Sinar Tani, Jakarta — Sebagai salah satu nutrisi utama dalam tanah, Potassium (Kalium) memiliki peran dalam meningkatkan produktifitas dan hasil panen yang maksimal. Karena itu, kebutuhan kalium menjadi wajib bagi lahan pertanian. Untuk itu, Uralkali salah satu produsen KCL terbesar kedua didunia menggandeng PT Lautan Luas Tbk menghadirkan Pupuk KCl Bumi Ijo kepada petani di Indonesia. Seperti apa perannya? Ini kesan petani pengguna.
Bagi tanaman, Potassiu/Kalium (K) memiliki peran yang sangat penting. Mulai dari meningkatkan resisten dari penyakit dan stress akibat serangga, meningkatkan kualitas serta periode cadangan makanan tanaman, meningkatkan asimilasi dari Co2, hingga meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringa.
Selain itu potassium/Kalium juga dapat terlibat dalam proses metabolism dengan mengaktifkan lebih dari 60 enzim, dan meningkatkan level protein, zat pati serta hidrokarbon.
Pupuk KCL Bumi Ijo bisa menjadi solusi bagi petani dalam memberikan asupan Kalium pada lahan pertanian. Dengan kandungan Kalium berkualitas yang didatangkan langsung dari Rusia yang merupakan negara pengasil Potassium/Kalium terbesar ke dua didunia, KCL Bumi Ijo bisa dipastikan dapat memberikan asupan Kalium terbaik bagi lahan pertanian.
Seperti diungkapkan petani padi desa Tenggak, Sidoharjo, Sragen, Darsono bahwa hama tikus yang kerap menyerang di area persawahan bisa teratasi dengan penggunaan pestisida maupun pemupukan yang berimbang.
Khusus untuk pemupukan, Darsono mengungkapkan bahwa pemupukan dilakukan 2 tahap. Pada lahan 2000 meter persegi dilakukan pemupukan tahap pertama yaitu pada 3-4 hst dengan menggunakan 50 kg urea dan 50 kg.
“Lalu untuk pemupukan kedua sebelum usia 15 Hst dengan menggunakan 50 kg Za dan 50 kg KCL Bumi Ijo, dan pada umur 25-30 Hst diberikan pupuk KCL lagi maka hasilnya akan maksimal,” tambahnya.
Dengan melakukan pemupukan tersebut, Darsono mengatakan bahwa malai padi yang ditanam lebih Panjang dan produktifitas meningkat. Itu ditunjukkan dengan hasil yang didapat dari lahan seluas 5.000 meter persegi (1/2 ha) pada MT 3 sebanyak 5 ton.
Hasil maksimal dengan penggunaan KCL Bumi Ijo juga dirasakan petani Bawang Merah, Desa Tanjungsari, Wonosari, Brebes, Sudi Mulyanto. Selama menggunakan KCL Bumi Ijo, Sudi mengaku produktifitas bawang merah yang ditanam meningkat.
“Perbandingan yang memakai KCL dan tidak, untuk yang memakai KCL daun lebih tegak dan keras karena itu hasilkan umbi besar dan warna merah cerah. Sedangkan yang tidak pakai KCL, daun kurang tegak jadi umbi tidak besar.” ujar pria yang sudah menanam bawang merah sejak tahun 2000 ini.
Sudi mengatakan bahwa para petani di desanya menggunakan bibit bawang merah Bima dengan berbagai keiistimewaan, seperti daun lebih besar dan anakan yang lebih banyak serta biji yang merata.
“Untuk usia panen bawang merah di musim kemarau lebih panjang di bandingkan pada musim hujan, bila musim kemarau masa panen 58 hari sedangkan untuk musim hujan 50 hari.,” ungkapnya.
Sudi mengaku, sela 2 tahun menggunakan KCL Bumi Ijo dirinya merasa puas karena hasil yang didapat luar biasa, mulai dari kualitas bawang yang baik yaitu umbi yang keras, warna yang cerah dan produktivitas yang lebih banyak.
Reporter : Awan
Baca juga
Kunjungi Dokter Tani, MAPORINA Jateng Dorong Pertanian Organik Lewat Kolaborasi
Optimalkan Aliran Air, BBWSPJ dan Pemkab Sidrap Gali Saluran Irigasi
Listrik Masuk Sawah, Dukung Ketahanan Pangan Kabupaten Demak