SINARTANI.COM, Aceh – Agar pertanian meningkat maka perbaikan tanah menjadi satu keharusan.
Tanah rusak artinya, bahan penyusun tanah nya sudah rusak, akibatnya terjadi kerusakkan pada jaringan tanaman. Sedangkan tanah miskin menunjukkan kandungan tanah terjadi kekurangan suatu unsur hara dipengaruhi oleh defesiensi unsur pada tanaman.
“Untuk memperbaiki kedua hal ini sangat berbeda cara perlakuan nya,” ujar Penyuluh Swadaya Nasional Admansyah Lubis dari Aceh Tamiang saat menjadi narasumber pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi.
Dalam acara PROPAKTANI edisi 887 yang diselenggarakan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI mengusung tema “Meningkatan nilai tambah petani dengan pemanfaatan potensi sumber-sumber lokal”, Admansyah menyampaikan beberapa permasalahan tentang tanah.
Dikatakan, cara membuat bahan pembenah tanah hayati dan pupuk larutan hayati serta membuat anti hama bahannya bisa dibuat dari ketersediaan sumber lokal yang sangat mudah diperoleh, seperti abu kayu, sere dan bawang merah.
“Untuk pembuatan bahan pembenah tanah hayati kita membuat formula..25 kg bactrea kimia organik + 500 kg kohe sapi + 200 kg kohe kambing + 200 kg pasir..untuk lahan sawah 1 ha. Sedangkan untuk pembuatan larutan hayati kita buat formula 1 bagian larutan mol bio Activator, 1 bagian urin hewan,1 bagian air kelapa,1/4 bagian bacteri kimia organik,” jelasnya.
Dengan pemanfaatan sumber-sumber lokal diharapkan petani Indonesia menjadi cerdas dan mandiri dalam mengelola usaha tani nya, baik dari perawatan tanah nya, cara membuat pupuk dan juga membuat anti hama nya.
“Sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi serta ketergantungan dengan bahan dan pestisida kimia,” timpalnya.
Menurutnya, hingga saat ini banyak petani yang belum memahami tentang tanah rusak/ tanah sakit dan tanah miskin serta bagaimana cara pengelolaannya.
“Tanah rusak itu merupakan tanah sakit. Karena telah terjadi kerusakan keseimbangan bahan-bahan penyusun tanahnya. Untuk itu harus dibentuk kembali dengan bahan bahan padat di sesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim,” bebernya.
Sedangkan tanah miskin sambungnya, kita hanya perlu memberikan pupuk yang mengandung unsur hara sesuai yang dibutuhkan tanaman saja.
“Apa bila kondisi tanah nya sudah baik saat diberi nutrisi sesuai kebutuhan tanaman, maka pertanian organik mampu meningkatkan produksi hasil panen tanaman sesuai dengan target,” pungkasnya.
*Abda*
Muhammad Hariyono, Santri Sukses Berbisnis Kacang Tanah hingga Tembus Pasar Nasional
Berawal Dari Ketidaksengajaan, Tabilasip Temuan Aris Berikan Hasil Optimal
Berdayakan Petani Gurem, Ini Konsep Jitu Penggiat Pertanian Budi Dharmawan