Sinar Tani, Cilacap — Ratusan peserta dari berbagai latar belakang antusias mengikuti pelatihan pembuatan elisitor Biosaka yang digelar Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wanareja. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Milad Muhammadiyah ke-122 dan berlangsung di Open Hall MasjidMu Al Amin, Cukangleuleus, Adimulya, Wanareja.
Peserta pelatihan terdiri dari 50 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), 10 anggota Komunitas Organik, 50 Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Wanareja, serta 40 peserta dari Jatam PCM se-Kabupaten Cilacap.
Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pertanian Cilacap dengan Majelis Ekonomi, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), dan Jatam PCM Wanareja.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Melati Asih Budiarti, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan PCM Wanareja bertujuan untuk memperluas manfaat pelatihan ini.
“Kami ingin pelatihan ini diikuti oleh lebih banyak peserta. Karena keterbatasan dari sisi kami, maka kami menggandeng PCM Wanareja. Kami juga menghadirkan Muhammad Ansar Yusuf Wibisono sebagai narasumber utama dalam pelatihan Biosaka ini,” ujarnya.
Menurut Melati, setiap Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kabupaten Cilacap diwajibkan mengirimkan dua peserta, yakni satu penyuluh dan satu petani yang sudah mengaplikasikan Biosaka.
“Harapan kami, ilmu yang didapat dari narasumber bisa diteruskan peserta kepada lingkungan masing-masing. PPL bisa menyampaikan kepada rekan-rekannya, dan petani bisa berbagi dengan kelompok tani mereka,” tambahnya.
Dalam pelatihan tersebut, Muhammad Ansar Yusuf Wibisono menekankan bahwa Biosaka merupakan metode sederhana namun ilmiah yang mendorong petani untuk kembali bertani secara alami.
“Apapun yang terjadi dengan Biosaka, intinya adalah menyelamatkan alam. Mari kembali ke Al-Qur’an. Saya siap menjelaskan konsep ini kepada siapa saja,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan besar Biosaka adalah menyadarkan petani bahwa profesi mereka sangat mulia, dan Indonesia berpotensi menjadi lumbung pangan dunia di masa depan.
Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Cilacap sekaligus anggota MPM PCM Sampang, Ruswanto, mengapresiasi pelatihan ini.
“Pelatihan ini sangat bagus karena menyadarkan petani untuk kembali ke metode pertanian alami. Narasumber menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup memiliki gelombang tertentu yang bisa menjadi alat komunikasi, konsep yang menarik dan relevan bagi petani untuk memperbaiki cara budidaya,” ungkapnya.
Ketua PCPM Wanareja, Darindi, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan inisiatif PCM Wanareja untuk memeriahkan Milad Muhammadiyah ke-122.
“Kami bersyukur bisa berkolaborasi dengan Dinas Pertanian untuk menyelenggarakan kegiatan ini demi mendukung pertanian berkelanjutan,” tutupnya.
Reporter :Wasis
Baca juga
Gelar Pelatihan Advokasi dan Jurnalistik, ISMPI Siapkan Mahasiswa Pertanian Hadapi Perubahan
Tingkatkan Kualitas Tembakau, Petani Sinjai Dilatih Blending dan Diversifikasi Produk
Manajemen Pendampingan Pompanisasi, Kementan Siapkan Tim Terlatih untuk Petani