Sinar Tani, Semarang — Bazar Tarubudaya kembali digelar. Kali ini, bazar yang diadakan secara gotong royong antar Dinas yang ada di komplek Tarubudaya dengan para stake holder ini mengambil tema Petani Hepi-Hepi. Seperti apa bazar yang digelar untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan ini?
Wajah para anggota Kelompok Tani “Bangkit Merbabu” yang menunggu stand pagi itu terlihat gembira, bingar berseri-seri. Pasalnya, stand Poktan Bangkit Merbabu, yang penuh dengan sayur mayur segar, benar-benar dikunjungi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto, SP, MP dan Pj. Walikota Semarang Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos. Merekapun telah mempersiapkan sebuah “karangan sayur” sebagai penghargaan dan kenang-kenangan.
Hari itu, 20 Januari 2023, Poktan Bangkit Merbabu diberi kesempatan lagi untuk mengikuti “Bazar Tarubudaya”, bersama 70 peserta yang lain, memenuhi halaman kantor Distanbun dan Disnak Provinsi Jawa Tengah di Tarubudaya, Ungaran, Jawa Tengah.
Kehadiran Poktan Bangkit Merbabu di Bazar Tarubudaya ini spesial. Keberhasil mengorganisir anggotanya untuk memproduksi sayuran-sayuran “elit” yang memenuhi standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Sayuran Organik ini bisa menjadi inspirasi Poktan dataran tinggi yang lain.
Sayuran seperti: Brokoli, Head Lettuce, Bawang Daun, Wortel, Tamarillo (Terong Belanda), Kul merah dan kubis, selada keriting Hijau dan Merah, Beet Root, Lobak, Peterselly, Romen, Packcoy, Sawi, Daun Ketumbar, Spinach, Zukini, Tomat dan Cabai mampu mereka hasilkan secara lumintu, untuk memenuhi permintaan pasar.
Ada kurang lebih 111 jenis aneka sayuran organik yang dihasilkan dan dikemas rapi setiap hari oleh Poktan dari dusun Karangduren, Batur, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang.
Berbagai jenis sayuran tersebut laku keras dijual ke berbagai kota besar, bahkan telah di ekspor ke Singapura, setiap 2 minggu sekali.
Pada bazar kali ini disamping sayuran segar banyak pula di tawarkan buah-buahan seperti durian, alpukat, kolang-kaling, jeruk yang di bawa petani atau kelompok tani dari berbagai penjuru Jawa Tengah. Demikian pula berbagai hasil olahan pangan yang berupa olahan kering maupun olahan pangan segar.
Peserta bazar sebanyak 70 an lebih tersebut merupakan representasi kelompok tani – kelompok tani binaan. Baik dari keltan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, ketahanan pangan, perikanan, peternakan dan kesehatan hewan serta beberapa asosiasi Mitra Tani.
Diharapkan dengan adanya bazar yang digalakkan setiap bulan, dapat menjadi media untuk mengenalkan produk-produk berkualitas yang petani, sekaligus memutus mata rantai pemasaran yang terlalu Panjang.
Peserta yang mendapat kesempatan mengikuti bazar juga digilir. Dengan tujuan pemerataan dan menghindari kebosanan pengunjung.
Supriyanto, SP,MP, Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah, mengatakan bahwa bazar yang diselenggarakan secara gotong royong antar Dinas yang ada di komplek Tarubudaya dengan para stake holder ini bertujuan untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan.
“Ini adalah bazar orang kecil, namun terbukti orang-orang kecil inilah yang tahan goncangan resesi .” kata Supriyanto.
Penting diketahui bahwa kegiatan bazar tersebut tidak menggunakan APBD, dalam hal ini panitia bekerja sama dengan Bank Jateng sebagai salah satu stake holder. Disamping menyediakan tenda-tenda, Bank Jateng juga membawa petani dan UMKM binaan untuk mengikuti bazar.
Disamping itu UPT dari Distanbun, Disnak, Dishanpan dan juga Dinas perkanan juga banyak yang mengikuti bazar. Tak ketinggalan para milenial calon petani dan petani muda juga dilibatkan.
