6 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Kolam Retensi Susukan Hadir, Petani Bebas Banjir

Kolam Retensi Susukan

Sinar Tani, Semarang — Penduduk dusun Pulo dan petani penggarap puluhan hektar sawah yang mengelilingi dusun itu, boleh bernafas lega. Pasalnya kolam retensi yang sebentar lagi selesai dibangun, akan membebaskan mereka dari banjir.

Seperti sudah langganan dari tahun ke tahun di musim hujan sawah-sawah di dusun Pulo terlanda banjir luapan dari sungai Pintu. Bahkan bila banjir agak besar bisa memporak porandakan tanaman padi dengan genangan air sejauh mata memandang.

Sehingga dusun Pulo yang berada ditengah hamparan sawah, benar-benar terlihat seperti pulau terpencil ditengah danau.

Kolam retensi yang sedang dibangun di desa Susukan, kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, menelan dana sebesar Rp 2.657.637.000,- yang bersumber dari bantuan pemerintah Tahun Anggaran 2022.

Bantuan tersebut disalurkan melalui kegiatan Pengelolaan SDA dan Bangunan Pengaman Pantai pada wilayah sungai (WS) dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/Kota. Masuk dalam Sub Kegiatan Pembangunan Polder/ Kolam Retensi. Dan pada Pekerjaan Pembangunan Kolam retensi Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.

Lahan yang disediakan untuk membangun kolam Retensi ini ada seluas 6.000 m², dari tanah kas desa bekas bengkok pamong desa. Sedang bangunan Kolam Retensi sendiri kurang lebih seluas 3.000 m². Kalau sudah jadi nanti, kolam retensi ini akan mampu menampung air sebanyak 12.000.000 liter atau 12.000 m³.

Pengawas proyek dari Konsultan Supervisi CV. Cahaya Konsultan, Sigit Prasetyo, mengatakan bahwa pembuatan kolam retensi ini dikerjakan oleh CV. Pelangi dar Ungaran. Setiap hari developer mengerahkan 30 tenaga kerja, dibantu 1 excavator besar dan 2 excavator sedang.

Pengawas yang masih muda ini setiap hari datang ke lokasi proyek, untuk memastikan kesesuaikan pelaksanaan dengan spesifikasi atau spek kegiatan. Menurut sarjana Teknik Sipil jebolan Universitas Semarang ini pembangunan kolam retensi ini cukup menantang.

“Karena struktur tanahnya lembek, masih ditambah curah hujan yang cukup besar pada bulan-bulan  pengerjaan. Namun ia optimis pekerjaan akan dapat diselesaikan pada waktunya, yaitu 120 hari kerja. Kalau toh terpaksa mundur karena cuaca, mungkin hanya beberapa hari saja,” ujarnya.

Sigit menerangkan digunakannya konstruksi pasangan batu bukan plastik geomembrane pada kolam retensi karena fungsi kolam retensi adalah menampung air hujan.

“Kalau air di kolam retensi penuh, akan dibuang dengan cara dialirkan ke sungai. Atau air di kolam retensi dibiarkan meresap kedalam tanah”ujarnya.

Menurut Sigit ada beberapa jenis kolam penampungan air dengan konstruksi yang berbeda, nama berbeda dan tujuan pemanfaatan yang berbeda pula.

Yang pertama adalah Embung,yaitu  bangunan penyimpan air yang dibangun didaerah depresi, biasanya diluar sungai. Kolam embung akan menyimpan air di musim hujan dan kemudian air dimanfaatkan bagi suatu desa atau kelompok masyarakat hanya selama musim kemarau, untuk memenuhi kebutuhan dengan urutan prioritas: penduduk, ternak dan kebun. Konstruksi yang paling efektif dan efisien untu kolam embung ini adalah dengan menggunakan plastic geo membrane.

Yang kedua adalah Kolam Retensi yaitu  kolam / waduk penampungan air hujan dalam jangka waktu tertentu. Fungsinya untuk memotong puncak banjir yang terjadi dalam badan air/sungai.

“Kolam retensi adalah prasarana drainase yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan di suatu wilayah. Maka konstruksi yang dipakai adalah dinding dari pasangan batu, alas kolam dari tanah, agar air dapat meresap,” ungkapnya.

Yang ke tiga ada Kolam detensi, yaitu  prasarana drainase yang berfungsi untuk menampung sementara air hujan di suatu wilayah. Kolam detensi berfungsi menahan air dalam jangka waktu tertentu sambil menunggu saat yang tepat untuk dikeluarkan kembali Pada saat banjir, air dibelokkan ke kolam detensi, sehingga beban air yang masuk ke sungai utama berkurang.

Lalu ada lagi Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir rob dengan kelengkapan sarana fisik satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan, yang meliputi: sistem drainase kawasan, kolam retensi, tanggul keliling kawasan, pompa dan pintu air.

Seperti dilansir dari chanel youtube Ganjar Pranowo, tanpa diduga pada Kamis, 20 Oktober 2022, pekerjaan pembangunan kolam retensi ditinjau Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta tim.

Pada kesempatan tersebut Ganjar Pranowo bertanya langsung kepada Sigit Prasetyo tentang pelaksanaan pembuatan kolam retensi ini. Dan meminta Sigit untuk berani menegur apabila ada pekerjaan yang tidak sesuai.

Ganjar Pranowo mengatakan pekerjaan ini adalah pekerjaan kecil, yang akan dimanfaatkan pada lingkungan yang kecil pula, tidak sebesar bendungan.

Namun demikian, Ganjar akan tetap melakukan pengecekan pekerjaan agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

“Berapa campuran, kalau 1 banding 4 atau 5 masih baik,  agar manfaat yang diterima masyarakat dapat semaksimal mungkin“  tegas Ganjar.

Diharapkan pada bulan Desember kolam retensi ini sudah jadi. Disamping untuk mengendalikan banjir, kolam retensi ini juga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pengairan pertanian, perikanan dan sebagai destinasi wisata dan olah raga.

“Kami akan keliling agar bantuan-bantuan dan diselesaikan dengan baik, tidak ada persoalan. Masyarakat senang “ pungkas Ganjar Pranowo.

Reporter : Djoko W

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini