Sinar Tani, Surakarta — Kendalikan harga cabai menjadi pekerjaan rumah berbagai pihak, tidak terkecuali Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Untuk mengatasi gejolak harga cabai, Pemprov Jateng mengambil langkah dengan menyediakan cold storage sebagai tempat penyimpanan cabai pada saat stok melimpah.
Menjelang bulan puasa, harga cabai rawit merah di Jawa Tengah merambat naik. Pada bulan Maret harga rata-rata provinsi mencapai Rp 60.000,- per kg. Bahkan dibeberapa kabupaten ada yang sudah mencapai Rp 70.000,- sampai Rp 80.00 per kilogramnya.
Fenomena naik turun harga cabai dan bawang merah sudah dianggap kejadian biasa oleh sebagian besar masyarakat. Walaupun pada kenyataannya peristiwa itu mendatangkan ketidaknyamanan bagi semua pihak.
Para petani atau pelaku utama, merasa tidak ada kepastian hasil. Karena bisa untung besar bila harga naik, dan merigu bila stok melimpah.
Namun keuntungan biasanya hanya dinikmati sebagian kecil petani, karena harga naik bisa terjadi apabila hanya sedikit panenan dan stok barang di pasar sedikit. Justru yang sering dirasakan banyak petani adalah anjlognya harga karena panen raya yang membuat stok barang dipasar berlimpah.
Dilain sisi bila harga cabai naik, masyarakat konsumen yang memikul berat beban belanja. Demikian pula pemerintah harus waspada, karena kenaikan harga cabai dapat memicu terjadinya inflasi.
Agaknya naik turunnya harga cabai tidak akan terjadi lagi di Kota Surakarta atau paling tidak dapat dieliminir dan dikendalikan. Karena baru-baru ini Pemda Kota Surakarta telah menerima bantuan “ Cold Storage Chiller dengan Humidityfier dan Ozon Generator”.
Bantuan datang dari Pemda Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya, Perusda Pergudangan dan Aneka Usaha “Pedaringan” ditunjuk Pemda Kota Surakarta sebagai pelaksana teknis operasional.
Kabid Distribusi pada Dishanpan, Prov. Jateng Ir. Sri Brotorini mengatakan pada triwulan pertama sejak peralatan tersebut diserahkan pada bulan Desember 2022 lalu, merupakan periode ujicoba cara kerja peralatan maupun penetrasi harga pasar cabai di kota Surakarta.
“Pada triwulan ke 2 ini sudah akan dioperasionalkan secara penuh” katanya.
Menurut Direktur PT Pura Agro Mandiri sebagai penyedia barang, cold storage mampu menampung 10 ton cabai.
“Cold storage ini mampu mempertahankan kesegaran cabai sampai 4 bulan.” katanya.
Yang istimewa pada alat ini, selain cabai ternyata dapat dipakai untuk menyimpan bawang merah. Untuk bawang merah bahkan dapat menampung sampai 15 ton.
Bahkan bila diperlukan, dengan pengaturan yang tepat, cold storage dapat pula digunakan untuk menyimpan cabai dan bawang merah secara bersamaan.
“ Kemampuan ini didapat karena cold storage ini dilengkapi dengan humidityfier dan ozon generator” jelasnya.
Pada bulan Januari 2023 lalu, kesiapan cold storage tersebut telah ditinjau oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Dyah Lukisari M.Si , berserta staf.
Hadir pula Dirut Perusda PAU Pedaringan Surakarta, Kriswanto Tri Santoso, Perwakilan Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia dan tenaga ahli operasional mesin dari PT. Pura Agro Mandiri.
Pada kesempatan tersebut Ir. Dyah Lukisari berpesan agar bantuan peralatan tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Antara lain dengan menugaskan operator yang cakap, serta mengoperasionalkan peralatan dan mesin sesuai standar baku teknis.
Untuk itu, para calon operator mesin dan peralatan akan dilatih lagi oleh produsen cold storage. Sehingga pada saat program berjalan, mereka telah benar-benar menguasai cara menjalankan mesin dengan benar.
Dyah Lukisari menjelaskan bahwa mekanisme pengendalian harga cabai dan bawang merah dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya pada waktu harga cabai jatuh, tim membeli dengan harga yang pantas (diatas harga pasar), lalu ketika harga mulai naik dan sudah mendapat keuntungan, cabai dijual ke pasar.
“Disamping itu stok cabai yang ada digudang dingin ini juga dapat dipakai untuk operasi pasar bila harga cabai melambung tinggi” tambahnya.
Seperti kita ketahui bahwa fluktuasi harga cabai demikian rentan. Salah satu penyebab adalah karena cabai termasuk kelompok jenis sayur yang mudah rusak atau perishable. Paling lama cabai hanya bertahan paling lama 1 minggu setelah panen.
Cabai memiliki semua ciri-ciri buah dan sayur kelompok yang perishable yaitu antara lain kandungan nutrisi dan kadar air tinggi, bulk atau memerlukan banyak ruang, tekstur lunak, mudah mengalami kerusakan mekanis.
Respirasi dan proses enzimatik pasca panen tinggi (mempercepat senesensi). Terlebih di daerah iklim tropika yang relatif panas, kesusutan bobot tinggi, kesusutan kualitas tinggi. Karena kontaminasi mikroba, kerusakan mekanis, senesensi. Menyebabkan nilai gizi turun, kenampakan, rasa dan tekstur rendah.
Dengan adanya cold storage yang dapat mempertahankan kesegaran cabai sampai 4 bulan, merupakan harapan pencegahan fluktuasi harga cabai. “ Kegiatan ini merupakan pelaksanaan Program Sarana Prasarana untuk pengendalian inflasi Jawa Tengah dan untuk stok Cadangan Pangan Pokok Strategis” pungkas Dyah Lukisari.
Apabila hal ini dapat dicapai maka petani, masyarakat dan pemerintah akan tersenyum bahagia.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Kunjungi Dokter Tani, MAPORINA Jateng Dorong Pertanian Organik Lewat Kolaborasi
Optimalkan Aliran Air, BBWSPJ dan Pemkab Sidrap Gali Saluran Irigasi
Listrik Masuk Sawah, Dukung Ketahanan Pangan Kabupaten Demak