Sinar Tani, Kendal — Tingkatkan pendapatan masyarakat desa Tampingwinarno, mahasiswa Universitas Dipenogoro (Undip) terjun langsung lakukan pendampingan. Lewat program bertajuk Desa Wirausaha, mereka mencoba meningkatkan nilai tambah singkong yang menjadi komoditas utama.
Sebanyak 13 mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP), rela berbaur tinggal didesa selama 4,5 bulan.
Kegiatan belajar ke kampus kehidupan nyata, sekalian menyumbangkan waktu, tenaga dan ilmu yang mereka miliki tersebut dilakukan mulai bulan Juli sampai bulan November 2023 yang akan datang.
Biasanya pada hari Jumat siang, mereka berangkat bersama dari kampus yang berada di Tembalang Semarang. Menempuh jarak kurang lebih 70 km , untuk menuju desa Tampingwinarno, kecamatan Sukorejo, kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Para mahasiswa akan tinggal dan berinteraksi langsung dengan penduduk untuk mencoba menggali potensi, permasalahan, serta peluang agribisnis yang ada didesa untuk kemudian mencari solusi.
Koordinator kegiatan Edward Suryawijaya bahwa ia dan teman-temannya sedang berupaya untuk merealisasikan hasil FGD yang pernah dilaksanakan pada bulan Februari 2023.
Ditambahkan mahasiswa semester 4 prodi Agribisnis FPP ini, FGD tersebut dinilai cukup valid karena dilakukan oleh para pakar dari Undip, BRIN Jateng dan Pemda Kabupaten Kendal.
Untuk mencapai tujuan kegiatan, Surya dan 12 temannya yang berasal dari Fakultas Peternakan dan Pertanian, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Fakultas Teknik Komputer, membagi diri menjadi 3 kelompok.
Kelompok pertama menangani bidang diversifikasi di pimpin oleh Dian Putri, kelompok kedua menangani bidang digitalisasi dipimpin Fadhil Hadrian dan kelompok ketiga menangani bidang media dan pemasaran dipimpin M. Nizam Hanif.
Gerak langkah para mahasiswa ini juga didampingi Agus Subhan Prasetyo, S.P., M.Si.sebagai dosen pembimbing.
Berdasarkan survey dan hasil FGD mereka menetapkan program “Desa Wirausaha” sebagai tema, dengan kegiatan awal berupa “peningkatan nilai tambah pertanian singkong atau ubi kayu”.
Maka dicermatilah agribisnis ubi kayu yang terjadi di desa Tampingwinarno. Dari hulu sampai ke hilir.
Satu per satu fakta mulai terbuka dimana tanaman ubi kayu didesa tersebut memang merupakan tanaman yang di budidayakan secara luas disamping jagung.
Hasil panen berupa umbi singkong biasanya dijual langsung ke pedagang pengumpul, dikonsumsi berupa singkong rebus. Dengan cara ini para petani singkong hanya mendapat keuntungan tak seberapa, apabila dikalibrasi dengan waktu 7 – 9 bulan umur tanaman singkong.
Namun ada juga warga yang telah mengolah umbi singkong menjadi keripik singkong didesa ini. Usaha ini masih di kerjakan dalam skala kecil dan dipasarkan secara tradisional. .
Untuk memecah kebekuan ide pengembangan agribisnis singkong, para anak muda yang masih enerjik dan penuh semangat ini pada tanggal 7 Agustus lalu menyelenggarakan Edukasi dan pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Singkong di balai desa Tampingwinarno.
Sebagai nara sumber mereka menggandeng para dosen pembimbing, petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Kendal.
Pelatihan diikuti 45 peserta, wanita dan pria yang terdiri dari anggota Tim Penggerak PKK Desa Tampingwinarno, anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Anugerah Tani Makmur, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Kencana Tani, dan anggota Karang Taruna Tunas Muda.
Pada kesempatan tersebut disampaikan oleh Tim bahwa Potensi sumberdaya lokal di Desa Tampingwinarno yang terdiri dari komoditas singkong, jagung, dan telur ayam selama ini belum dapat dioptimalkan oleh masyarakat menjadi penggerak perekonomian desa yang signifikan.
Hasil pertanian dan peternakan yang ada hanya dijual mentah kepada tengkulak, sedangkan melalui proses pengolahan yang tepat, komoditas tersebut dapat menambah nilai jual dengan signifikan
Dr. Ir. Wulan Sumekar, M.S. menyampaikan mengenai pentingnya pengguatan kelompok di Desa Tampingwinarno.
Harapannya dalam tujuan bersama untuk mengoptimalkan aktivitas perekonomian demi kesejahteraan masyarakat Tampingwinarno tersebut, pelaku usaha, calon pelaku usaha, dan masyarakat dapat bersinergi bersama di bawah naungan sebuah kelompok wirausaha yang ada
Agus Subhan Prasetyo, selaku dosen pembimbing juga mengungkapkan bahwa pembentukan kelompok wirausaha di Tampingwinarno diperlukan dalam revitalisasi peran wirausaha di desa untuk kesejahteraan bersama segenap masyarakat desa.
Kegiatan sosialisasi tersebut kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan Diversifikasi Olahan Pangan Berbahan Dasar Singkong. Disana peserta ditunjukkan bahwa tepung mokaf, yang merupakan olahan singkong, dapat dijadikan bahan dasar bermacam kue dan roti.
Pada pelatihan tidak lupa diperagaakan pengolahan singkong menjadi tepung mocaf yang disampaikan oleh staf dosen program studi S1 Agribisnis, Migie Handayani, S.Pt., M.Si.
Kegiatan para mahasiswa universitas negeri tertua di Jawa Tengah tersebut dapat terlaksana atas dukungan dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Reporter : Djoko W
SMKN H. Moenadi, Didik Petani Muda dengan Sentuhan Teknologi
Polbangtan Kementan dan Distanhortbun Bogor Kolaborasi untuk Tingkatkan Pertanian Berkelanjutan melalui Program PAT
Mendorong Pertanian Modern, Kolaborasi Multipihak di Kapuas