Sinar Tani, Jakarta –– Koperasi Beyond Moringa Indonesia (KBMI) resmi berdiri pada 28 Mei 2024. Meski baru berusia beberapa bulan, koperasi yang beranggotakan 19 orang ini sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam mengangkat potensi kelor.
“KBMI dibentuk oleh 19 pendiri dan 3 orang pengawas, dengan Chaedar Saleh menjabat sebagai Ketua Pengurus” ungkap salah satu pendiri Veronika.
Dalam waktu singkat, koperasi ini telah mencatat sejumlah prestasi mengesankan, seperti membuka booth di SIAL Paris, Perancis, bersama Kementerian Perindustrian, dan meraih penghargaan SIAL Innovation 2024 untuk produk bubuk kelor (moringa powder).
Tak hanya itu, mereka juga turut serta dalam pameran di House of Amsterdam, Belanda, bersama Yayasan Negeri Rempah.
Mengangkat Kelor Sebagai Solusi Gizi
Dengan misi besar untuk mengembangkan daun kelor sebagai komoditas unggulan yang dapat mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, KBMI berambisi memberikan kontribusi besar bagi Indonesia.
Koperasi ini merupakan kelanjutan dari Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI), yang selama ini telah menjadi wadah bagi pembudidaya, pengolah, pemasar, hingga akademisi yang tertarik pada kelor.
Namun, para anggota ABMI merasa bahwa untuk mengoptimalkan potensi kelor, mereka membutuhkan struktur yang lebih terorganisir dan kolaborasi yang lebih erat.
“Selama ini, kami sering berdiskusi tentang potensi kelor, namun kami sadar bahwa untuk berkembang lebih jauh, kami perlu berkolaborasi. Itulah alasan kami mendirikan KBMI,” ujar Veronika.
Kolaborasi Ciptakan Ekosistem
KBMI mengusung model bisnis yang melibatkan empat pihak utama yaitu pembudidaya, pengolah, pemasaran, dan peneliti.
Dengan kolaborasi ini, koperasi bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang saling mendukung, tidak hanya meningkatkan produksi kelor, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi seluruh anggotanya.
“KBMI bukan hanya sekadar koperasi, tetapi juga platform yang mempertemukan berbagai pihak. Setiap sektor saling mendukung agar kelor bisa berkembang lebih maksimal,” tambah Veronika.
Kerja Sama dengan Pemerintah
Meski tergolong baru, KBMI sudah mengambil langkah strategis yang mengesankan.
Salah satunya adalah melakukan audiensi dengan berbagai kementerian, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementerian Investasi.
Dalam pertemuan tersebut, KBMI memperkenalkan manfaat kelor sekaligus membuka peluang kerjasama untuk mengembangkan sektor ini lebih jauh.
“Kelor memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia. Kami ingin menggali peluang tersebut bersama pemerintah,” ujar Veronika.
Salah satu program besar yang dijalankan KBMI adalah kolaborasi dengan PT SASA INTI dalam kampanye “Ayo Cegah Stunting 2024″.
Dalam program ini, KBMI berperan dalam penyediaan kelor dan memberikan pelatihan kepada kader posyandu mengenai cara memanfaatkan kelor untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
“Kelor kaya akan nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh, terutama dalam mencegah stunting. Kami berharap kelor bisa menjadi bahan makanan yang mendukung terciptanya generasi yang lebih sehat,” kata Veronika.
Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk, terutama pada anak-anak dan ibu hamil yang rentan terhadap stunting, yang menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Komitmen untuk Kesehatan dan Ekonomi Indonesia
Meski masih terbilang muda, semangat dan komitmen KBMI dalam mengembangkan kelor terbukti nyata.
Berbagai kolaborasi dan inisiatif yang telah dilakukan menunjukkan bahwa koperasi ini siap memberikan dampak positif bagi kesehatan dan ekonomi Indonesia.
KBMI memiliki visi besar untuk menjadikan kelor sebagai komoditas unggulan, yang tidak hanya menguntungkan anggotanya tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
“Kami ingin terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan ini,” tutup Veronika.
Dengan semangat kolaborasi yang kuat, KBMI bertekad memperkenalkan manfaat kelor ke seluruh penjuru Indonesia.
Baca juga
Mentan Amran Terharu Raih Penghargaan UNS: Saya Tak Akan Sampai di Sini Tanpa Ibu
Mengenal Fauzan, Mahasiswa Inspiratif dari Polbangtan Kementan yang Aktif di Kampus dan Sosial
Maporina Jateng Tetapkan Program 2025, Pengolahan Sampah Sampai Pangan Organik