SINARTANI, Jakarta — Peran The Development of Integrated Farming System in Upland Area (Upland) Kementerian Pertanian dalam menghadaoi krisis pangan global khususnya bagi petani dataran tinggi terus ditingkatkan. Salah satunya dengan mendorong fasilitasi pembiayaan pertanian (KUR) dan pelindungan petani (Asuransi).
Diungkapkan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil, Saat ini Menteri Pertanian menyampaikan 3 program utama yang disebut sebagai strategi baru dalam menghadapi krisis pangan global.
“Yang pertama yaitu tetap meningkatkan produksi dalam konteks menekan inflasi. Yaitu komoditas yang menyebabkan inflasi seperti cabai merah, bawang merah ada produk-proguk lain,” ungkap Ali jamil saat menghadiri workshop Menghadapi Krisis Pangan Global Dengan Minimalisir Resiko Produksi Pangan Melalui Pembiayaan Pertanian, Rabu (5/10).
Kedua ialah melakukan substituasi import dengan membuat program pertanian yang berfokus pada komoditas import seperti kedelai dan gandum.
“Apakah dengan sorgum yang sudah di launching pak Presiden untuk mengembangkan sorgum kedepan, dan untuk kedelai kita sudah memiliki program mengembangkan komoditas tersebut.” jelasnya.
Dan yang ketiga tetap meningkatkan ekspor melalui program 3 kali lipat ekspor, dengan memperbanyak komoditas yang diekspor mencapai lebih dari 500 komoditas tumbuhan maupun hewan.
“Karena itu untuk menghadapi krisis pangan globak ini kita terus meningkatkan peran program Upland yang sudah running di 13 Kabupaten, salah satunya dengan memfasilitasi pembiayaan pertanian dengan KUR dan perlindungan petani melalui Asuransi,” ungkapnya.
Ali Jamil menambahkan selain Asuransi Usaha Tani Padi dan Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau yang sudah berjalan. Pihaknya terus berusaha mendorong terwujudnya perlindungan (asuransi)) terhadap petani khususnya petani-petani pembudidaya komoditas yang mempengaruhi inflasi seperti cabai, bawang merah mapun kambing domba, kopi dan kakau yang merupakan produk-produk ekspor.
“Hal itu sedang kita garap, dan harapa kita akan ada komitmen untuk bisa kita lakukan perlindungan petani budidaya berbagai komoditas tersebut,” ujarnya.
Dijelaskan Ali Jamil, Upland merupakan program pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir di dataran tinggi yang sumber dananya berasal dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB).
“Dataran tinggi itu komoditasnya bermacam-macam ada padi, kopi, kakau , berbagai macam sayuran dan lain-lain. Dan adanya program Upland ini adalah untuk mengangkat pertanian berbagai komoditas tersebut,” tegasnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan bahwa program Upland yang sudah dijalankan daerahnya banyak memberikan dampak luar biasa bagi kabupaten Garut.
“Program Upland sangat hebat karena dianggarkan dulu oleh Pemerintah Daerah dalam APBD. Setelah itu kalau program tersebut berjalan baik baru di ganti oleh pusat (reburs). Dan ini memberikan dorongan secara teknokratik bagaimana kita juga harus serius untuk melakukan [rpgram pengembangan pertanian ini,” ujarnya.
Rudy menambahkan dengan program Upland pemerintah daerah bisa melakukan sinergitas dari hulu sampai hilir dalam mengembangkan pertanian.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan Islamic Development Bank (IsDB) menyampaikan pihaknya kan terus mensupport program- program Kementerian Pertanian khususnya dalam memperkuat pangan dan menghadapi krisis global.
Hal senada juga disampaikan perwakilan International Fund for Agricultural Development (IFAD), Anisa, bahwa program yang dijalankan dengan Kementerian Pertanian melalui Direktorat PSP sejak 2019 memiliki tujuan utama meningkatkan produktifitas dan kapasitas petani terutama di dataran tinggi untuk mengembangkan agribisnis.
“Upland selain memperkenallan teknik pertanian melalui GAP, juga memperkuat daya tahan petani dari sisi pembiayaan. Jadi Workshop hari ini penting sekali, karena bukan hanya mendukung petani agar lebih paham mengakses pembiayaan pertanain tetapi juga mengenalkan petani dengan produk asuransi pertanian,” ungkapnya.
Karena itu IFAD dan IsDB bekerjasama dengan program Insured yang juga dibiayaai IFAD dan SIDA mengembangkan beberapa skema dan produk, salah satunya asuransi petani cabai dan bawang merah serta produk pertanian lainnya.
Baca juga
Listrik Masuk Sawah, Dukung Ketahanan Pangan Kabupaten Demak
Jual Pupuk di Atas HET, Mentan Ancam Cabut Izin Distributor Nakal
Dorong Produktivitas, TNI Bersama Warga Panca Lautang Perbaiki Saluran Irigasi