18 Maret 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Senyum Petani Lakbok Panen Padi Hibrida

Senyum Petani Lakbok Panen Padi Hibrida

Petani bersama Kepala Pusat Penyuluhan, Bustanul Arifin Caya dan Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya | Sumber Foto:Julian

Sinar TaniCiamis—Raut wajah Susanto menampakan rasa syukur ketika Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya datang untuk menggelar panen di lahan demfarm padi hibrida di desanya. Usahanya menjaga tanaman padi dari ancaman kekeringan dan serangan hama wereng batang cokelat akhirnya membuahkan hasil.

Hasil panen padi hibrida varietas Hipa 21 di lokasi Demfarm Kelompok Tani Mekarjaya III di Desa Baregbeg, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dengan luasan lahan 47 ha mencapai 9,6 ton/ha gabah kering panen (GKP). Angka tersebut jauh lebih tinggi dari padi inbrida yang rata-rata hanya 5-6 ton/ha.

“Dalam demfarm ini petani diajarkan bagaimana mengenal padi hibrdia. Padi unggul, yang rasanya pulen dan wangi, serta dapat meningkatkan produksi,” kata Pojo sapaan Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya III kepada Tabloid Sinar Tani di sela-sela Farm Field Day Demfarm Padi Hibrida Hipa 21 di Desa Baregbeg, Kecamatan Lakbok, Ciamsi, Jumat (30/9).

Susanto mengakui, ada selisih yang cukup besar antara padi hibrida dengan padi inbirda yang biasa ditanam petani. Namun menurutnya, dalam budidaya padi hibrida petani masih memerlukan bimbingan, terutama saat menyiapkan bibitnya. “Kendala petani saat tanam kemarin adalah kekurangan air karena ada pembangunan saluruan irigasi dan serangan hama wereng batang cokelat,” katanya.

Namun semua kendala tersebut akhirnya bisa dilewati. Bekerjasama dengan penyuluh, petani mengatasi serangan hama dengan gerakan pengendalian. Sedangkan masalah pasokan air, petani memanfaatkan pompa dengan mengambil air dari rawa yang ada dekat lahan petani.

Dari hasil ubinan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ciamis pada 29 September, pada lokasi ubinan (2,5 x 2,5 meter) lahan milik Sutira dengan luas 50 bata atau 700 meter persegi, varietas padi Hipa 21 menghasilkan 5,4 kg. Sedangkan lokasi ubinan lahan milik Soimah seluas 50 bata menghasilkan 7,08 kg. Adapun ubinan di lahan Warto dengan luas lahan 80 bata (1.120 meter persegi) menghasilkan 5,68 kg.

Baca Juga :  Persiapan Musim Tanam, Perhiptani Jateng Bekali Penyuluh Mitigasi Perubahan Iklim

Kepala BPS Kabupaten Ciamis, Dadang Darmansyah mengatakan, dari hasil ubinan di tiga lokasi demfarm padi hibrida Hipa 21 dapat disimpulkan, rata-rata produktivitas mencapai 6,04 kg atau 9,6 ton/ha. Jika dikonversi dalam satuan gabah kering giling, maka produktivitas tanaman sebesar 8,3 ton/ha. “Jika melihat kondisi selama pertanaman, maka produktivitas yang dihasilkan cukup tinggi,” katanya.

Demfarm di Lokasi IPDMIP

Demfarm padi hibrida tersebut merupakan salah satu lokasi proyek Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP). Pada Tahun 2022, pemerintah menetapkan tiga lokasi demfarm padi hibrida. Selain di Ciamis, ada juga di Kabupaten Banyuasin (Sumatera Selatan) dan Kabupaten Bone (Sulawesi Selatan).

Dalam program ini pemerintah membangun model kemitraan agribisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Salah satu model yang diintroduksikan adalah pertanian terpadu sensitif gizi (Integrated Farming System Sensitive Nutrition). Kegiatannya melalui, kemitraan berbasis closed loop melalui metode Demonstrasi farming (Demfarm) Padi Hibrida.

Kepala Pusat Penyuluh Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengatakan, Kabupaten Ciamis merupakan salah satu lokasi percontohan demfarm IPDMIP. Dalam program tersebut, pemerintah berusaha mentranfer teknologi dan pemanfaatan bioscience dan bioteknologi untuk mendongkrak produktivitas pertanian.

“Dari hasil ubinan ternyata gabah kering panen 9,6 ton/ha. Diharapkan kegiatan ini, produktivitas meningkat dan hasil bisa dipasarkan, sehingga kesejahteraan petani pun meningkat,” ujarnya.

Bustanul menegaskan alasan mengapa dibudidayakan padi hibrida, karena potensi produktivitasnya cukup tinggi mencapai 11 ton/ha. Namun dari hasil ubinan masih 9,6 ton/ha, karena ada kendala pengairan dan serangan hama penyakit. “Namun dari hasilnya tidak begitu menganggu dan masih cukup tinggi,” katanya.

Ke depan Bustanul mengakui, penggunaan padi hibrida memang belum banyak dibudidayakan petani. Untuk itulah perlu dilakukan sosialisasi lebih masif ke petani. “Saat ini memang petani masih banyak menanam padi inbrida. Dengan luas lahan yang kian terbatas, maka salah satu cara mendorong peningkatan kapasitas produksi dengan padi hibrida,” tuturnya.

Baca Juga :  Sambangi Kementan, Perhiptani Jateng dan Jabar Sampaikan Kondisi Penyuluh di Lapangan

Dengan budidaya padi hibrida yang memang berbeda dengan inbrida, Bustanul berharap peran penyuluh untuk membantu mengedukasi petani agar terbiasa dan mengikuti rekomendasi. “Secara substansi sebenarnya sama saja, tapi memang untuk mendapatkan benih padi lebih sulit,” katanya.

Dongkrak Perekonomian

Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya berharap, panen raya di lokasi demfarm IPDMIP ini dapat mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya petani di Ciamis. Meski hambatan dan tantangan yang dihadapi petani saat musim tanam cukup memprihatinkan, namun hasil panen masih cukup baik.

“Faktor iklim atau cuaca di Lakbok memang sangat mempengaruhi produksi padi. Misalnya, sempat 1-2 minggu hujan, kemudian berlanjut kemarau  yang menyebabkan lahan kekeringan,” katanya.

Karena itu Hardiat menegaskan, pihaknya kini fokus membangun pertanian, baik memperbaiki irigasi dan sarana prasarana pengairan. Bahkan ia berjanji untuk daerah sentra produksi padi akan memprioritaskan perbaikan jalan usaha tani.

Hardiat berharap, produktivitas padi bisa maksimal. Jika sekarang rata-rata produktivitas padi baru 7 ton/ha, maka ke depan dengan padi hibrida bisa mencapai 11-12 ton/ha. “Untuk itu hambatan harus diselesaikan agar hasil panen juga bisa maksimal,” tegasnya.

Ia mengakui, kondisi memprihatinkan dan hampir semua sektor terpuruk, ternyata pertanian bisa membantu menekan inflasi dan tingkatkan pertumbuhan ekonomi. “Saat ini banyak negara yang inflasinya cukup tinggi dan terancam kelaparan,” ujarnya. Pertanian menjadi sektor penolong perekonomian.

Reporter : Julian

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini