Sinar Tani, Pasaman — Intervensi mengatasi masalah stunting terus dilakukan, salah satunya di bidang pertanian yaitu dengan meningkatkan konsentrasi zat gizi mikro pada bahan pangan sejak awal budidaya. Program Biofortifikasi Kementan di Pasaman memberikan dapak luar biasa, selain menghasilkan padi yang baik untuk mengatasi stunting juga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi petani disana.
Seperti diketahui jumlah balita penderita stunting ( tubuh kerdil, gangguan pertumbuhan ) di Indonesia masih cukup tinggi. Biofortifikasi sangat penting dalam memperkuat ketahanan Pangan Nasional dan Biofortifikasi beras menjadi penting sebagai salah satu inovasi dalam meningkatkan kandungan zat gizi, diantaranya mineral besi dan seng.
Seperti diketahui kekurangan zat besi dapat memicu terjadinya anemia yang memiliki gejala pusing, lemas dan tidak bertenaga sedangkan seng atau zinc dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, menstabilkan kadar gula darah, membantu menjaga kulit, mata dan jantung tetap sehat. asupan seng yang cukup sangat penting bagi anak-anak. Kekurangan seng dapat menghambat pertumbuhan, meningkatkan resiko infeksi dan meningkatkan resiko diare dan pernapasan.
Biofortifikasi memiliki beberapa keuntungan diantaranya dapat dikembangkan pada bahan makanan pokok. Lebih murah dan menguntungkan dari segi budidaya karena benih yang telah terfortifikasi hanya diperlukan sekali diawal penggunaan, selanjutnya benih dari penanaman berikutnya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petani lain. Selain itu Biofortifikasi bermanfaat bagi konsumen masyarakat rawan gizi dan produksi tinggi dan ramah lingkungan.
Terkait dengan hal ini Kementrian Pertanian melalui dana APBN Satker 03 (TP) dan dana APBN Satker pusat meluncurkan kegiatan Biofortifikasi yang programnya memberikan bantuan benih padi inpari Zinc sebanyak 25 kg per ha. bantuan pupuk hayati I liter per ha Dan bantuan pupuk NPK 100 kg per ha kepada Kelompok Tani pelaksanan kegiatan Biofortifikasi.
Di Kabupaten Pasaman jumlah Kelompok Tani penerima bantuan Biofortifikasi Tahun 2022 yang pendanaannya bersumber dari APBN Satker 03 (TP) ada 13 kelompok Tani dengan perincian 7 Keltan di kecamatan Rao Selatan dan 6 Keltan di Kecamatan Rao dengan total luasan 270 ha.
Program ini sudah terlaksana dan dari hasil ubinan terdapat peningkatan produktivitas padi petani rata-rata 0,7 Ton per hektar di Kecamatan Rao Selatan dan 0,28 Ton per Ha di Kecamatan Rao dibandingkan sebelum mengikuti kegiatan Biofortifikasi.
Sedangkan jika dibandingkan dengan provitas padi petani diluar program, terdapat peningkatan Produksi sebesar 1,14 Ton per Ha di Kecamatan Rao Selatan dan 1,54 Ton di Kecamatan Rao.
Peningkatan Produktivitas ini berarti pula peningkatan pendapatan petani sebesar Rp. 4.788.000 hingga Rp 6.468.000 per hektar sawah yang diusahakan di lokasi program Biofortifikasi. Dengan asumsi harga gabah kering Panen (GKP ) Rp.4200 per Kg di tingkat petani.
Dampak nyata program Biomorfologi dirasakan anggota Poktan Budaya Mandiri, Buyung. Menurut pria yang berdomisili di Jorong, Kampung Tongah, kecamatan Rao ini, Program Biomorfologi memberikan keuntungan lebih kepada petani dibandingkan dengan periode tanam sebelumnya.
“Hasil produksi padi naik sekitar 250 kg per 0,25 Hektar, dan dengan menanam benih Inpari Ir Nutri Zinc memiliki beberapa kelebihan umurnya genjah berkisar 115 hari, batang tidak mudah rebah dan bulir padi tidak banyak yang rontok,” ungkapnya.
Diakui Buyung yang paling menyenangkan hati ialah produksi tinggi dan ramah lingkungan serta masih dapat menggunakan benih ini untuk periode selanjutnya.
Untuk program Biofortifikasi yang pendanaannya bersumber dari APBN Satker pusat kegiatannya tersebar di 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Panti, Padang Gelugur, Rao, Rao Selatan, Rao Utara dan Simpati dengan total luasan sawah 1000 Ha dan musim tanam bulan desember 2022.
Menilik peningkatan Provitas padi melalui Dinas pertanian Kabupaten Pasaman sudah selayaknya program Biofortifikasi ini terus dikembangkan karena selain diharapkan dapat mencegah stunting juga dapat meningkatkan produktivitas padi petani. Artinya” sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui”
Reporter : Ade Candra
Baca juga
Kabupaten Blora Apresiasi Pejuang Ketahanan Pangan
Pasar Lelang Poktan Mumaros, Tingkatkan Harga Jual Hasil Panen
Muhammad Hariyono, Santri Sukses Berbisnis Kacang Tanah hingga Tembus Pasar Nasional