Sinar Tani, Bojonegoro — Beralih dari BBM ke gas LPG untuk bahan bakar mesin pompa air menjadi pilihan tepat bagi Kelompok Tani Maju Makmur, Desa Mulyorejo, Bojonegoro. Pasalnya dengan menggunakan gas 3 kg, membuat biaya untuk pengairan lahan bisa ditekan dan hal tersebut berdampak besar bagi perekonomian warga.
Diungkapkan salah saeorang anggota kelompok Poktan Maju Makmur, Arifin, bahwa mesin pompa air berbahan gas LPG merupakan bantuan dari Dinas Peranian.
“Proposal kami ke Dinas Pertanian disetujuan dan kami mendapatkan bantuan 6 unit mesin pompa air irigasi jenis Alkon ukuran 6,5 PK berbahan bakar gas LPG 3,” ujarnya
Bantuan tersebut digunakan untuk alih fungsi pompa air yang sebelumnya berbahan bensin (BBM) ke bahan bakar LPG.
“Untuk teknologinya kita sudah paham serta komponennya sudah tinggal dirangkai dan menyambung selang saja,”tuturnya.
Penggunaan mesin air berbahan LPG diakui Arifin berdampak besar bagi petani. Karena bila dibandingkan dengan mesin air berbahan BBM (Pertalite atau Solar), penggunaan tabung gas 3 kg jauh lebih irit.
“Untuk mengairi tanaman jagung seluas seperempat hektar dari pukul 07.00-15.00 WIB (8 jam) tidak sampai habis total, ternyata hasilnya sangat irit dibandingkan pertalite dan solar, apalagi sekarang harga BBM semakin naik jadi lebih irit,” ungkapnya.
Arifin menambahkan jika dipakai mengairi sawah tanaman padi dari pagi hingga sore, tabung LPG 3kg seharga Rp 18 ribu bisa habis. Ini berbeda ketika menggunakan bahan bakar pertalite yang bisa menghabiskan 4 hingga 5 liter dengan biaya Rp 50 ribu
“Ada selisih harga sekitar Rp 32.000 setiap mengairi sawah, jadi jauh lebih hemat,”paparnya.
Meski begitu terdapat kekurangan dalam menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar, yaitu mesin pompa air akan menjadi lebih panas ketika digunakan. Namun kekurangan tersebut bisa diatasi dengan cara rajin mengontrol oli mesin.
Diejlaskan Arifin selama proses tanam pengairan sawah dilakukan sebanyak empat kali, untuk tanaman jagung empat kali penyiraman dan tembakau bisa dilakukan tiga kali.
“Tapi juga tergantung cuacanya, untuk itu pemakaian gas LPG bisa menjadi solusi di tengah beragamnya masalah yang dihadapi petani, seperti pupuk mahal, harga jual saat panen turun, hingga ancaman gagal panen,”pungkasnya.
Reporter ; Soleman
Baca juga
Kunjungi Dokter Tani, MAPORINA Jateng Dorong Pertanian Organik Lewat Kolaborasi
Optimalkan Aliran Air, BBWSPJ dan Pemkab Sidrap Gali Saluran Irigasi
Listrik Masuk Sawah, Dukung Ketahanan Pangan Kabupaten Demak