Sinar Tani, Ungaran — Nilai jual hasil pertanian yang rendah membuat banyak petani di berbagai daerah menyerah. Untuk mengangkat posisi tawar petani, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, melalui Bidang Penyuluhan, Pemasaran dan Pengolahan Hasil, berupaya membantu petani membuka jalan pemasaran produk pertanian dan perkebunan dengan pemasaran langsung ke konsumen.
Langkah yang dilakukan ialah dengan menawarkan produk pertanian kepada konsumen potensial yaitu perhotelan yang ada di wilayah Jawa Tengah. Untuk tahap awal produk kopi dan sayuran dipilih sebagai percobaan. Bila pol aini dapat berjalan, kedepan akan dijadikan model percontohan untuk direplikasi di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Komoditas sayuran dari Kelompok Tani “Bangkit Merbabu” menjadi pembuka dan pertama untuk kegiatan ini. Sayur berkualitas dari Poktan Bangkit Merbabu menembus pasar Hotel Syariah “Lor In” sebuah hotel bintang 5 di Kota Surakarta.
Menurut Sub Koordinator Penyuluhan Distanbun Jawa tengah, Bayu Sasongko, SPt, MSi, untuk mempertemukan kemauan hotel sebagai user atau konsumen dengan kemampuan kelompok tani sebagai produsen, gampang-gampang susah.
“Beberapa syarat sederhana yang diajukan hotel, ternyata merupakan pekerjaan rumah besar yang tidak mudah dipenuhi oleh kelompok tani.” katanya.
Karena itu Tim Penyuluhan dari Distanbun tak segan turun langsung membina kelompok tani, untuk meningkatkan keragaan usaha tani, agar layak memenuhi standar SOP. Dilain sisi tim juga membantu menjabarkan kemauan konsumen (hotel) agar dapat dipahami dan di penuhi kelompok tani.
Sementara itu dilansir dari chanel youtube Distanbun Jateng, Executive Assisten Manager Hotel Lor In, Andi Yularto, mengatakan ketika Tim dari Distanbun Jateng menawarkan kerjasama dengan kelompok tani, pihaknya tidak ada keberatan sama sekali.
“Sudah 6 bulan ini kami membeli produk sayuran langsung dari kelompok tani. Kita saling menguntungkan.” ujarnya. Andi menyadari bahwa produk sayuran selama ini dipasok oleh para supplier-supplier adalah sudah tangan ke berapa.
Lebih lanjut Andi Yularto mengatakan, faktor utama pembelian sayur bagi hotel adalah kesegaran dan komitmen. Mudahnya hotel mau bekerja sama asal kelompok tani dapat memenuhi kebutuhan berbagai sayuran, dalam keadaan segar, sehat dan lumintu setiap waktu yang disepakati. Misalnya seminggu sekali atau 2 kali.
Ditanya tentang prospek petani milenial yang terjun di bisnis sauran, Andi Yularto menegaskan bahwa pintu masih terbuka lebar.
“ Dalam berbisnis kualitas komitmen terkadang lebih penting dari produk yang dihasilkan, sehingga untuk sukses, bangun kepercayaan dengan pembeli, bangun kepercayaan dengan mitra.” Katanya.
Andi menambahkan jika sudah punya produk bagus dan komitmen yang baik, maka semuanya akan berkembang, dari industri hotel saja kebutuhan sayur sangat tinggi.
Para petani di Kelompok Tani Bangkit Merbabu adalah petani-petani yang beruntung. Mereka sudah beberapa waktu mendapat pembinaan, baik yang berupa pelatihan maupun bantuan fisik, dari Distanbun Provinsi Jawa Tengah. Hal itu tak lepas dari tanggapan yang baik atas pembinaan yang dilakukan Dinas.
Dari petani dengan pola pertanian konvensional, mereka telah bertransformasi menjadi petani yang responsif terhadap teknologi dan inovasi baru. Baik di bidang budidaya tanaman, maupun inovasi dibidang pengolahan hasil dan pemasaran.
Sekarang kelompok tani ini mampu memproduksi aneka sayuran segar, ada 111 macam sayuran, yang siap panen setiap hari. Sayuran tersebut telah memenuhi syarat GAP (Good Agriculture Practices ) atau sistem budidaya sayuran yang baik dan benar yang sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur).
Untuk dapat panen setiap waktu, mereka mensiasati dengan menanam secara off session didalam rumah-rumah plastik yang dibuat dikebun sayur para petani. Saat ini sudah ada 30 titik rumah plastik yang dibangun Poktan Bangkit Merbabu.
Masing-masing rumah berukuran 7 x 32 meter yang dapat menampung kurang lebih 3.000 tanaman tergantung jarak tanam.
Kepala Bidang Penyuluhan, Pemasaran dan Pengolahan Hasil, Dani Ramdhani Harun, mengatakan bahwa kegiatan tersebut masih terus berlanjut pada tahun 2023 ini. Akan ditumbuhkan lagi kelompok-kelompok tani semacam Poktan “Bangkit Merbabu” untuk memperkuat posisi tawar petani.
Dilain sisi, juga akan dirintis, kerjasama dengan hotel-hotel, baru yang ada di berbagai kota di Jawa Tengah. Pasar spesifik semacam itu masih banyak yang bisa di coba, misalnya catering, asrama-asrama pendidikan kedinasan, rumah sakit dan lain-lain.
“Berbekal pengalaman merintis model kerjasana antara Hotel Syariah Lor In dengan Kelompok tani Bangkit Merbabu, kedepan pelaksanaan kegiatan serupa kami harapkan akan jauh lebih lancar.” ungkap Dani.
Ia juga mengatakan bahwa kegiatan ini juga sudah disosialisasikan melalui berbagai pelatihan, pertemuan dan media sosial.
“Semoga dapat menginspirasi teman-teman dinas di kabupaten dan kota di Jawa Tengah untuk mereplikasi, sehingga lebih banyak lagi kelompok-kelompok tani yang meningkat posisi tawarnya” pungkasnya.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Tokoh Papua Selatan Sebut Lumbung Pangan sebagai Kunci Ekonomi Baru untuk Kesejahteraan
KTNA NTB Siap Sukseskan PEDA 2025 dan PENAS 2026
Perhiptani Jambi Dukung Penyuluh Dibawah 1 Komando