Raditya Rizki siswa jurusan Agribisnis Perkebunan, Aldo Sinaga siswa jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Hannum Tri siswi jurusan Pengolahan Hasil Pertanian, ketiganya siswa dan siswi SMKN Bawen 1 nampak sibuk melayani pembeli dan pertanyaan pengunjung stand.
Stand dari SMKN Bawen I dan dari SMKN “Munadi” Ungaran dipenuhi buah, sayur dan makanan olahan hasil praktek kerja mereka
Untuk menggaet pengunjung, Supriyanto membeberkan kiat jitunya. Yaitu dengan menghadirkan Kepala Daerah, baik Gubernur maupun Bupati dan Walikota.
Kehadiran Walikota Semarang kali ini atas undangan panitia, menjadi magnet penarik pengunjung bazar. Disamping hadir untuk menyemangati warganya yang mengikuti bazar, atau sekedar mengunjungi, Walikota Semarang Hevearita G Rahayu juga memborong barang-barang yang dibazarkan, untuk dibagi kepada masyarakat
Mbak Ita, demikian panggilan akrab Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos, dari menjabat sebagai Wakil Walikota memang sudah getol menggerakan Urban Farming di kota Semarang.
Ia baru saja ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai pelaksana tugas (Plt) Walikota Semarang, setelah Walikota Semarang sebelumnya, Hendrar Prihadi dilantik menjadi Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) RI.
Pada kesempatan itu Ita mengatakan bahwa keberagaman produk bazar dapat dijadikan sebagai salah satu indikator Ketahanan pangan wilayah. Beberapa komoditas pangan menjadi acuan atau faktor inflasi. Yaitu Beras, daging ayam dan telur. Namun bulan-bulan ini justru tomat yang menjadi pemicu inflasi.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, kita perlu waspada terhadap gejolak perekonomian dunia. Argentina inflasi sudah mencapai angka 92 %. Syukur Indonesia dapat menekan inflasi pada angka 5,6%. Kota Semarang pada tahun 2022 kemarin inflasi year to year pada angka 4,99%.,” ungkapnya.
Salah satu pengendali inflasi di Kota semarang, menurutnya, adalah Gerakan urban farming yang sudah merata diseluruh kelurahan-kelurahan dikota Semarang. Sekarang ini ibu-ibu di kota semarang sudah terbiasa panen cabai, tomat dan sayur mayur lain dari pekarangan sendiri, pungkasnya.
Tema Bazar pada bulan Januari 2023 ini adalah “ Petani Hepi Hepi”. Dijelaskan staf fungsional Pemasaran Hasil, Opik Mahendra, SP, MSi , tema ini mengandung harapan di awal tahun 2023 ini, kita awali dengan optimisme dengan kegembiraan karena harga hasil pertanian lagi bagus-bagus.
Sepanjang tahun 2022 Bazar Tarubudaya telah di gelar sebanyak 6 kali. Masing-masing membawa tema sesuai situasi dan kondisi. Penyelenggaraan dari bazar ke bazar kelihatan makin mapan. Baik pengaturan peserta maupun ragam komoditas yang dibazarkan.
Para peserta pada umumnya cukup puas dengan bazar ini. Disamping penjualan dilokasi, mereka dapat membuka pasar atau pelanggan dari pengunjung bazar. Opik juga mengatakan bahwa pada hari bazar, biasanya panitia juga menyelenggarakan senam masal yang diikuti seluruh karyawan perkantoran di Tarubudaya, bahkan klub-klub senam dari luar juga diundang.
Memang kenyataannya banyak peserta senam yang menyempatkan berkunjung ke bazar setelah usai bersenam ria.
Penjual dawet kerut, yang setia mengikuti setiap bazar digelar, mengaku mendapatkan omset Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Jam 9 sudah habis.
Reporter : Djoko W
Penuhi Permintaan Pasar, Produsen Kacang Oven Cilacap Terkendala Bahan Baku
Karena Hobi, Generasi Kedua Anggrek Bayeman Tetap Bertahan
Skin Care Ramah Lingkungan Persembahan Ruri