Sinar Tani, Klaten — Sukses Panen Raya Padi IP400 di Klaten, Jawa Tengah ternyata tidak didapat dengan mudah. Ada petani-petani tangguh dan kompak yang tergabung dalam kelompok tani dalam menjalankan kegiatan pertanian. Apa rahasianya?
Hingar bingar panen raya IP 400 di Klaten, Jawa Tengah tersebut masih membekas tegas disetiap dada petani di desa Kalikebo, khususnya anggota Kelompok Tani “Rukun Tani”, lokasi yang terpilih sebagai tempat gawe besar tersebut diselenggarakan.
Betapa tidak, bagi setiap petani kedatangan musim panen padi merupakan peristiwa gembira yang selalu dinanti dengan penuh harap. Justru pada kali itu panen mereka di hadiri Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dan Bupati klaten, Sri Mulyani beserta jajaran pejabat.
Keberhasilan petani Klaten, yang diwakili Kelompok Tani Rukun Tani desa Kalikebo, kecamatan Trucuk tersebut memang pantas kalau mendapat pujian dari Menteri Pertanian. Program IP 400 yang dicanangkan pemerintah telah dilaksanakan dengan begitu apiknya dikelompok tani ini.
Koordinator Penyuluh Pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Trucuk, Klaten, Sudarno mengatakan bahwa kelompok Tani Rukun Tani telah melaksanakan program IP400 sejak akhir Desember 2021.
“Dari kurun akhir Desember 2021 sampai April 2023, mereka telah panen padi sebanyak 4 kali,” ucapnya.
Yang pertama ditanam varitas Inpari 32 (panen 100 HST), yang ke 2 varitas Pepe atau Sri Putih (panen 110 HST), yang ke 3 ditanam varitas Inpari 42 (panen 110 HST). Terakhir yang dipanen bersama Menteri Pertanian adalah varitas Pajajaran (panen 90 HST).
Menurut Sudarno pada pertanaman pertama benih padi dari swadaya petani. Sedang pada 3 MT berturut-turut kemudian benih mendapat bantuan penuh dari pemerintah.
Kelompok Tani Rukun Tani dapat melaksanakan program IP 400 dengan rapi, ternyata didukung dengan keragaan kelompok tani yang kuat. Dipimpin oleh Sarno Sartoyo, kelompok tani yang beranggotakan 160 petani ini dapat mengorganisasikan diri dengan solid.
Kepengurusan kelompok tani dibentuk sesuai kepentingan para anggota. Disamping ada Ketua, Sekretaris dan bendahara, seksi-seksi yang ada benar-benar mengakomodir kebutuhan anggota dalam berusaha tani.
Seperti seksi pembibitan, seksi pengolahan tanah, seksi pengairan, seksi RPH, seksi pemupukan, seksi pemasaran hasil dan seksi blok RT sawah.
Hamparan lahan milik anggota kelompok seluas 45 Ha dibagi menjadi beberapa blok RT sawah. Masing-masing blok mempunyai ketua.
Pertemuan kelompok tani dilakukan secara teratur, mulai dari pertemuan “Rembug Tani” yang melibatkan seluruh petani anggota 4 kali setahun, pertemuan pengurus kelompok tani sebulan 2 – 3 kali dan bisa bertambah sesuai situasi dan kondisi.
Dalam setiap pertemuan yang dilakukan Poktan Rukun Tani selalu mengundag Penyuluh Pertanian setempat.
Berkat kemantapan kerja kelompok, Poktan Rukun Tani juga menjadi lokasi UPJA (Unit Pelayanan Alan dan Mesin Pertanian) yang mengoperasikan hand tractor ( Traktor roda 2), tractor ( Traktor roda 4), transplanter, Hand Sprayer, Power Thresher dan APPO (Alat Pengolah Pupuk Organik) dan pompa air.
Semua unit alat dan mesin tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan usaha tani di kelompok Rukun Tani, bahkan sering membantu dikelompok tani lain.
Penyusunan RDK/RDKK (Rencana Definitif Kelompok/Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) selalu disusun dengan tertib untuk satu tahun kedepan.
Sehingga tiap petani di kelompok ini mengetahui apa yang akan dilakukan tahun depan, mulai dari ingin menanam apa, kapan mulai tanam, kapan panen, kebutuh benih, kebutuhan pupuk pestisida, yang telah disusun bersama berdasar kesepakatan.
