Sinar Tani, , Denpasar—Peran Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) bukan sebagai pelaku utama, tapi juga pelaku usaha, bahkan penyuluh bagi petani. Karena itu, P4S adalah pelopor dan motivator, serta motor penggerak pedesaan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, ciri utama P4S adalah inovasi yang menonjol, sehingga P4S memiliki peran yang luar biasa dalam penggerak pertanian di pedesaan.
P4S juga sebagai pelaku usaha pertanian, juga pelaku utama. Selain itu P4S adalah penyuluh yang melakukan resonansi dan aktivitas pengajak masyarakat sekitar untuk menggenjot pertanian dengan memanfatakan teknologi pertanian terkini.
“Saya sering membayangkan, SDM pertanian di Tanah Air tidak boleh kalah dari AS, China, Eropa dan negara yang maju pertaniannya,” katanya saat Forum Nasional (Fornas) P4S dan Magang Petani di Denpasar, Senin (26/9).
Ternyata, Dedi melihat, suatu negara ditentukan sektor pertanian. Semua negara maju di dunia justru diawali dari majunya pertanian. Namun majunya sektor pertanian diawali bukan dari alat mesin pertanina atau sarana pertanian. “Sesungguhnya majunya sektor pertanian dari SDM,” ujarnya.
Karena itu Dedi berharap, P4S sebagai garda terdepan yang menjadi pelopor, motivator dan motor penggerak utama dalam pembangunan pertanian. Apalagi P4S memiliki kelebihan dari penyuluh PNS, P3K atau THL-TBPP, karena mempunyai frekuensi sama dengan petani.
“Pengelola P4S adalah petani yang maju, agresif dan adaptif dalam perubahan, karena satu frekuensi dengan petani, sehingga transfer pengalaman dan semangat lebih mudah dari penyuluh,” tuturnya.
Saat yang sama menurut Dedi, P4S adalah pelaku utama yang bukan hanya di berusaha di on farm (tanam dan panen), tapi juga sebagai pelaku usaha. P4S menginsiasi bisnis pertanian, sebagai pelopor dalam pengolahan produk pangan yang memberikan nilai tambah. “Saya melihat P4S tak sekedar mampu membuat produk yang keren, tapi juga olahanya juga keren. Ini luar biasa,” katanya.
Dedi mencontohkan, ada P4S yang mampu mengolah dari jagung menjadi nasi jagung. Dari umbi-umbian, singkong dan sagu menjadi produk pangan turunan yang memberikan nilai tambah. “Bahkan bukan hanya di konsumsi di Bali, seperti salak, tapi juga ke Jawa, dan diekspor ke China. Ada P4S yang mengolah maggot menjadi tepung, akan ternak, bahkan minyak maggot yang diekspor,” ujarnya.
Jadi Dedi menegaskan, ciri utama P4S bukan hanya pelaku usaha, tapi juga pelaku utama. Karena itu, sebagai penyuluh, P4S harus menjadi inovator bagi petani. P4S juga menjadi pusat pembaharuan pedesaan. Sebab, pedesaan ibarat atau identik dengan pertanian.
“Lahan pertanian ada dipedesaan. Jadi berbicara membangun pedesaan, maka gerakan P4S adalah membangun pertanian. Sebagai pelaku utama tidak lain adalah P4S,” tuturnya. Dengan demikian, Dedi kembali menegaskan, P4S harus menjadi agen pembaharuan pedesaan.
Reporter : Julian
Baca juga
Demi Ketahanan Pangan, Polbangtan Kementan Turun Gunung ke Jambi Genjot LTT dan Oplah
Polbangtan Kementan Perkuat Koordinasi dengan Pendamping Brigade Pangan di Muaro Jambi
MAF 2025: Saatnya Petani Milenial Ambil Alih Ketahanan Pangan Nasional