Sina Tani, Semarang — Terus menjaga kualitas dan kontinyuitas produk sayur organik yang dipasarkan membuat Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Asih berkembang. Dengan dukungan dan binaan dari Dinas dan Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina) sayur organik hasil panen anggota KWT Mekar Asih mendapatkan kepercayaan dari 2 perusahaan PT. Centro dan Hotel Khas Semarang.
Diungkapkan Ketua KWT Mekar Asih, Kelompok Wanita Tani ( KWT) yang terletak di dusun Cingklak, desa Tajuk, Kec. Getasan, kab Semarang ini sudah 2 tahun belakangan menjalin kerjasama dengan PT. Centro dan Hotel Khas Semarang.
“KWT Mekar Asih sebagai pihak yang menyediakan sayuran organik, sedang PT. Centro dan Hotel Khas Semarang bertindak sebagai pembeli atau buyer.” Tambahnya.
Kesepakatan kerja sama (MOU) tersebut dituangkan dalam sebuah kontrak kerjasama yang jelas. Secara rinci, disebutkan hal-hal yang menjadi hak dan kuwajiban masing-masing pihak.
Misalnya KWT mekar Asih diwajibkan menanam sayuran secara organik antara lain : kol. sawi putih, lotus, kembang kol, selada, ramen, pakcoi dan lain-lain sebanyak 36 jenis sayuran. Sedangkan perusahaan mitra wajib membeli sayuran-sayuran tersebut dengan harga kesepakatan.
Lebih lanjut Darsih mengatakan bahwa apabila terjadi penurunan harga di pasar umum, perusahaan tetap membeli sesuai harga kesepakatan. Namun apabila terjadi kelangkaan barang hingga harga di pasar umum naik, maka KWT mendapat tambahan 50% dari kenaikan harga.
Untuk dapat melayani permintaan buyer, Darsih dan kelompoknya telah menata tata kerja yang cukup apik. Berdasar kontrak kerja, KWT membagi quota jenis dan jumlah sayuran yang boleh ditanam oleh anggotanya.
Perusahaan setiap hari mengirimkan order pesanan jenis dan jumlah sayuran. Atas dasar order tersebut seksi pemasaran siang itu juga membagi kepada anggota. Kemudian aggota yang mendapat jatah “setor” memenuhi pesanan. Pengurus dapat membagi karena pengurus KWT punya data siapa menanam apa, kapan tanam dan kapan panen.
KWT Mekar Asih ini mendapat pendampingan secara regular dari pemerintah melalui Penyuluh Pertanian setempat. Namun KWT ini juga mendapat perhatian dari organinasi kemsyarakatan Maporina ( Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) provinsi Jawa Tengah. Maporina Jateng melatih dan mendampingi kegiatan KWT.dalam agribisnis sayuran organik.
Dalam menjalankan bisnis sayuran organik tersebut, KWT Mekar Asih ternyata dapat mandiri, tidak tergantung kepada kelompok tani para suami, yang telah lebih dahulu terbentuk.
Entah bagaimana pembicaraan awalnya, para suami tersebut mewakafkan sebagian lahan kebun untuk dikelola sendiri menjadi kebun sayur organik, kepada para isteri yang tergabung dalam KWT Mekar Asih. Setiap anggota KWT mengelola kebun “sendiri” antara 500 m² sampai 1.000 m² tergantung keikhlasan masing-masing suami.
Dengan anggota sebanyak 26 orang, selama ini KWT Mekar Asih selalu dapat melayani permintaan buyer. Bahkan dari satu buyer sekarang bertambah menjadi 2 buyer.
Pesanan dari buyer berkisar antara 50 kg sampai 70 kg terdiri dari berbagai jenis sayuran. Dengan nilai jual antara rp 500 rb sampai rp 1 juta. Pendapatan per anggota per bulan .rata-rata antara rp 500 rb sampai rp 2,5 juta.
Hasil produksi suami mereka yang berupa sayuran non organik dijual ke pasar lokal . Sebagai perbandingan, harga kol di pasar lokal rp. 3.000 per kg, sayur kol organik laku rp. 8000 per kg.
Disamping itu, Darsih yang juga seorang pendidik berbekal ijazah sarjana pendidikan tersebut, bersama kelompoknya juga mengemas sayuran organik untuk dijual langsung ke kios dan toko di Salatiga dan sekitarnya.
KWT Mekar Asih yang berada di dekat daerah wisata Kopeng ini cukup dinamis dalam berorganisasi. Dari 26 anggota sebagian besar berada pada usia produktif, 25 – 50 tahun.Sehingga mereka juga juga selalu aktif meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam agribisnis sayuran organik.
Seperti yang terjadi pada tanggal 26 Juli sampai 10 Agustus 2023, mereka mendapat pelatihan dalam bentuk Sekolah Lapang Good Handling practices (GHP) Komoditas Hortikultura (Sayuran) dari Distanbun Provinsi Jawa Tengah.
Dalam Sekolah Lapang tersebut anggota KWT belajar untuk meningkatkan nilai jual hasil pertanian. Mulai dari proses budidaya yg baik , sampai perlakuan pasca panen jg harus tepat.
Atas prestasi dan keuletan KWT Mekar Asih di bidang pertanian orgaik tersebut, menjadikan Maporina ( Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) Provinsi Jawa Tengah tak segan untuk memfasilitasi, mengikutsertakan dalam bazar atau pameran di tingkat provinsi.
Yang terakhir KWT Mekar Asih ikut serta tampil dalam “ Gebyar Bazar Merdeka”, selama 3 hari, mulai tgl 24 sampai 26 Agustus 2023 di komplek Pertanian Taru Budaya Ungaran.
Edi Darmanto, pengurus Maporina yang kebetulan berada di stand KWT Mekar Asih mengatakan bahwa Maporina Jateng selalu berusaha untuk mendorong kelompok kelompok tani atau assosiasi petani organik termotivasi untuk terus berkembang. Antara lain selalu menyertakan mereka dalam event provinsi maupun nasional, sesuai kondisi dan kemampuan kelompok tani. Juga melakukan pelatihan-pelatihan di daerah.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Pasar Lapak Petani Cilacap, Solusi Segar Pangan Lokal
Mora Lubis, Bawa Lidi Sawit ke Pasar Internasional
Alumni Polbangtan Fikri Immanuddin, Buktikan Bisnis Pakan Menjanjikan