Sinar Tani, Jakarta—Di dunia alpukat, H. Zekky Bachri bisa dibilang cukup tenar. Pemilik Specta Farm ini kini memiliki setidaknya empat kebun alpukat di wilayah Jawa Barat. Berbekal pengalaman dalam budidaya alpukat, ia memberikan ilmunya saat webinar bersama Tabloid Sinar Tani.
Terinspirasi saat membawa alpukat sebanyak 0,5 ton dari Lembang yang kemudian langsung habis saat dijualnya di Jakarta, membuat Zekky akhirnya terjun ke dunia alpukat. Padahal sebelumnya ia bergelut dalam budidaya durian dan jambu kristal.
“Saya mulai budidaya alpukat tahun 2017 awal, karena terinspirasi membawa alpukat setengah ton langsung habis dijual. Sebelumnya saya menanam durian dan jambur kristal,” katanya. Sejak itu Zekky meninggalkan dunia durian dan jambu kristal dengan beberapa alasan. Untuk durian, salah satu penyebabnya pengembalian modal invetasinya cukup lama.
Pasar alpukat yang memikat membuat H. Zekky Bachri akhirnya terjun ke dunia alpukat. Menggunakan data penanaman alpukat jenis Hass, diperkirakan modal yang dikeluarkan petani sampai panen, untuk 1 ha lahan yang ditanami 400 pohon alpukat dengan jarak tanam 5×5 meter sekitar Rp 2 juta/pohon atau sekitar Rp 800 juta/ha.
Hasilnya, petani akan mendapatkan panen akumulasi pada tahun 3,4,5 sekitar 50 ton/ha. Saat ini harga alpukat Hass di Supermarket mencapai Rp 160 ribu/kg. Jika di petani harga Rp 50 ribu/kg, maka omset yang didapat bisa mencapai sekitar Rp 2,5 miliar.
Saat ini, Zekky bisa memanen 200-300 kg alpukat Hass per 2 minggu yang dipasarkan langsung ke Supermarket dengan harga Rp 100-120 ribu/kg.
Dengan pasar alpukat yang menggiurkan tersebut, menurut Zekky, sudah saatnya Indonesia ikut andil dalam komersialisasi alpukat di dunia. Apalagi kini Indonesia merupakan penghasil alpukat nomor lima terbesar di dunia.
Zekky mengatakan alpukat yang saat ini ada di Indonesia terbagi dalam tiga ras, yaitu West Indian, Meksiko dan Guatemala. Untuk ras Meksiko dan Guatemala memiliki ciri kulit keras/tebal dan cocok ditanam pada meter di atas permukaan laut (mdpl) tertentu yaitu 600 mdpl ke atas, sedangkan untuk ras West India memiliki kulit tipis.
Jika ingin membudidayakan alpukat, perhatikan tujuannya. Baca halaman selanjutnya
Baca juga
Mengenal Fauzan, Mahasiswa Inspiratif dari Polbangtan Kementan yang Aktif di Kampus dan Sosial
Koperasi KBMI, Angkat Potensi Kelor
Maporina Jateng Tetapkan Program 2025, Pengolahan Sampah Sampai Pangan Organik