14 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Tanam Dalam Pot, Solusi Manfaatkan Pekarangan Sebagai Sumber Pangan

Pemanfaatan Pekarangan Dengan Menanam Dalam Pot

Sinar Tani, Semarang — Tabulampot atau tanaman buah dalam pot mungkin sudah popular di masyarakat. Namun bagaimana dengan Taoblampot dan Tayurlampot?

Taoblampot adalah kependekan “Tanaman Obat Dalam Pot” sedang Tayurlampot adalah kependekkan kata “Tanaman Sayur Dalam Pot”. Jadi Tabulampot, Taoblampot dan Tayurlampot terhitung masih ada pertalian persaudaraan. Kesemuanya adalah tanaman-tanaman yang dibudidayakan dalam pot.

Membudidayakan segala jenis tanaman dalam pot menjadi tren dan semarak di kalangan masyarakat beberapa waktu belakangan. Hal tersebut muncul karena minat dan kesadaran untuk bertanam,  serta hasrat untuk memetik hasil dari pekarangan sendiri yang besar. Namun terhalang dengan keterbatasan lahan pekarangan yang dimiliki.

Teknologi Tabulampot dan teman-teman merupakan inovasi yang dikembangkan dan didukung oleh program pemerintah, agar semua kalangan keluarga dapat berbudidaya tanaman di lahan pekarangan. Baik dipekarangan luas, sedang atau sempit.

Karena itu tidak ada lagi halangan bagi keluarga-keluarga untuk membudidayakan tanaman dilahan pekarangan masing-masing. Karena pada saat ini sudah tersedia tekonologi budidaya intensifikasi pekarangan untuk semua tipe pekarangan. Baik pada tipe pekarangan sempit, pekarangan sedang, maupun pekarangan luas.

Hal itu disampaikan Ketua Perhiptani (Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia) DPW Jawa Tengah, Warsana, SP,MSi pada kegiatan “Hatinya PKK Dengan Komoditas Hortikultura Untuk Menopang Pendapatan Keluarga di Masa Pandemi Covid-19 Bagi Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah Tahun 2022”.

Kehadiran Warsana, SP, MSi dalam kegiatan ini, disamping menyampaikan materi pengelolaan pekarangan sebagai sumber pangan dan obat keluarga,  sekaligus juga sebagai representasi dari para Penyuluh Pertanian se Jawa Tengah dalam perannya sebagai pendamping ibu-ibu PKK dilapangan, khususnya dalam hal teknologi budidaya intensifikasi pekarangan.

Pada kesempatan tersebut Warsana menjelaskan bahwa teknologi bertanam dalam pot telah berkembang pesat. Misalnya dilihat dari bahan baku pembuatan. Kalau  dahulu pot hanya terbuat dari tanah liat, maka sekarang muncul pot dari poselin, plastik tebal, plastic tipis (polybag), pipa paralon, pipa talang, planter bag, kayu, bambu, batang pisang dan juga barang-barang bekas dapat dimanfaatkan sebagi pot tanaman.

Ukuranpun bervariasi, dari kecil untuk bibit tanaman sampai pot dan planter bag besar untuk tanaman pohon buah.

Sedang metode atau cara bertanam juga berkembang. Kalau biasanya pot hanya diletakkan saja, sekarang ada system pot gantung, tanaman vertical, vertikultur atau kombinasi, Aneka ragam cara bertanam dalam pot, disertai pengaturan yang harmonis, mejadikan halaman pekarangan makin  terlihat Asri Teratur Indah dan Nyaman  dihuni (HATINYA). Dan yang lebih penting, halaman pekarangan dapat menghasilkan bahan pangan yang lengkap, mudah dan murah.

Pemilihan bahan dan cara bertanam disesuaikan dengan situasi dan kondisi sumberdaya setempat. Baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya produksi.

Lebih lanjut Warsana mengatakan bahwa dilihat dari luas lahan yang tersedia, pekarangan dapat dibedakan menjadi 4 model pekarangan yaitu:  Pekarangan Sempit : luas kurang dari  120 m2  , Pekarangan Sedang :   luas antara 120 m2  sampai  400 m2 , Pekarangan Luas : luas   antara  400 m2 sampai 1000 m2  dan Pekarangan Sangat Luas yaitu lebih dari 1000 m2. Masing-masing tipe pekarangan mempunyai rekomendasi model, jenis komoditas dan penerapan teknologi yang berbeda.

Sebagai contoh Warsana memaparkan model pengelolaan pekarangan di komplek perumahan dengan tipe masing-masing.

 

No.

Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas
1. Perumahan Tipe 21 (Total lahan sekitar 36 m2) Vertikultur (model gantung, dan tempel)
  • Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun
  • Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong
Pot/ polibag
  • Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Buncis tegak
  • Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Temu Lawak, Kumis kucing
2. Perumahan Tipe 36 (Total lahan sekitar 72 m2) Vertikultur (model gantung, dan tempel)
  • Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun
  • Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong
Pot/ polibag

Tanaman buah dalam pot: jeruk, mangga, jambu, belimbing

  • Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung
  • Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya.
3. Perumahan Tipe 45 (Total lahan sekitar 90 m2) Vertikultur (model gantung, dan tempel)
  • Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Caisim, Bayam, Kangkung, Kemangi, Seledri, Selada Bokor
  • Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong
Pot/ polibag / tanam langsung
  • Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung
  • Buah semusim: Pepaya, Jambu biji, Srikaya, Sirsak, Belimbing, Jeruk Nipis/Limau
  • Toga: Jahe, Kencur, Kunyit, Kumis Kucing, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya, Sambiloto, Temulawak, Gempur batu.
Kolam mini
  • Pemeliharaan ikan : Lele/Nila/Gurame
  • Pemeliharaan belut

 

4. Perumahan Tipe 54 (Total lahan sekitar 120 m2) Vertikultur (model gantung, dan tempel)
  • Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun
  • Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong
Pot/ polibag /tanam langsung
  • Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung
  • Tanaman buah dalam pot: jeruk, mangga, jambu, belimbing
  • Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya.
Kolam mini Pemeliharaan ikan : Lele/Nila/Gurame
Ternak unggas dalam kandang Ayam buras
Lahan terbuka hijau Tanaman buah

Intensifikasi pagar

Mangga, Rambutan, Pohon Salam, Belimbing sayur, Tanaman khas daerah/ tanaman langka

Katuk, Daun mangkokan, Beluntas, Pandan, Sereh

 

Sedangkan pemilihan komoditas yang dapat diusahakan dipekarangan, dianjurkan selengkap mungkin, meliputi : Tanaman pangan dan Hortikultura, misalnya : Umbi-umbian, kacang2an, sayuran, buah, tanaman bumbu dan tanaman  obat.

Dapat juga memilih tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, misalnya : Sayuran dan  tanaman hias (bunga potong). Lalu untuk mencukupi kebutuhan protein dapat di pelihara ternak kecil : Kambing, Domda, Unggas hias, ayam petelur, ayam pedaging. Juga dapat ditambah memelihara Ikan, misalnya : ikan hias, budikdamber (budidaya ikan dalam ember) dll.

Untuk rumah dengan pekarangan luas atau sedang, Warsana membuatkan denah untuk membedakan, yaitu :

  • Halaman depan (pelataran), halaman samping kiri, halaman samping kanan dan halaman belakang (kebon).
  • Halaman depan dapat diisi dengan : Lumbung pangan, Tanaman Hias, Pohon buah, Tempat bermain anak, Bangku taman dan Tempat menjemur hasil pertanian.
  • Halaman samping kiri dan kanan dapat digunakan untuk : Tempat jemuran pakaian, Pohon penghasil kayu bakar, Bedengan tanaman pangan, Tanaman Obat, Kolam ikan dan Sumur
  • Sedang halaman belakang atau kebon dimanfaatkan untuk : Bedengan tanaman sayuran, Tanaman bumbu, Kandang ternak dan Tanaman Industri

Agar semua jenis tanaman, ternak dan ikan yang dipelihara dapat tumbuh subur, berkembang beranak pinak, tentu diperlukan cara atau teknologi yang tepat. Misalnya pembuatan media tanaman yang baik, bibit yang berkualitas, pemupukan 5 tepat, juga pemeliharaan serta pengendalian hama penyakit tanaman yang bijak.

Demikian pula penerapan Teknologi  pemeliharaan ternak dan ikan yang baik akan menghasilkan produksi yang baik pula.

Karena keterbatasan waktu, Ketua Perhiptani DPW Jateng ini hanya sekilas membahas teknis budidaya. Namun Warsana yang sehari-hari bekerja sebagai Penyuluh Senior di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah ini menegaskan bahwa seluruh jajaran Penyuluh Pertanian di Jawa Tengah siap mendampingi ibu-ibu PKK di semua tingkatan dalam melaksanakan AKU HATINYA PKK. ( Amalkan dan Kukuhkan Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman.). Sehingga diharapkan ibu-ibu PKK tidak segan-segan berkoordinasi dengan  Penyuluh Pertanian setempat, untuk bersama-sama mensukseskan AKU HATINYA PKK di Jawa Tengah.

Hal tersebut disambut baik oleh TP-PKK Jawa Tengah, seperti yang disampaikan Sylvia Hanung.  Dalam salah satu simpulan hasil kegiatan, dikatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan dukungan TP-PKK Jateng untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan AKU HATINYA PKK. Seluruh jajaran PKK harus selalu terbuka untuk menerima dan melaksanakan teknologi baru.

Dalam amanat pembukaan yang disampaikan secara daring, Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Tengah, Siti Atikoh Ganjar Pranowo juga berpesan agar upaya sosialisasi AKU HATINYA PKK dilakukan secara massif dan terus menerus.

Agar masyarakat lebih paham dan tertarik untuk melaksanakan. Karena disamping menata halaman pekarangan agar asri, teratur, indah dan nyaman,  tujuan penting program ini adalah pemenuhan kebutuhan Gizi masyarakat serta mewujudkan Ketahanan Pangan Keluarga.Terpenuhinya kebutuhan pangan keluarga yang B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) akan menjadikan pribadi-pribadi yang sehat dan dapat beraktivitas dengan sempurna.

Demikian pula anak-anak akan tumbuh dan berkembang sehat, jauh dari stunting. “ Pada tahun 2024  target prevelensi stunting di Jawa Tengah sudah dibawah 14 %” pungkas pemilik nama lengkap Siti Atikoh Supriyanti Ganjar Pranowo.

Reporter : Djoko W

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini