Sinar Tani, Klaten — Masyarakat Petani dan Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) Jawa Tengah terus berkomitmen menjalankan misi organisasi secara nyata dan membumi. Salah satunya, pada Jumat (24/01), beberapa pengurus MAPORINA Jawa Tengah mengunjungi Klinik Pertanian, Peternakan, dan Perikanan “Dokter Tani” yang dikelola PT Centra Biotech Indonesia (CBI) di Ceper, Klaten, Jawa Tengah.
Kunjungan ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan salah satu misi MAPORINA, yaitu menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, demi mendukung keberlanjutan ekosistem melalui praktik pertanian yang ramah lingkungan.
Berlokasi di tengah kawasan persawahan produktif Ceper, Klinik “Dokter Tani” berdiri megah di atas lahan luas. Fasilitas ini mencakup ruang konsultasi, pabrik pupuk organik dan hayati, pestisida hayati, serta laboratorium penelitian dan pengembangan (R&D).
Tempat ini menjadi pusat pengembangan teknologi pertanian organik yang semakin diminati petani di berbagai wilayah Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, tim MAPORINA yang diwakili Sekretaris 1 Fx. Supardiman, Bidang Usaha Yudit Krismaryani, dan Bidang Publikasi Djoko W, disambut langsung Direktur Utama PT CBI, drh. Luhur Setyo Adi, dan Manajer Pemasaran Pardjono.
Drh. Luhur menjelaskan bahwa kompleks ini merupakan pengembangan dari pabrik pertama yang didirikan di Gondang, Klaten. Menariknya, awal penelitian Luhur berfokus pada mikroba positif untuk peternakan, sesuai latar belakangnya sebagai dokter hewan lulusan Universitas Airlangga, Surabaya.
Namun, ia juga mengembangkan formula mikroba untuk pertanian dan perikanan organik, yang ternyata mendapatkan respons positif lebih cepat dari petani.
Inovasi Pupuk Hayati dan Organik Cair
Dalam pertemuan ini, Pardjono menjelaskan perbedaan utama antara pupuk hayati dan pupuk organik cair, dua produk unggulan PT CBI. “Pupuk organik terbuat dari bahan-bahan alami seperti kotoran hewan dan sisa tanaman. Fungsinya meningkatkan kualitas tanah dengan menambah nutrisi, memperbaiki struktur tanah, serta meningkatkan daya serap air,” paparnya.
Sementara itu, pupuk hayati mengandung mikroorganisme hidup seperti bakteri, jamur, atau alga yang berfungsi memperbaiki kesuburan tanah secara biologis.
Pardjono mencontohkan bakteri Pseudomonas spp., yang mampu melarutkan fosfat terikat di tanah, bakteri Rhizobium yang mengikat nitrogen dari udara, serta jamur Mikoriza yang meningkatkan penyerapan air dan nutrisi oleh tanaman.
Drh. Luhur menambahkan bahwa PT CBI juga menciptakan pupuk hayati premium dengan tambahan prekursor yang membuat mikroba bekerja lebih aktif.
“Kombinasi pupuk organik dan hayati ini mampu menghasilkan panen optimal dengan memperbaiki kualitas tanah sekaligus meningkatkan aktivitas biologisnya,” ujar Luhur.
Dukungan untuk Pertanian Organik
Fx. Supardiman menyatakan apresiasi atas inovasi dan komitmen PT CBI dalam mendukung pertanian organik. “Kapitalisasi teknologi mikroba positif yang dilakukan secara profesional oleh drh. Luhur bersama timnya adalah karya anak bangsa yang patut didukung. Ini sejalan dengan misi MAPORINA,” ujarnya.
Sementara itu, Yudit Krismaryani menyatakan kesiapan MAPORINA Jawa Tengah untuk membantu sosialisasi dan distribusi produk pupuk hayati, pupuk organik cair, serta insektisida hayati melalui jaringan kelompok tani binaan.
Produk-produk PT CBI telah teruji manfaatnya dalam meningkatkan hasil panen. Pada demplot tembakau varietas Grompol di Ceper, Klaten, hasil panen daun tembakau basah mencapai rata-rata 3.384 kg per hektare, jauh melampaui angka normal 800–1.200 kg per hektare. Ini membuktikan efektivitas produk PT CBI dalam mendukung budidaya pertanian organik.
Produk PT CBI, baik dalam bentuk cair maupun serbuk, telah resmi terdaftar di Kementerian Pertanian sejak 2011 dan diperbarui pada 2021. Produk ini telah dipasarkan ke seluruh penjuru Indonesia, didukung dengan uji aplikasi di lapangan yang menunjukkan hasil signifikan.
Klinik “Dokter Tani” juga sering dikunjungi pejabat pemerintah, kelompok tani, dan pemangku kepentingan lainnya. Selain mendapatkan informasi lebih lanjut tentang produk, banyak pengunjung yang langsung melakukan pembelian.
Dengan adanya inovasi teknologi pertanian organik yang dikelola secara profesional, tantangan utama petani organik yang menganggap sistem ini ribet mulai teratasi. Dukungan kolaboratif seperti yang dilakukan MAPORINA dan PT CBI diharapkan dapat mempercepat adopsi pertanian organik di Indonesia.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Optimalkan Aliran Air, BBWSPJ dan Pemkab Sidrap Gali Saluran Irigasi
Listrik Masuk Sawah, Dukung Ketahanan Pangan Kabupaten Demak
Jual Pupuk di Atas HET, Mentan Ancam Cabut Izin Distributor Nakal