Sinar Tani, Semarang — Para petani di Jawa Tengah bersyukur dan dapat bernafas lega setelah perjuangan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga Rp 28 triliun. Sebab dengan tambahan tersebut, petani dapat memaksimalkan percepatan tanam terutama dalam mewujudkan Indonesia swasembada.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman secara simbolis telah menyerahkan alokasi penambahan pupuk subsidi untuk petani seluruh Indonesia senilai Rp28 triliun. Dengan tambahan tersebut, kini total anggaran pupuk subsidi mencapai Rp 54 triliun.
Penyerahan secara simbolis tersebut dilakukan Amran kepada Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi yang mewakili seluruh kepala daerah se-Indonesia. Penyerahan dilakukan usai meninjau pertanaman padi di Desa Papalang, Mamuju, Sulawesi Barat.
Berita yang sangat menggembirakan tersebut cepat menyebar, dan mendapat tanggapan yang luarbiasa gembira oleh para petani di Jawa Tengah. Bak musafir yang kehausan mendapatkan air jernih yang menyegarkan.
Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat tani di Jawa Tengah memang pantas bergembira. Sebab provinsi yang terletak di Tengah-tengah pulau Jawa ini menyandang predikat sebagai penyangga utama pangan nasional.
Luas panen padi Jawa Tengah pada tahun 2022 mencapai 1.688.670 Ha. di tingkat nasional menempati posisi ke dua. Beda tipis setelah Provinsi Jawa Timur, yang mencapai 1,69 juta ha. Kemudian disusul provinsi Jawa Barat pada posisi ke tiga, seluas1,66 juta ha. Produksi padi yang dihasilkan mencapai 9.356.445 ton GKP atau setara dengan 5.380.510 ton beras.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Suprianto, SP,MP, yang dihubungi melalui selularnya mengatakan para petani di Jawa Tengah menyampaikan terimakasih atas perjuangan bapak mentan yang menambah alokasi pupuk hingga 28 triliun. Penambahan tersebut disambut rasa syukur karena tahun ini petani dapat mempercepat akselerasi tanam.
Menurutnya, pupuk adalah unsur yang sangat penting, juga sebagai kebutuhan vital dalam meningkatkan produksi dan produktivitas. Karena itu, tambahan pupuk subsidi membuat petani bersyukur dan semakin bersemangat dalam menghadapi musim tanam II yang akan berlangsung pada April mendatang.
“Sekali lagi kami menyampaikan terimakasih kepada bapak menteri atas tambahan alokasi pupuk. Kami sangat optimis Jawa Tengah siap berkompetisi untuk Indonesia swasembada,” ujar Supriyanto penuh semangat.
Sebagaimana pemberitaan sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman secara simbolik menyerahkan alokasi penambahan pupuk subsidi untuk petani seluruh Indonesia sebesar Rp 28 triliun. Mentan mengatakan, penambahan ini merupakan tindak lanjut hasil berbagai pertemuan dan rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan juga para Menteri seperti Sri Mulyani. Hasilnya, alokasi pupuk sebanyak 9,55 juta ton resmi diputuskan melalui surat menteri keuangan no S-297/MK.02.2024.
Kalau kita runut dari awal tahun, alokasi pupuk bersubsidi di Jawa Tengah memang cukup mencemaskan berbagai pihak. Betapa tidak, alokasi pupuk bersubsidi tahun 2024 yang berupa pupuk urea hanya sebanyak 452.612 ton. Kemudian pupuk NPK sebanyak 299.611 ton dan pupuk NPK Formula khusus 21 ton.
Bila dibandingkan dengan alokasi pada tahun 2023, pada tahun 2024 alokasi semua jenis pupuk bersubsidi mengalami penurunan. Yakni pupuk urea turun 38,21 %, pupuk NPK turun 31,30 % dan pupuk NPK Formula khusus turun 96%.
Apalagi apabila dibandingkan dengan e RDKK, yang merupakan manifestasi permintaan petani untuk kebutuhan pupuk bersubsidi. Dari ajuan petani dalam e RDKK, pupuk urea “hanya” disediakan 58%, pupuk NPK disediakan 28,3% dan pupuk NPK Formula Khusus 14,07%.
Tambahan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2024 yang diterima provinsi Jawa Tengah mencakup pupuk urea, yang semula sebesar 452.612 ton menjadi 773.647 ton (bertambah 71%).. Pupuk NPK yang semula sebanyak 299.611 ton menjadi 640.510 ton (bertambah 114%) dan pupuk NPK Formula khusus dari 21 ton menjadi 149 ton (bertambah lipat 6 kali).
Sebagai informasi volume pupuk subsidi tahun 2024 meliputi pupuk kimia dan juga organik untuk sembilan jenis komoditas seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan kakao. Alokasi pupuk mengacu pada rekomendasi Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian.
“Kami titip kios-kios dan distributor agar tidak melakukan kecurangan. Dan bagi yang nakal langsung cabut saja izinnya. Karena itu, mari kita singsingkan lengan dan turun ke lapangan karena ini adalah bagian dari perjuangan kita untuk petani Indonesia,” Ungkap Mentan.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Kunjungi Dokter Tani, MAPORINA Jateng Dorong Pertanian Organik Lewat Kolaborasi
Optimalkan Aliran Air, BBWSPJ dan Pemkab Sidrap Gali Saluran Irigasi
Listrik Masuk Sawah, Dukung Ketahanan Pangan Kabupaten Demak