Sinar Tani, Batu – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mendorong petani untuk dapat lebih masif mengakses permodalan, utamanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mengembangkan usahanya di sektor pertanian secara mandiri.
Pemerintah menyediakan plafon KUR sebesar Rp 450 triliun atau meningkat 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp 373 triliun. “Khusus KUR sektor pertanian ditargetkan bisa mencapai angka Rp 103 triliun di mana salah satu sasarannya adalah petani milenial,” kata Mentan Syahrul.
Sejalan dengan itu, Badan Penyuluhan dan Pengembanga Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen melahirkan melahirkan trainer (pelatih) yang andal dalam mendampingi petani dalam mengakses permodalan.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, Training of Trainer (ToT) dilakukan untuk mengisi kebutuhan trainer yang selama ini masih kurang dan diharapkan makin banyak penerima manfaat yang merasakan manfaat pendampingan dari trainer.
“Trainer jangan hanya menjadi trainer pada saat program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS) saja, tapi juga seterusnya be Trainer for Life,” ucap dia.
Lebih lanjut dikatakan Dedi bahwa petani harus memiliki kemampuan manajerial yang memadai, terlebih menyangkut keuangan. “Untuk itu, segala sesuatunya harus dilakukan dan tercatat cermat,” ucap Dedi.
Dedi menambahkan, pertanian modern memang membutuhkan pencatatan keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi. Sebab, usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu.
“Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat,” tegas Dedi.
Kementan menutup ToT Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis bagi Calon Pelatih (Trainer) Keuangan pada empat kabupaten program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS) di wilayah Jawa Timur, Jumat (17/3).
Kegiatan pelatihan ToT Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis bertujuan meningkatkan kemampuan menjadi pelatih serta pendamping petani milenial, dengan mengimplementasikan cara membuat proposal yang baik agar dapat mengakses permodalan, utamanya KUR.
Sebagai bentuk komitmen tersebut, Kementan bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) mencanangkan program bagi regenerasi petani melalui YESS.
Sasaran program YESS adalah pemuda berusia 17-39 tahun yang berdomisili 4 Provinsi lokasi Program YESS (Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan) di 15 Kabupaten.
Program YESS bertujuan mencetak petani milenial dan meningkatkan kapasitas maupun kompetensinya serta mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti berharap materi yang diterima dapat di terapkan oleh para calon trainer di tempat asal mereka masing-masing.
“Dari materi yang diajarkan, saya harap dapat di terapkan pada petani penerima manfaat di daerahnya masing masing. Ikuti panduan yang sudah diajarkan pemateri dan pastikan bahwa penerima manfaat benar benar mempunyai usaha” papar Santi
“Sebagai pendamping untuk petani, harus mampu membantu dalam hal manajerial usaha dan membantu dalam akses permodalan, utamanya KUR,” ucap Santi, yang juga Direktur Program YESS.
Sebagai informasi kegiatan ToT berlangsung di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Jawa Timur dimulai pada 14 sampai dengan 18 Maret 2023.
ToT diikuti sebanyak 81 peserta yang terdiri dari Staf Business Development Service Provider (BDSP) dan Financial Advisor yang berasal dari Kabupaten Malang (31 Orang), Kabupaten Pasuruan (22 Orang), Kabupaten Tulungagung (17 Orang) dan Kabupaten Pacitan (11 Orang).
Sinergi Kementan dan Pemkab Banjar: Replikasi Program Regenerasi Petani Milenial
Kementan Tingkatkan Regenerasi dan Modernisasi Pertanian di Kalimantan Selatan
Lewat Bimtek Pemagangan, Kementan Siapkan Generasi Milenial Tani Kalsel