Sinar Tani, Wonogiri — Semakin sedikitnya Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian terutama anak muda, membuat pemerintah Kabupaten Wonogiri lakukan berbagai Langkah. Salah satunya dengan mekanisasi pertanian melalui pemberian bantuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) kepada petani.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, pada 2022, hasil pertanian padi jagung dan kedelai berhasil menyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 30 persen, pada cakupan lahan pertanian yang dilindungi seluas 34.000 hektare di wilayahnya.
Permasalahan yang timbul adalah berkurangnya sumber daya manusia di bidang pertanian Wonogiri, di mana generasi milenial kurang berminat bekerja dibidang pertanian dan melirik pada sektor lain yang dianggap lebih bergengsi dan lebih menjanjikan
Karenanya, untuk meningkatkan efisiensi kegiatan pertanian, dan menarik minat kaum milenial di bidang pertanian, dipandang perlu penggunaan alat mesin pertanian modern, untuk terus ditingkatkan.
“Lahan pertanian kita seluas 33.000 hektare. Tetapi karena perkembangan zaman, SDM petani kita justru berkurang. Padahal, lahan seluas itu menghasilkan PDRB cukup tinggi, di angka 30 persen. Makanya alsintan ini dibagikan supaya terjadi efisiensi kegiatan pertanian, tetapi hasilnya tetap bisa optimal,” kata Jekek, sapaannya.
Dilansir dari SIKP Kominfo Pemerintah Kabupaten Wonogiri telah mendistribusikan 331 unit alat mesin pertanian (alsintan) dan bantuan peningkatan sarana jalan usaha tani dan irigasi senilai Rp9,4 miliar, bagi kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) pada hari Kamis 24 Agustus 2023 lalu. Penyerahan dilakukan secara simbolis di Pendapo Rumah Dinas Bupati Wonogiri,
Bupati meminta setiap alsintan yang diterima oleh poktan/gapoktan harus dirawat dengan baik, agar dapat digunakan seoptimal mungkin.
“Harus dirawat, dan diopeni tenanan, jangan disia-siakan supaya bisa dipergunakan dengan optimal untuk menekan biaya operasional pertanian,” kata Jekek.
Sebagai informasi, bantuan alsintan yang didistribusikan oleh Pemkab Wonogiri melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri sejumlah 143 unit, dengan nominal sebesar Rp3.373.450.000.
Alsintan tersebut antara lain hand traktor rotary, dari dana DBHCHT jumlah 15 unit, senilai Rp 622.500.000. Cultivator, dari dana DBHCHT jumlah 50 unit, senilai Rp 775.000.000. dan handsprayer elektrik, dari dana DBHCHT jumlah 250 unit, senilai Rp 300.000.000
Selain itu ada juga alat perajang tembakau, dari dana DBHCHT jumlah delapan unit, senilai Rp133.200.000. Kendaraan Roda Tiga, dari dana DBHCHT jumlah lima unit, senilai Rp162.750.000. Combine Harvester, dari dana DAK jumlah tiga unit, senilai Rp 1.380.000.000. Dan pekarangan pangan lestari, dari dana DAK jumlah dua unit, senilai Rp 100.000.000
Selain alsintan ada juga bantuan sarana dan prasarana pertanian seperti jalan usaha tani (JUT), 30 unit Dana DAK, senilai Rp 6.000.000.000. Pembangunan/ Perbaikan Jaringan Irigasi Usaha Tani,5 unit, dana DAK, senilai Rp1.000.000.000. Pembangunan / Perbaikan Jalan Produksi, 12 unit, dana DBHCHT senilai Rp1.200.000.000
Sarpras lain ialah pembangunan/ perbaikan Jalan Usaha Tani (JUT) 10 unit Padat Karya, dana APBD senilai Rp1.000.000.000, dan pupuk tembakau, 16.700 kg dana DBHCHT, senilai Rp238.555.000
Masyarakat di pedesaan Wonogiri mempunyai tradisi turun temurun “boro” atau merantau di masa muda. Rasanya disetiap kota besar di Indonesia, tentu ada mas-mas penjual bakso yang berasal dari Wonogiri. Tentu dari sekian ribu perantau tersebut ada yang berhasil, menjadi kaya raya di kota, namun lebih banyak yang biasa-biasa saja.
Dengan adanya bantuan alsintan dari pemerintah, diharapkan menjadi pemantik timbulnya kembali minat generasi muda di bidang pertanian. Karena mengolah tanah dengan traktor tentu beda gengsi dibanding mencangkul atau membajak dengan kerbau.
Kecuali itu, dengan penggunaan alsintan akan bertambah pula pendapatan petani karena efisiensi, sehingga akan menambah kebutuhan alsintan. Maka akan muncul kelompok tani atau perorangan dengan cara mandiri menyediakan jasa alsintan. Ini akan membuka lapangan kerja baru.
Sebagai informasi Kabupaten Wonogiri adalah sebuah kabupaten yang luas, terdiri dari 25 kecamatan, 43 kelurahan, dan 251 desa. Pada tahun 2022, jumlah penduduknya mencapai 1.057.087 jiwa dengan luas wilayah 1.793,67 km² sebaran penduduk sebanyak 589 jiwa/km².
Wilayah kabupaten Wonogiri sebeleh timur merupakan daerah yang hijau lereng gunung Lawu. Tetapi Wonogiri juga punya daerah yang berupa pegunungan berbatu gamping (karst), terutama di bagian selatan, dan termasuk jajaran Pegunungan Seribu. Dari sana mata air membual dari dalam tanah dan mengalir hingga menjadi Sungai Bengawan Solo. Sebuah sungai legendaris dan terpanjang di pulau Jawa.
Memiliki luas areal pertanian mencapai 98.082 ha atau 53.82% dari luas wilayah, lahan sawah 32.677 ( 33,3 %) terdiri dari sawah irigasi 22.212 Ha dan non irigasi 10.465 Ha. Lahan sawah ini di dukung oleh sarana irigasi sebanyak 3.970 unit dengan panjang 1.560 km.
Sedang lahan kering berupa ladang atau tegal seluas 65.405 Ha ( 66,7 %) dengan jumlah Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebanyak 291 kelompok. Sehingga kabupaten .Wonogiri merupakan daerah agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani.. Wonogiri merupakan penghasil ubi kayu terbesar di Jawa Tengah, dengan produksi mendekati 900.000 ton.
reporter : Djoko W
Baca juga
Listrik Masuk Sawah, Dukung Ketahanan Pangan Kabupaten Demak
Jual Pupuk di Atas HET, Mentan Ancam Cabut Izin Distributor Nakal
Dorong Produktivitas, TNI Bersama Warga Panca Lautang Perbaiki Saluran Irigasi