Suksesnya program IP 400 di Poktan Rukun Tani juga disebabkan oleh berjalannya mesin kepengurusan dan kesadaran anggota dalam ber kelompok cukup tinggi.
Sudarno menuturkan, 15 hari sebelum panen, seksi pembibitan sudah melaksanakan pembuatan bibit padi (pesemaian) kelompok di pekarangan (system dapok). Varitas yang disemai sesuai kesepakatan kelompok.
“Pada saat panen tiba, petani panen dengan cara di sabit pada pangkal malai padi. Selanjutnya padi dirontok menggunakan power tresher milik UPJA. Selambatnya 2 hari setelah panen, tractor telah siap membantu petani utk pengolahan tanah,” tambahnya.
Pengaturan pengolahan tanah dengan tractor oleh seksi pengolahan tanah. Sementara itu, seksi pembibitan telah menyiapkan pesemaian padi di lokasi pembibitan sistem dapok di pekarangan. Sehingga paling lambat 10 hari setelah panen, lahan sawah telah siap untuk ditanami padi.
“Biasanya sebelum saat tanam, kelompok tani di komando oleh seksi pengairan bergotong royong membersihkan saluran air. Seksi pengairan bertanggung jawab menjaga pasokan air dan membagi secara merata kepada sekuruh petani,” ujarnya.
Ketika waktu tanam tiba, petani tinggal lapor kepada seksi pembibitan. Bibit siap tanam dikirim ke lahan sawah. Untuk tanah garapan seluas 1 patok ( kl 2.200 m²) petani hanya ditarik Rp 100.000,- sampai 150.000,- sesuai jumlah bibit yang diminta.
Penanaman bisa menggunakan alsin transplanter atau secara manual oleh regu tanam yang rata-rata sudah sangat terlatih. Baik tanam jajar system tegel 20 cm x 20 cm, atau jajar legowo 2 : 1
Berkurangnya alokasi pupuk urea dan NPK dari pemerintah, tidak begitu merisaukan mereka. Seperti diketahui alokasi pupuk urea bersubsidi yang tadinya 300 kg per Ha sekarang menjadi 200 kg per Ha. Pupuk NPK yang tadinya 150 kg per Ha sekarang menjadi 70 kg per Ha.
Untuk mempertahankan hasil produksi padi, mereka menambah aplikasi pupuk organic cair (POC). POC pilihan mereka adalah POC Urine, PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakter) dan Bacteria.
POC tersebut disemprotkan sebanyak 3 kali perlakuan selama pertanaman. Untuk menyemprotkan POC maupun pestisida, kalau diperlukan, para petani tinggal lapor ke seksi RPH.
Disana telah dibentuk RPH (Regu Pengendali Hama dan Penyakit Tanaman) dengan anggota sebanyak 20 orang. Regu ini siap melaksanakan penyemprotan dengan menggunakan power sprayer milik UPJA. Petani tinggal membayar jasa Rp 35.000 – Rp 40.000 per patok.
Dengan budidaya berkelompok semacam itu, pada panen kali ini rata-rata produksi padi varitas Pajajaran dapat mencapai 8 ton GKP per Ha. Ini termasuk produktivitas yang baik untuk panenan MT 1. Biasanya panenan MT 2 nanti produktivitas akan lebih baik.
Harapan baru untuk meningkatkan produksi timbul lagi di kelompok Rukun Tani. Karena perlakuan dengan elisitor biosaka di lahan bengkok seluas 2 Ha, pada musim yang sama dengan varitas yang sama, ditanam secara jajar legowo 2 : 1, dapat menghasilkan produktivitas 9 ton GKP per Ha.
Sudarno mengatakan, kelompok-kelompok tani di wilayah kerjanya akan mengaplikasikan biosaka di musim tanam 2 nanti
Reporter : Djoko W
Staf Khusus Menteri Pertanian Pantau Langsung Implementasi Pertanian Modern di Indramayu
Kolaborasi Kementan dan HIMPUNI, Dorong Transformasi Pertanian Modern di Indonesia
DPW Perhiptani NTB Dikukuhkan, Semangat Baru untuk Pertanian Berkelanjutan