5 November 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Tantangan Pertanian Kian Berat, Kementan Ajak Generasi Muda Berinovasi

Sinar Tani, Magelang — Tantangan dalam pembangunan pertanian semakin berat. Oleh karena itu, inovasi menjadi kunci dalam percepatan pembangunan sektor ini. Kementerian Pertanian terus mengajak generasi muda untuk aktif menciptakan, menerapkan, dan menyebarkan teknologi kepada para pelaku pertanian.

Pada Seminar Nasional dengan tema “Inovasi dalam Pertanian dan Peternakan Menuju Kemandirian Pangan dan Keberlanjutan Ekologi” pada Senin (15/7), Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) bekerjasama dengan dua guru besar dari Universitas Gajah Mada dan Universitas Diponegoro serta praktisi peternakan. Acara ini dilaksanakan secara hybrid, mengundang generasi muda untuk siap menghadapi tantangan di masa depan.

Dalam pembukaan Seminar Nasional, Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto, mendorong generasi muda untuk mempercepat adopsi teknologi. “Meskipun inovasi belum merasuki seluruh lapisan masyarakat dan belum merubah tradisi menuju teknologi modern, mahasiswa yang akan turun ke lapangan harus mampu menyesuaikan hal ini,” kata Bambang.

Ia mengajak ratusan mahasiswa yang hadir di Aula Polbangtan YOMA untuk menginterpretasikan teknologi modern agar mudah diterima masyarakat.

Tantangan semakin berat dengan adanya degradasi lahan, alih fungsi lahan, dan perubahan iklim. Bambang menegaskan perlunya inovasi untuk menghadapi tantangan ini. “Kita harus berkolaborasi dengan lingkungan karena kita bukan hanya pengguna tetapi juga pewaris untuk generasi mendatang,” ajaknya.

Salah satu narasumber, Tri Anggraeni Kusumastuti, Guru Besar Bidang Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada, menyoroti pentingnya pembangunan yang berkelanjutan antar generasi dalam memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan masa depan. Dia juga menekankan peran penting sub-sektor peternakan sebagai penyedia protein hewani yang juga berdampak pada pencemaran lingkungan.

Pembangunan harus berfokus pada ekonomi hijau dengan memperbaiki kondisi lingkungan dan mengatur pola investasi pemulihan lingkungan melalui kerjasama antara pemerintah, badan usaha, dan masyarakat. “Konsep ekonomi hijau menuntut bahwa pembangunan harus menghasilkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga :  Blas Menyerang, Penyuluh Pertanian Sinjai Bergerak Cepat

Menurutnya, pembangunan harus mengintegrasikan sumber daya manusia, teknologi, dan lingkungan. Dengan inovasi, pembangunan harus memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Seminar ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa, tetapi juga diakses secara daring melalui zoom meeting dan kanal YouTube resmi Polbangtan YOMA. Setelah presentasi dari para narasumber, 30 pemakalah melakukan presentasi untuk dimuat dalam prosiding Seminar Nasional ke-6 Polbangtan YOMA.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, secara konsisten mendorong mahasiswa untuk menciptakan inovasi yang tidak hanya mendukung swasembada pangan nasional tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru. “Jangan hanya mencari pekerjaan, tetapi ciptakan lapangan kerja. Latih kreativitas dan inovasi dari sekarang,” ujarnya.

Pendapat ini disampaikan pula oleh Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang menekankan pentingnya generasi muda yang loyal dan berintegritas dalam memajukan sektor pertanian Indonesia. “Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial dengan kreativitas dan inovasi, sehingga menjadi pertanian modern yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga berorientasi pada ekspor,” tutup Dedi.

 

Reporter : Osi W
Sumber : Polbangtan Yogyakarta-Megelang

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini