Sinar Tani, Semarang — Siap sangka, pilihan untuk budidaya jamur tiram menjadi berkah tersendiri bagi Isroil dan istri tercinta Mudawanah. Tanpa pengalaman, pasang suami istri yang sebelumnya beternak ayam potong ini sukses budidaya jamur tiram dengan puluhan ribu baglog miliknya.
Siang itu sepasang suami isteri, Isroil dan Mudawanah, sedang menata baglog baru di kombong milik mereka di Dusun Sigug, Desa Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Mereka baru saja menerima kiriman 1000 baglog dari produsen baglog ternama asal Sumowono, kabupaten Semarang.
Semula suami isteri ini beternak ayam potong, dengan memanfaatkan halaman belakang rumahnya.
“Dari lahan pekarangan seluas 750 m⊃2;, 200 m⊃2; untuk rumah dan sisanya dibuat kombong kandang ayam.” Ungkap Isroil.
Isroil menceritakan, kondisi kampung yang lengang pada awal menjalankan nusaha ayam potong membuatnya berjalan lancar. Namun, dalam perjalanan waktu dusun Sigug makin padat penduduknya, dan makin rapat rumah penduduk didirikan.
Tak pelak, hal tersebut memuncul keluhan tetangga akan bau dan polusi yang ditimbulkan peternakan ayam potong milik mereka.
Isroil dan isterinya mengalah, mereka menutup usaha peternakan ayam potong yang selama ini menafkahi keluarga, demi menjaga kerukunan dengan tetangga.
“Kandang-kandang ayam yang ada di kombong dibongkar, kemudian kami mencoba membudidayakan jamur tiram di tempat bekas kombong/kandang ternak ayam, dengan awal 1000 baglog.” unjarnya
Menurut Isroil, mebudidayakan jamur Tiram cukup mudah, tidak serumit memelihara ayam.
Dari 1000 baglog, setiap hari mereka bisa memanen jamur tiram dan dijual di pasar pagi Ungaran.
Ternyata produk jamur tiram segar yang dijual laris manis, hal tersebut membuat pundi-pundi pendapatan Isroil dan istri pun meningkat. Bahkan jumlah baglog jamur yang di budidayakannya pun semakin bertambah hingga saat ini mendapai 35.000 baglog.
Dari jamur kehidupan Isroil pun berubah, lewat ketekunannya membudidayakan jamur tiram, ia dapat mensejahterakan keluarganya.
Hal itu terlihat dari rumah tinggalnya yang kokoh dan tertata rapi, serta berhasil menyekolahkan kedua putrinya hingga ke jenjang perguruan tinggi.
“Putri pertama saya telah menyelesaikan S2 Keperawatan sedang putri kedua telah menginjak semester 6 S1.” Ungkapnya.
Budidaya Jamur Tiram
Untuk bertanam jamur tiram, pasangan ini tidak membuat baglog sendiri, mereka cukup memesan dari produsen baglog. Baglog tersebut dikirim sampai kombong, dan bergaransi. Bila baglog gagal menumbuhkan jamur maka produsen akan mengganti baglog baru.
Maka setiap satu paket baglog habis masa produksi, mereka segera memesan baglog baru. Ketika mengedrop baglog baru, produsen juga mengangkut baglog lama yang telah disingkirkan.
Kemudian baglog disusun berjejer dan bertingkat pada rak-rak yang dibuat dalam kombong. Pengalaman Isroil, kombong yang baik ketinggian atap tidak boleh kurang dari 4 meter. Penyusunan dibuat mengadap bolak-balik untuk memberi ruang jamur yang akan tumbuh.
Selanjutnya dilakukan penyiraman dengan cara menyemprot dengan air sumr. Sehari penyiraman dilakukan 3 kali pada pagi, siang dan sore. Untuk mencukupi kebutuhan air, mereka membuat 3 sumur bor di dalam kombong.
Pembentukan Miselium, biasanya pada umur 40-45 hari, spora jamur akan mulai tumbuh menjadi benang-benang halus yang disebut miselium. Apabila belum tumbuh, maka cincin penutup baglog dibuka Proses ini memerlukan waktu beberapa minggu tergantung pada kondisi lingkungan.
Kondisi Lingkungan, jamur tiram membutuhkan kondisi lingkungan yang tepat, seperti kelembaban yang cukup (60-70%), suhu yang stabil (18-25°C), dan cahaya yang redup.
Pembentukan Tirus (Pins) dan Pertumbuhan Jamur, setelah miselium mencapai tahap yang memadai, tunas-tunas jamur (tirus) akan muncul di permukaan media substrat.. Pertumbuhan jamur tiram akan terjadi dalam beberapa tahap, dan panen dilakukan saat tudung jamur telah membuka sempurna.
Panen dan Pemasaran.
“Jamur tiram siap untuk dipanen ketika ukuran tudung sudah cukup besar dan membuka dengan baik, biasanya terjadi pada umur 2 bulan” kata Mudawanah.
Mereka memetik jamur pada malam hari sekitar jam 20.00. Kemudian jamur di kemas dalam kantong plastik @ 250 gram.
Dijual seharga Rp 5.000,-. Setiap hari mereka dapat memungut hasil jamur tiram. paling sedikit 30 kg, paling banyak 80 kg bahkan pernah 100 kg. Pada malam itu juga jamur dijual ke pasar pagi Ungaran, yang telah mulai ramai sejak Tengah malam.
Muawanah tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) “Melati” di desanya. KWT ini khusus menekuni budidaya jamur Tiram. Secara rutin KWT Melati mengadakan pertemuan dan selalu mendapat pendampingan dari Penyuluh Pertanian setempat.
Menurut Endang Rukmiyanti, Kepala BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Ungaran Timur, KWT Melati didesa Kalirejo, dimana Mudawanah bergabung, merupakan salah satu KWT yang mengusahakan Jamur Tiram di wilayah BPP Ungaran Timur.
Ada 3 KWT lain yang juga menekuni jamur Tiram, dengan jumlah total baglog yang dipelihara mencapai 212.000 baglog. Harga jamur Tiram curah saat ini juga menjajikan yaitu berkisar Rp 12.000 – Rp 16.000,-/kg.
Untuk meningkatkan nilai tambah jamur tiram, para Penyuluh Pertanian telah melatih KWT-KWT untuk mengolah jamur Tiram menjadi berbagai makanan olahan.
Reporter : Djoko W
Penuhi Permintaan Pasar, Produsen Kacang Oven Cilacap Terkendala Bahan Baku
Karena Hobi, Generasi Kedua Anggrek Bayeman Tetap Bertahan
Skin Care Ramah Lingkungan Persembahan Ruri