Sinar Tani, Luwu Utara — Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Luwu Utara menggelar Pelatihan Tematik pembuatan Pupuk Organik Cair untuk para petani. Kegiatan dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Malangke Barat (Malbar)
Pelatiahn pembuatan Plant Growth Promoting Rhizobakteri (PGPR) dan Pupuk Organik Cair (POC) diikuti 25 peserta yang sebagian besar dari kalangan petani milenial. Ini merupakan perwakilan dari masing-masing desa yang ada di Malangke Barat.
Koordinator BPP Malangke Barat, Ambottang, berharap peserta yang merupakan perwakilan masing-masing desa dapat mentransfer ilmu yang didapatkan dalam pelatihan ini.
“Tentu kita berharap ini tidak sampai di sini. Setelah ini, mereka nanti akan melakukan kegiatan yang sama di desa masing-masing, tentu dalam bimbingan dari kami,” kata Ambottang.
Dikatakannya, pelatihan pembuatan PGPR dan POC ini tidak terlepas dari fenomena adanya keterbatasan jatah pupuk subsidi, sehingga dengan pelatihan tematik khusus pembuatan pupuk organik ini, diharapkan menjadi solusi tepat untuk mengatasi keterbatasan pupuk.
“Jatah pupuk berkurang, makanya kita mengadakan pelatihan tematik ini,” terangnya.
Sementara itu, Fungsional Kabupaten Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian, Ikbal, menyebutkan bahwa pelatihan tematik ini dilakukan serentak di semua kecamatan di Luwu Utara.
“Kegiatan Pelatihan Tematik ini adalah program kabupaten yang kita lakukan di semua kecamatan. Kalau di Malangke Barat ini, kita fokus pada pembuatan pupuk organik,” jelasnya.
Ikbal berharap dengan pelatihan ini, para petani dapat menggunakan pupuk organic disamping penggunaan pupuk kimia.
Ikbal mengatakan, kebutuhan pupuk subsidi di Indonesia semakin terbatas, sehingga dengan pelatihan ini diharap dapat menjadi solusi terbaik bagi petani dalam melakukan budidaya tanaman.
“Nah, dengan jalan ini kita harap bisa membantu petani memperkenalkan pupuk organik, sehingga pupuk ini bisa diproduksi dan dimanfaatkan sendiri,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, pengamat POPT Kecamatan Malangke dan Malbar, Guntur Bardin, menjelaskan bahwa pembuatan PGPR dan POC ini tidak terlalu sulit, karena semua alat dan bahannya bisa didapatkan di lingkungan sekitar.
“Pembuatan PGPR dan POC ini adalah salah satu alternatif untuk mencegah serangan penyakit pada tanaman,” ucap Guntur.
Hal itu, kata dia, sudah dibuktikan di BPTH Kabupaten Maros. “Pembuktian bahwa PGPR dan POC ini mampu mengatasi berbagai jenis penyakit pada tanaman itu sudah dibuktikan oleh BPTH Maros melalui kegiatan kajian yang telah dilakukan.
“Kenapa ini kita sosialisasikan karena menurut hasil kajian BPTPH Maros beberapa waktu bahwa ini salah satu alternatif yang bisa mengendalikan penyakit dalam tanah untuk mencegah berbagai penyakit yang da dalam tanah. Sementara POC sendiri adalah pupuk perangsang tumbuh agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan sehat,” pungkasnya.
Dikutip berbagai sumber bahwa Bakteri PGPR itu hidup berkoloni di sekitar perakaran tanaman dan bersifat menguntungkan bagi tanaman. Bakteri ini memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman dan memberi keuntungan bagi proses fisiologi tanaman. Akar adalah sumber kehidupan, di sana terjadi pertukaran udara, unsur hara, dan dekomposisi.
Reporter : Suriady
Baca juga
Tingkatkan Kualitas Tembakau, Petani Sinjai Dilatih Blending dan Diversifikasi Produk
Kolaborasi Distan Cilacap dan Muhammadiyah Dukung Pertanian Ramah Lingkungan
Manajemen Pendampingan Pompanisasi, Kementan Siapkan Tim Terlatih untuk Petani