan Petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten.

Gapoktan yang terpilih untuk mengikuti rakor, adalah gapoktan yang telah mempunyai usaha bersama yang menonjol. Misalnya gapoktan dari kabupaten Semarang mempunyai usaha bunga potong Chrisant dan kopi. Gapoktan dari Purbalingga mempunyai usage gula kelapa, gapoktan Wonosobo mempunyai usaha salak organik dan gapoktan dari Brebes telah menangani beras.

Setiap sesi yang dilaksanakan dalam Rakor ini  terasa hidup dan diikuti peserta dengan penuh minat dan semangat.

Antusias peserta tidak lepas dari hadirnya para narasumber yang sangat mumpuni dibidangnya. Seperti Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi  Jawa Tengah, Eddy Sulistiyo Bramiyanto, SE., MM., yang membawakan materi “ Kelembagaan Koperasi dalam Menyokong Kesejahteraan Petani di Jawa Tengah”.

Pembicara lain ialah Akademisi dari UKSW Salatiga, Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM. dengan materi “Transformasi Kelembagaan Petani melalui Korporasi Petani dan Korporasi Petani sebagai Manajemen Unit Bisnis Petani”. Dan Praktisi Korporasi Petani, Direktur PT Padi Unggul Gemolong, Faqih Hanafi, yang membawakan materi “Dinamika Penguatan Korporasi Petani di Jawa Tengah”.

Kabid Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha, Dr. Dani Ramdani Harun, SP,M.Si  mengatakan penumbuhan dan transformasi  kelembagaan petani menjadi kelembagan ekonomi petani mempunyai tujuan agar dalam menjalankan usahanya petani mempunyai posisi tawar yang kuat.

“Sebab Korporasi tani atau korporasi pertanian mengacu pada bentuk organisasi atau entitas bisnis yang mengelola atau mengoperasikan kegiatan pertanian dengan skala yang lebih besar dengan pendekatan yang lebih efisien, lebih bisnis . Dalam konteks ini, pertanian diselenggarakan sebagai layaknya sebuah bisnis dan dikelola dengan tujuan mendapatkan keuntungan.” Ungkapnya.

Baca Juga :  Kalender Pemersatu Penyuluh Jateng

Dani menambahkan bahwa setelah kegiatan rakor tersebut, akan segera diikuti kegiatan selanjutnya berupa Bintek (Bimbingan teknis) dan fasilitasi legalitas korporasi. Sehingga pada tahun ini juga para gapoktan yang hadir dalam rakor diharapkan sudah bertransformasi menjadi korporasi petani yang kuat dan mandiri.

Beberapa ciri umum dari korporasi tani yang telah mapan antara lain Skala Besar dimana korporasi tani cenderung beroperasi dalam skala yang lebih besar daripada petani individual atau kelompok tani.

Memiliki manajemen profesional, karena korporasi tani biasanya dikelola oleh tim manajemen yang terlatih dan memiliki latar belakang dalam bisnis dan pertanian.

Ciri lain ialah korporasi tani dapat mengakses investasi dan pembiayaan dalam jumlah besar, baik dari lembaga keuangan maupun investor.

Dari segi teknologi dan inovasi, korporasi tani seringkali mengadopsi teknologi modern dan inovasi dalam produksi pertanian mereka serta sistem manajemen yang efisien.

Untuk pemasaran dan distribusi, korporasi tani memiliki akses yang lebih baik ke pasar dan jalur distribusi. Dan dalam segi keuntungan ekonomi, salah satu tujuan utama korporasi tani adalah untuk menghasilkan keuntungan ekonomi yang maksimal.

Namun perlu juga diwaspadai, karena ,korporasi tani juga dapat memunculkan beberapa tantangan, seperti dampak sosial dan lingkungan, ketergantungan pada teknologi tertentu, risiko pasar, dan masalah konsentrasi kekuasaan dalam industri pertanian.

Reporter : Djoko W

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini