21 Januari 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Dapat Dukungan Pemerintah, Kripik Pisang KWT Tlaga Makmur Makin Bergairah

Dapat Dukungan Pemerintah, Kripik Pisang KWT Tlaga Makmur Makin Bergairah

Sinar Tani, Purworejo — Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani “Tlogo Makmur” tidak dapat menyembunyikan kegembiraan mereka. Pasalnya hari itu mereka resmi menerima bantuan paket pengolahan hasil hortikultura dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.

Tidak tanggung-tang Kelompok Wanita Tani yang berdomisili di Dukuh Tlogo Kuning, Desa Limbangan, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo ini menerima bantuan paket lengkap. Bantuan yang diberikan berupa : 1 unit bangunan bangsal pasca panen, 1 unit angkut roda 3, 1 paket alat kemas, 1 paket alat pascapanen & 1 paket alat pengolahan.

KWT “Tlogo Makmur” dipilih dan diusulkan oleh Koordinator Penyuluh BPP Bener, Febtory Santi berdasarkan prestasi dan kegiatan mereka. Menurut Santi, sudah lama ibu-ibu di KWT ”Tlogo Makmur” mempunyai kegiatan pengolahan produk hortikultura, khususnya criping pisang.

Produk mereka sudah tersebar, tidak hanya  di toko-toko dan pasar local, tetapi juga merambah ke kota-kota Purworejo, Magelang, Yogyakarta, bahkan di luar pulau Jawa. Misalnya Kalimantan dan Jambi. Mereka dibantu dengan adanya model bisnis on line.

Menurut Ketua KWT “Tlogo Makmur”, Salimah, anggota Kelompok Wanita Tani ini berjumlah 18 orang. Semula yang aktif berkegiatan pengolahan criping pisang hanya 5 orang. Termasuk dirinya.

Semua pekerjaan dilakukan dirumah masing-masing. hanya dalam pemasaran mereka bekerja sama. Pemasaran produk criping pisang tersebut terbantu oleh bisnis eggroll yang terlebih dahulu telah dijalankan oleh Salimah.

Salimah yang juga seorang pendidik ini  telah memiliki jaringan pemasaran yang cukup luas. Sehingga pemasaran criping tinggal mengikut saja dititipkan ke langganan bu Salimah.

Namun setelah menerima bantuan dari Distanbun Provinsi Jawa Tengah, semua kegiatan pengolahan dipusatkan di bangsal pengolahan hasil. Sehari mereka dapat mengolah 8 tandan pisang Rajanangka. Setandan pisang biasanya berisi 7 sampai 8 sisir. Satu tandan pisang bisa jadi keripik pisang 22 bungkus.

Baca Juga :  Program YESS Bone, Lahirkan Cappebite Dengan Produk Cokelat Jahe

“Mereka bekerja dari pagi sampai jam 14.00 siang. Pembagian kerja dilakukan menurut usia anggota. Anggota berusia muda bagian mengupas, merajang dan menggoreng. Yang berusia lanjut bagian pengepakan,” ungkapnya.

Kisaran umur anggota KWT ini antara 40 th sampai 60 tahun. Sedang untuk operasional mesin dan alat-alat mereka dibantu oleh bapak-bapak anggota Kelompok Tani.

Untuk modal kerja mereka mendapat pinjaman dari donatur, sebanyak Rp 12 juta. Modal tersebut untuk belanja bahan baku pisang, juga bahan lain seperti minyak goreng dan tepung.

Selama ini mereka bekerja tanpa mendapat upah. Semua hasil penjualan diputar lagi untuk modal produksi. Menurut Salimah, sudah ada kesepakatan untuk menghitung hasil penjualan dan membagi keuntungan, besok menjelang atau setelah Hari Raya Idul Fitri.

Ketika menyerahkan bantuan sekaligus membuka pelatihan Pasca Panen Hortikultura Kabid Penyuluhan, Pasca Panen dan Pemasaran Distanbun Provinsi Jawa Tengah, DR. Dani Ramdhani Harun, SP, MSi, mengatakan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah sangat mengapresiasi kegiatan pasca panen dan pemasaran hortikulyura yang dilakukan masyarakat petani.

“Dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan nasyarakat.  Bantuan tersebut merupakan wujud dari perhatian pemerintah.” Ungkap Dani.

Lebih lanjut Dani berpesan bahwa penempatan bantuan tersebut telah melalui proses seleksi yang ketat, artinya KWT “Tlogo Makmur” benar-benar dipercaya dapat mengelola bantuan yang berupa bangunan dan peralatan dengan baik.

Pesan tersebut disambut baik Salimah dan teman-temannya. Mereka akan berusaha keras memajukan KWT dengan memanfaatkan peralatan dari bantuan.

“Para anggota kami sangat ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui kegiatan di KWT.” ujar Salimah.

Namun ternyata KWT “Tlogo Makmur” masih harus berhati-hati dan bersungguh-sungguh dalam mengelola bantuan tersebut, karena ada sangsi yang harus diketahui.

Baca Juga :  Display Varietas Padi, Unjuk Gigi Varietas Unggul Kementan

“ Apabila dalam 6 bulan kedepan terbukti bantuan tersebut tidak dimanfaatkan atau tidak dipakai, maka bantuan akan dicabut dan dialokasikan kembali di KWT lain.” pungkas Dani Harun.

Reporter : Djoko w

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini