20 Maret 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Cinan, Perajin Krey Sawit : Dari Limbah Pelepah Jadi Berkah

Cinan, Perajin Krey Sawit : Dari Limbah Pelepah Jadi Berkah

Cinan, perajin keray sawit dari Lebak | Sumber Foto:SINAR TANI

TABLOIDSINARTANI.COM, Lebak – Wilayah Kabupaten Lebak banyak terdapat perkebunan sawit, khususnya yang dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Cisalak, Selain bekerja sebagai buruh sadap, sebagian besar mereka menjadi perajin krey sawit.

Seperti profesi yang dilakukan Ketua Kelompok Perajin Krey Sawit, Sumber Rezeki, Cinan yang mengolah limbah pelepah menjadi kerajinan yang indah.

“Kita mulai dari 2011, dimana kita berpikir banyak limbah pelepah sawit yang semrawut di perkebunan. Jadi ibaratnya, kita ikut ngebantu perusahaan untuk ngebersihin pelepah keringnya di kebun, sambil dipungut untuk menjadi krey sawit,” tutur Cinan saat Talkshow Sosialisasi Ragam Olahan Sawit untuk Pekebun, Rabu (17/05).

Dalam talkshow yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani bersama Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS) di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Lebak ini, Cinan mengatakan kelompoknya berproduksi krey sawit dengan berbagai macam ukuran mulai dari 1 meter hingga 3 meter.

“Per hari kita bisa produksi 1500-2000 lembar krey. Dan pemasarannya ke Jabodetabek. Kita rakit krey sawit ini secara tradisional saja tetapi kekuatan krey ini bisa sampai 2 tahun,” tambahnya.

Dalam satu kelompok, Cinan membina dan memasarkan kurang lebih 30 orang perajin krey maupun sapu lidi dari limbah sawit ini. Pembinaan dan pemasarannya juga dilakukan bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari BPP Rangkasbitung karena lokasi kelompok di Desa Cihiang, Rangkasbitung Timur berada pada wilayah kerja BPP tersebut.

Menggiurkan

Cinan mengatakan, pelepah sawit yang bisa diambil sejak usia panen pertama yakni umur 4 tahun. “Ketika akan panen, pastinya pelepah yang ada disekitar tandan sawit akan dipapas, nah itulah yang kita manfaatkan, jadi enggak kita ambil pangkas sendiri pelepah dari pohonnya,” jelasnya.

Diakui Cinan, selama ini, permintaan krey sawit cenderung meningkat karena beberapa bulan terakhir curah hujan meningkat.

Baca Juga :  Karena Hobi, Generasi Kedua Anggrek Bayeman Tetap Bertahan

Biasanya, kata dia, krey sawit itu digunakan masyarakat untuk perlindungan ruangan agar tidak terkena air hujan juga kepanasan dari terik matahari.

Meskipun Cinan tidak menjelaskan berapa omzet yang bisa diperoleh menjadi perajin krey sawit, data dari Paguyuban Perajin Krey Kabupaten Lebak didapatkan, penghasilan perajin krey sangat menggiurkan.

Bayangkan saja, dengan produksi 10 ribu lembar krey sawit per pekan dan harga jual Rp 20-25 ribu per lembar, maka perajin bisa menghasilkan cuan sampai Rp. 250 juta per pekan.

Dengan minimal produksi 300 lembar saja, perajin bisa membawa uang Rp 6 juta per pekannya, jauh lebih tinggi daripada menjadi buruh tani sekarang.

Tak heran jika kini penghidupan mereka lebih baik daripada menjadi buruh perkebunan. Kondisi bangunan rumah mereka kebanyakan semi permanen dan anak-anaknya bisa melanjutkan Perguruan Tinggi.

Bahkan, perajin krey sawit yang tergabung paguyuban Perajin Kray Sawit sudah mencapai 290 perajin dan tersebar di Desa Rangkasbitung Timur dan Pasir Tanjung Kabupaten Lebak, sehingga perguliran keuangan perajin krey sawit mencapai miliaran rupiah per bulan dengan produksi rata-rata 10 lembar per anggota

 

Reporter : Nattasya

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini