Sinar Tani, Malang — Potensi pertanian kentang yang luar biasa di Kota Batu Malang memikat Vini Sahabilla untuk mengembangkan usaha distribusi kentang milik keluarga yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Dengan inovasi ala anak muda, usaha tersebut kini semakin berkembang, bukan hanya masuk di pasar lokal, saat ini ketang dari Malang sudah merambah pasar Kalimantan.
Daerah Sumber Brantas, memang dikenal sebagai sentra kentang di Kota Batu Malang. Melimahnya hasil panen namun belum adanya pembeli menjadi salah satu alasan keluarga besar Vini menjalankan usahanya.
“Idenya waktu itu ketika melihat petani lokal yang punya tanah luas setiap bulan panennya berlimpah tapi petaninya sulit mendapatkan pedagang yang membutuhkan kentang secara rutin. Jadi mereka bingung kalau hasil panennya belum terjual, dan mereka panen lagi, stoknya akan menumpuk,”tuturnya.
Mahasiswi salah satu Universitas di Kota Malang ini mengatakan bahwa ia diminta orang tuanya untuk meneruksn pengiriman kentang ke Pulau Kalimantan.
“Pengiriman ke luar pulau mungkin resikonya juga agak besar, dan dari segi finansial juga besar, tetapi tidak banyak orang yang menjalankan usaha ke sana, walaupun ada tetapi tidak banyak kompetitornya,: ungkap Vini.
Vini melakukan pengiriman ketang ke Kalimantan 3 kali seminggu, dengan kapasitas kirim sekitar 4-6 ton dengan total pengitiman dalam seminggu sebanyak kurang lebih 18 ton.
Vini menjelaskan alur proses usahanya yaitu dimulai dari ketang yang sudah di grading oleh petani dikirim ke gudang. Setelah di timbang, pihak gudang akan melakukan grading lagi sesauai dengan permintaan konseuman.
“Setelah itu dikemas lagi dalam karung. Kalau dari petani karungnya berwarna putih, sedangkan kalau dikirim ke Kalimantan menggunakan karung kuning bentuk yang jaring-jaring supaya sirkulasi udaranya keluar ketika sudah dipacking,” ungkapnya
Vini mengatakan dalam pengiriman kentang ke Kalimantan, ia membaginya dalam 2 jenis yaitu kentang yang sudah dicuci dan kentang yang masih terdapat tanah dengan tujuan agar tidak mudah busuk ketika dalam pengiriman.
”Meskipun awalnya ini bisnis orang tua, kita tidak hanya menjalankan saja. Kita mempunyai inovasi baru agar bisnis ini tetap bisa berjalan, karena kalau kita mengikuti bisnis orang tua sifatnya konvensional,” ungkapnya.
Di tangannya, Vini mulai menggunakan teknologi digital baik dalam pembukuan usaha muapun dalam pemasaran produknya.
“Dulunya untuk keuangan masih menggunakan buku biasa, sekarang ini sudah menggunakan laporan digital, sehingga laporan keuangan tiap bulan otomatis bisa dilihat. Selain itu juga mengembangkan produk tidak hanya menjual kentang saja, saat ini membuat olahan keripik kentang yang dipasarkan ke supermarket supaya orang tahu kualitas kentang kalau diolah,”tuturnya.
Reporter : Soleman
Muhammad Toha Berdayakan Masyarakat Lewat Kopi Gayo
Penuhi Permintaan Pasar, Produsen Kacang Oven Cilacap Terkendala Bahan Baku
Karena Hobi, Generasi Kedua Anggrek Bayeman Tetap Bertahan