6 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Herman Khaeron: Filosopi Benih dalam Pembuatan Regulasi

Sinar Tani, Jakarta—Benih bukanlah segalanya, namun tanpa benih, segalanya tak akan ada. Ungkapan tersebut menjadi filosofi  yang dipegang teguh pelaku perbenihan.

Karena itu, Ketua Umum Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI), Herman Khaeron mengingatkan dalam menyusun perundang-undangan dan peraturan terkait perbenihan harus mengetahui filosofi benih tersebut.

Artinya, pemerintah perlu mempertimbangkan siapa yang akan menggunakan regulasi tersebut dan aspek teknis yang terlibat dalam proses peraturan. “Benih adalah ruh dalam kehidupan. Karena itu, kita harus pahami tidak ada benih, tidak ada kehidupan. Jadi terpenuhi kebutuhan pangan tergantung benih,” katanya.

Bahkan dalam dunia pertanian, benih bukan hanya alat produksi, tetapi juga kunci utama untuk meningkatkan hasil panen. Karena itu, menurut anggota DPR RI ini kualitas benih yang unggul menjadi sangat penting.

Karenanya, untuk mendorong pelaku usaha perbenihan, regulasi dalam bidang perbenihan harus mencakup semua aspek, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir produksi. Penting juga untuk menjaga agar regulasi tersebut tetap sederhana dan mudah dipahami pelaku usaha.

Sebagai contoh, dalam proses pendaftaran dan pelepasan varietas, regulasi harus dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak menghambat pelaku usaha. Hal ini sangat vital untuk memacu perkembangan industri benih secara keseluruhan.

Selain regulasi, Herman menekankan pentingnya membuka pintu bagi inovasi dalam produksi benih yang unggul. Di beberapa negara, kebijakan regulasi yang fleksibel justru menjadi pemicu lahirnya ide-ide baru yang inovatif.

“Percepatan proses pelepasan varietas akan mendorong inovasi dan kreatifitas dalam pengembangan benih di dalam negeri. Jika prosesnya rumit, hal ini dapat menghambat para pelaku usaha,” ujarnya.

“Negara lain saja bisa menghasilkan inovasi setiap 6 bulan sekali, kita proses sertifikasi masih butuh waktu sampai 2 tahun, kita pasti ketinggalan jauh,” tambah Herman.

Baca Juga :  Hasil Melimpah dengan Cevya 400 SC, Inovasi Terbaru BASF untuk Petani

Inovasi di bidang perbenihan dan perbibitan menurut Kang Hero sapaan akrabnya, ditandai dengan lahirnya varietas atau strain baru yang unggul. Varietas itu akan mampu mengatasi tantangan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian secara menyeluruh.

Herman juga menyoroti manajemen perbenihan. Pemerintah perlu memiliki perencanaan yang matang terkait kebutuhan benih. Bahkan, ia menekankan pentingnya memiliki neraca benih untuk komoditas yang menjadi prioritas atau strategis bagi negara.

“Khusus benih padi yang sensitif terhadap lingkungan, prosesnnya harus benah-benar terencana. Karena itu, Pemerintah harus memiliki roadmap, memiliki neraca, harus memiliki prioritas (terhadap benih),” tegasnya. 

Reporter : Gsh

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini