Sinar Tani, Ungaran — SMKN H. Moenadi kembali menorehkan sejarah, sebagai Sekolah Menengah Pertanian yang pertama kali memiliki fasilitas Indoor Farming. Sebuah sistem pertanian modern ditopang peralatan yang mampu memanipulasi semua kebutuhan tanaman. Baik nutrisi, air, suhu udara, kelembaban, O2 dan termasuk kebutuhan cahaya untuk assimilasi daun.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Jepang, indoor farming sudah menjadi andalan. Bahkan untuk negara tetangga, yakni Singapura, indoor farming sudah mampu menghasilkan 54 ton sayur setiap tahunnya. Sedangkan di Jepang, teknik ini sudah memberikan hasil yang lebih banyak lagi.
Lahan dengan hanya 2.300 meter persegi saja sudah mampu menghasilkan 10.000 pucuk selada setiap harinya dimana hasilnya adalah 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan teknik tradisional.
Indoor farming merupakan salah satu bentuk pertanian modern secara vertikal yang dapat dilakukan juga di Indonesia.
Usaha tani ini dapat dilakukan di dalam ruangan tanpa harus menggunakan lahan yang luas dan berlumpur. Indoor farming menggunakan teknik controlled-environment agricultural (CEA), yakni mulai dari suhu, kelembaban, dan cahaya dapat dikontrol dengan ketat.
Perubahan iklim serta hujan terus menerus, yang dapat merusak tanaman, bukan lagi merupakan suatu ancaman dalam sistem indoor farming, sehingga tidak akan ada gagal panen akibat cuaca extrim. Produk yang dihasilkan indoor farming tidak kalah dengan pertanian biasa.
Teknik indoor farming ini banyak memiliki keunggulan antara lain dapat meningkatkan produktivitas, menghasilkan sumber makanan yang sehat dan bebas hama, bahkan dapat mengurangi biaya dalam hal transportasi dan bahan bakar.
Selain itu, dengan semakin terbatasnya lahan di Indonesia, petani tidak perlu lagi khawatir karena indoor farming bisa dilakukan di berbagai tempat misalnya di gedung yang tinggi, di atap rumah, di basement, truk container.
guru praktek di SMKN H. Moenadi, Taat Sutarso, STP menuturkan bahwa dalam kerja sama dengan PT. Farmhill, disamping menerima hibah hardware, mereka juga menerima transfer teknologi indoor farming.
“ Beruntung kami telah punya pengalaman bercocok tanam system hidroponik dengan system ducth box di green house, sehingga tidak terlalu gagap menerima teknologi indoor farming” ucapnya.
Baru-baru ini green house dikebun praktek SMKN H. Moenadi telah berhasil memanen melon super sekitar 700 butir. “ Dari mencoba beberapa kali, kami telah menemukan formulasi teknologi yang tepat untuk bertanam melon secara hidroponik di green house” ujarnya.
Untuk yang pertama ini di indoor farming telah ditanami strawberi super.
“ Harga bibit strawberi ini cukup mahal, sehingga pada periode ini tanaman belum dibuahkan, tetapi konsentrasi memperbanyak tanaman dengan cara perbanyakan vegetative” terang Taat Sutarso.
Zaky, aulia, jelita dan beberapa siswa lain yang sedang berada di indoor farming, menyatakan bahwa mereka senang sekali dengan adanya fasilitas ini.
“Ini pertanian yang keren, bersih, tidak berpanas-panas dan menantang” kata mereka.
Ketika ditanya apakah setelah lulus ingin bekerja menekuni indoor farming, para siswa menjawab kompok tidak dan lebih memilih tuntuk meneruskan sekolah ke perguruan tinggi,
Ternyata fasilitas indoor farming belum banyak dimiliki oleh Lembaga Pendidikan Pertanian di Indonesia. Beberapa SMK, bahkan Fakultas Pertanian telah studi banding untuk meninjau Indoor farming SMKN yang berada di Jalan Panjaitan, Ungaran, Jawa Tengah ini.
Tak kurang para alumni yang telah lulus 50 tahun lalu juga tertarik mengunjungi, sambil ikut berbangga hati.
Kelemahan
Meski memiliki banyak keunggulan, teknik indoor farming juga tetap memiliki kelemahan. Untuk bisa menjalankan sistem indoor farming ini, biaya yang harus dikeluarkan cukup tinggi, seluruh sistem menggunakan teknologi tinggi, software, dan hardware sehingga biaya untuk operasional sistem ini relatif mahal
“ Untuk penyediaan energi listrik, dipasang meteran listrik tersendiri dengan kapasitas daya 9.000 kWh” jelas Taat Sutarso.
Kelemahan lainnya adalah teknik ini dianggap menghasilkan CO2 yang lebih banyak dibandingkan dengan pertanian sawah sehingga sampai saat ini, masih banyak yang kontra dan menuai perdebatan.
Gedung SMK PK “Indoor Farming” SMK Negeri H. Moenadi diresmikan oleh Direktur SMK Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Dr. Wardani Sugiyanto, M.Pd di Ungaran, Kabupaten Semarang, pada hari Kamis tanggal 26 Januari 2023 lalu.
Kepala SMK Negeri H. Moenadi Ungaran, Imro’atul Azizah, S.Pd, M Si mengatakan bahwa ada misi untuk penyiapan kurikulum pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan masa depan. Dalam hal ini adalah mengembangkan pertanian dengan sentuhan teknologi modern.
Hal tersebut telah diwujudkan dengan menggandeng PT. Kebun Bumi Lestari atau lebih dikenal dengan Farmhill. Kerja sama ini berupa penyediaan sarana berupa gedung Indoor Farming, pelatihan dan pemasaran bagi produk yang dihasilkan dari kebun indoor dan green house.
Reporter : Djoko w
Baca juga
Cetak Mahasiswa Jadi Pengusaha Sukses, Polbangtan Kementan Gandeng PT Mandiri Banana Indonesia
Demi Ketahanan Pangan, Polbangtan Kementan Turun Gunung ke Jambi Genjot LTT dan Oplah
Polbangtan Kementan Perkuat Koordinasi dengan Pendamping Brigade Pangan di Muaro Jambi