Sinar Tani, Semarang — Rapat Koordinasi Penambahan Areal Tanam (PAT) Padi Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan di Balai Diponegoro, Makodam IV Diponegoro, Jl.Perintis Kemerdekaan, Watugong, Kec. Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. Rakor tersebut dihadiri langsung Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, B.Eng., MM., MBA.
Rakor yang membahas “Perluasan Areal Tanam (PAT) dan Pompanisasi untuk Mendukung Ketahanan Pangan” tersebut mengundang kurang lebih 500 orang Penyuluh Pertanian yang terpilih dari keseluruhan Penyuluh Pertanian yang ada di kabupaten dan kota se provinsi Jawa Tengah.
Rupanya bertemu langsung dengan Wamentan, dirasakan sebagai sebuah penghormatan dan kebanggaan. Sehingga meninggalkan kesan yang mendalam bagi para Penyuluh Pertanian. Mereka menamakan pertemuan ini “ Temu Masa Penyuluh Pertanian “ yang dikemas dalam Rapat Koordinasi
Seorang Penyuluh Pertanian, mencacat dengan rinci materi pembahasan beserta solusi yang ditawarkan dalam Temu Masa Penyuluh tersebut. Berikut Catatanya.
Temu masa Penyuluh Pertanian provinsi Jawa Tengah pada hari Jumat (02/08) lalu menghadirkan Nara sumber Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, B.Eng., MM., MBA , hadir pula Pj. Gubernur Jawa tengah, Komjen Pol. Drs. Nana Sudjana, MM., Plt. Sekjen Kementan, Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc., Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Dedy Suryadi, Ka.Pusluh Pertanian, Dr. Ir. Bustanul Arifin Caya., M.D.M, Assisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Prov. Jawa Tengah Dr. Ir. Sujarwanto, MSi, serta Ka.Distanbun Prov. Jateng, Supriyanto,SP., MP.,
Membangun komitmen
Kegiatan Temu Penyuluh Pertanian yang dikemas dalam rapat koordinasi dilaksanakan dalam rangka membangun komitmen untuk mendukung peningkatan produksi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian di Provinsi Jawa Tengah. Disamping itu, Temu Penyuluh juga ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan melalui perluasan areal tanam (PAT) yang didukung oleh kegiatan pompanisasi.
Bersama dengan jajaran di Kodam IV/Diponegoro, Wakil Menteri Pertanian optimis program Perluasan Areal Tanam yang didukung pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini, karena telah berjalan lebih cepat dan maksimal.
Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang indeks pertanamannya masih seratus (IP 100), namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan. Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam. dan menambah, dari panen sekali menjadi dua kali atau tiga kali.
Dari data yang ada, capaian penambahan luasan area tanam Jawa Tengah sudah lebih dari 100 ribu hektar, yang terluas secara nasional.Namun, jika dilihat dari persentase penambahan luasan lahan, Jawa Barat lebih tinggi dari Jawa Tengah.
Salah satu yang mendukung suksesnya penambahan area tanam secara signifikan adalah program pompanisasi. Tentunya, penambahan luasan area juga berdampak pada peningkatan hasil panen. Kendati demikian, menurut Sudaryono, capaian penambahan area tanam padi tersebut masih harus diakselerasi.
Ia menyebut terdapat tantangan musim hingga beberapa bulan ke depan yang harus dihadapi dalam upaya meningkatkan produksi pangan. Dalam mendukung kesuksesan program pompanisasi, Kementerian Pertanian telah membentuk Satgas Pompanisasi di berbagai wilayah di Indonesia.
Wamentan menyebut sekitar 1.500 pegawai Kementerian Pertanian, diberikan tugas tambahan untuk memastikan berjalannya program pompanisasi di masing-masing wilayah kecamatan.
Selain menyediakan cadangan pangan, menurut Wamentan, perluasan area tanam melalui program pompanisasi ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Sementara itu, Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi menambahkan realisasi penambahan area tanam padi di Jawa Tengah telah mencapai 110 ribu ha.
“Sudah terealisasi 68 persen dari target 159 ribu hektar. Pangdam IV/ Diponegoro memastikan upaya merealisasikan program tersebut hingga target dapat terealisasi.
Air, pupuk dan harga jual gabah.
Tujuan program pompanisasi, dalam rangka mendukung Perluasan Tanaman Padi dapat berhasil baik, perlu didukung dengan memperbanyak titik-titik sumber air, baik melalui pembuatan sumur dalam maupun sumur pantek. Hal ini perlu dilakukan agar mesin pompa dapat dimanfaatkan.
Terungkap pada pertemuan tersebut bahwa pada saat ini debet air pada sebagian besar sumber mata air semakin berkurang, karena dampak dari penebangan hutan/kayu besar secara liar, untuk itu perlu penghijauan guna mengembalikan debet sumber air.
Terungkap pula bahwa ketersediaan benih padi dengan varietas unggul baru (VUB) sangat terbatas pada Tingkat lapang, untuk itu perlu kiranya diperbanyak para penangkat benih padi agar para petani dengan mudah memperolehnya.
Kuota pupuk bersubsidi masih dirasa petani sangat terbatas, untuk itu perlu kemudahan dan pupuk tersedia dengan cukup.
Terakhir yang sangat penting adalah, pada saat panen raya perlu ada kebijakan yang mengatur sehingga harga gabah tidak terlalu rendah, agar para petani bisa memperoleh keuntungan yang wajar dari usahatani padi.
Reporter : Warsana/Djoko W
Persiapan Reklasifikasi, P4S Kabupaten Cilacap Diskusi di Kedai Ning Kopi
Perhiptani Jateng: BOP Rp 300 Ribuan, Jelas Tak Manusiawi Bagi Penyuluh Pertanian
Staf Khusus Menteri Pertanian Pantau Langsung Implementasi Pertanian Modern di Indramayu