Sinar Tani, Jakarta — Setelah memimpin ASABRI, Wahyu Suparyono kini kembali berkiprah di sektor pangan dengan dilantik sebagai Direktur Utama Perum Bulog.
Bayu Krisnamurthi resmi digantikan oleh Wahyu Suparyono sebagai Direktur Utama Perum BULOG.
Sebelum memimpin BULOG, Wahyu menjabat sebagai Direktur Utama ASABRI dan memiliki pengalaman yang luas di berbagai sektor.
Ia pernah memimpin PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) sejak 2017.
Pengalaman Wahyu di BULOG juga bukan hal baru, karena ia pernah menjabat sebagai Direktur Operasional dan Pelayanan Publik dari 8 Juni 2015 hingga 31 Juli 2016.
Wahyu Suparyono tidak hanya berpengalaman sebagai Direktur Utama ASABRI dan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), tetapi juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Jasa Prima Logistik BULOG dari 8 Desember 2015 hingga 6 Juni 2018.
Selain itu, Wahyu juga menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum BULOG dari 1 Agustus 2016 hingga 27 November 2017.
Sebelumnya, ia pernah menjadi Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) pada 2014–2015 dan Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada periode 2009–2013.
Menariknya, Wahyu akan ditemani oleh Wakil Direktur Utama dari kalangan militer, Mayor Jenderal Marga Taufiq.
Marga Taufiq, seorang purnawirawan jenderal bintang dua TNI AD, pernah menjadi bawahan Prabowo Subianto di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) pada 1998 dan turut dalam operasi Seroja di Timor Timur pada 1987.
Mayor Jenderal (Purn.) Marga Taufiq, yang kini telah pensiun dari TNI AD, sempat menjadi calon kuat Wakil Gubernur Sulawesi Selatan untuk Pilkada serentak 2024 sebelum akhirnya bergabung dengan Bulog sebagai Wakil Direktur Utama di bawah kepemimpinan Wahyu Suparyono.
Selain Marga, Sudarsono Hardjosoekarto juga menjadi bagian dari tim manajemen baru Bulog sebagai Direktur Human Capital.
Sudarsono Hardjosoekarto, seorang guru besar sosiologi dari Universitas Indonesia dan birokrat senior, memiliki rekam jejak yang mengesankan.
Ia memulai kariernya sebagai Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah pada tahun 2000, dan meskipun pernah dicalonkan sebagai Menteri Dalam Negeri, posisi tersebut jatuh ke tangan Hari Sabarno.
Sudarsono juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri, serta pelaksana tugas Rektor IPDN.
Pada 5 Januari 2005, ia dilantik sebagai penjabat sementara Gubernur Jambi hingga 3 Agustus 2005.
Tak lama kemudian, pada 12 Mei 2005, ia diangkat menjadi Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik, di mana ia menangani berbagai isu kedaerahan dan terorisme.
Sudarsono menjabat hingga akhir 2008, sebelum digantikan oleh Tanribali Lamo.
Ai Awang Hayati: Sukses Membawa Kopi Sumedang Mendunia
M. Ansar, Penemu Biosaka Kini Hadirkan N Level 1
Muhammad Hariyono, Santri Sukses Berbisnis Kacang Tanah hingga Tembus Pasar Nasional