21 Januari 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Putro, Kuliah Ilmu Kelautan Sukses Kembangkan Pertanian Berkelanjutan

Putro, Kuliah Ilmu Kelautan Sukses Kembangkan Pertanian Berkelanjutan

Sinar Tani, Bogor —- IPB University dikenal melahirkan banyak lulusan multi talenta, sering dijuluki dengan berbagai nama lucu seperti Institut Pleksibel Banget, Institut Perbankan Bogor, dan Institut Publisistik Bogor. Salah satu lulusannya, Putro Santoso Kurniawan, menunjukkan fleksibilitas ini dengan sukses membangun usaha pertanian berkelanjutan bernama Saga Farm.

Putro, yang merupakan lulusan Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, mendirikan Saga Farm di Kampung Sawah Lega, Desa Ciaruteun, Bogor, Jawa Barat. Lulus pada tahun 2001, Putro konsisten mengembangkan konsep pertanian berkelanjutan sejak tahun 2005 meskipun lahan yang dimilikinya masih kecil.

“Dengan konsep pangan berkelanjutan, produk lokal tidak membutuhkan jarak pengiriman yang jauh, sehingga mengurangi polusi yang dihasilkan saat distribusi barang. Para petani lokal juga merasakan dampak positif dari penjualan hasil kebun mereka,” jelas Putro, yang juga dikenal sebagai suami dari Fina Ardarini.

Putro percaya bahwa ketahanan pangan akan meningkatkan kesejahteraan penduduk dan memberikan manfaat lainnya. Berangkat dari pengalamannya sebagai anggota LSM yang fokus pada isu lingkungan, ia memilih menjadi petani sayuran organik. “Pangan organik seharusnya bisa diakses oleh semua kalangan,” kata pria kelahiran Solo, 18 Juni 1975 ini.

Saga Farm, singkatan dari Sawah Lega Farm, mengelola budidaya sayuran secara organik yang ramah lingkungan. Putro menerapkan konsep pertanian berkelanjutan berbasis keluarga petani, bukan korporasi, untuk mengangkat martabat petani. “Sistem ini mendukung konsep sustainable food system yang menjamin keberlanjutan dan keadilan bagi konsumen, produsen, dan alam,” tuturnya.

Permintaan sayur organik meningkat sejak pandemi Covid-19, membuat masyarakat semakin sadar akan kesehatan. Tren pemasaran sayur pun berubah menjadi online, dan banyak masyarakat kota datang ke desa untuk menjalin kemitraan dengan petani. Hal ini membuat Putro dan petani organik setempat mendapatkan harga yang lebih baik.

Baca Juga :  Sherwin Sigalingging Ngebut Beli Lahan, Jual Bibit Ala Gen Z di TikTok!

“Saya berusaha mengintegrasikan kegiatan peternakan, sawah, tanaman sayuran, dan buah agar asupan dari luar bisa ditekan serendah mungkin,” jelas ayah dari Inkania Khairunnisa dan Daya Nur Adiyat ini. Keberhasilannya menerapkan konsep pertanian berkelanjutan membawanya berbagi pengalaman ke beberapa negara seperti Italia, Thailand, Kuba, dan Jepang.

Putro juga mengelola Pusat Pendidikan dan Latihan Pertanian Berkelanjutan di Darmaga, Bogor, yang berada di bawah naungan Serikat Petani Indonesia (SPI) cabang Bogor. Pusdiklat ini mewadahi sekitar 70 petani dari 14 desa di sekitar Bogor. Di sini, terdapat demplot pertanian organik dengan berbagai macam sayuran seperti bayam, bayam merah, katuk, buncis, kacang panjang, timun, kangkung, kemangi, dan lainnya.

Pada 2010, Putro bersama para petani mendirikan Koperasi Serikat Petani Indonesia (KSPI) Bogor, yang kini memiliki 92 anggota dari empat basis SPI Bogor. Unit usaha KSPI Bogor terbagi menjadi empat yaitu jaringan warung tani, industri kompos, transportasi, dan terminal organik.

Sebagai alumni IPB University, Putro selalu bertekad meningkatkan kesejahteraan petani dan pekerja. “Dimanapun kita bekerja, selalu manusiakan manusia. Jangan jadikan manusia hanya sebagai instrumen belaka,” pesan Putro.

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini