20 Maret 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Masifkan Alsintan, Ungkit Level Mekanisasi

Masifkan Alsintan, Ungkit Level Mekanisasi

Sinar Tani, Jakarta—Pemerintah mendorong pertanian menuju era modernisasi melalui penggunaan alat mesin pertanian (alsintan).  Harapannya, dengan alsintan semua kegiatan usaha tani menjadi lebih efisien dan hemat. Pada akhirnya mampu mendongkrak produksi pertanian, khususnya komoditas pangan.

Melihat data, ternyata Indonesia masih tertinggal dari Malaysia dan Thailand dalam penggunaan alsintan. Level mekanisasi di negara kita pada tahun 2015 hanya 0,5 HP/ha. Padahal negara tetangga, bahkan serumpun Malaysia sudah menembus 2,4 HP/ha dan Thailand 2,5 HP/ha. Bahkan jauh tertinggal dengan Jepang yang sudah mencapai 16 HP/ha.

Upaya pemerintah memasifkan alsintan yang dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, level mekanisasi terdongkrak menjadi 2,1 HP/ha pada 2021 atau naik 236 persen. ”Pengembangan alsintan menjadi cara kita menjadikan pertanian maju, mandiri dan modern. Dengan alsintan juga dapat mengatasi kelangkaan tenaga kerja,” kata Ketua Subkelompok Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Cahya Trilaksana.

Jika melihat ketersediaan, jumlah alsintan di dalam negeri baru sebanyak 283.285 unit. Padahal menurut Cahya, kebutuhannya mencapai 1,35 juta unit. Artinya masih ada kekurangan cukup besar, sekitar 1,07 juta unit, baik traktor roda 2, traktor roda 4, pompa air, rice transplanter dan hand sprayer.

Bahkan Cahya memprediksi kebutuhan alsintan akan meningkat lagi. Sebab, pada tahun 2023 ada tambahan alsintan untuk tanaman jagung, tranportasi roda tiga, perbengkelan dan drone.

Menurutnya, ada beberapa faktor pendorong penggunaan alsintan. Diantaranya, terjadi perubahan kebutuhan alsintan,  kelangkaan tenaga kerja karena generasi muda masih sulit untuk terjun ke pertanian“Faktor lain adalah luas lahan sub optimal yang sangat potensi untuk dikembangkan dan membutuhkan alsintan,” ujarnya.

Baca Juga :  Jelang Panen, Bupati Maros Kerahkan Pasukan Atasi Burung Pipit

Cahya melihat banyak keuntungan menggunakan alsintan. Selain meningkatkan efisiensi waktu kerja, juga mengurangi biaya kerja dan susut hasil. Misalnya, dalam pengolahan tanah manual memerlukan waktu kerja 320-400 jam/ha, dengan alsintan hanya 4-6 jam/ha. Biaya kerja juga lebih hemat. Jika manual mencapai Rp 2 juta, maka dengan alsintan hanya Rp 1,2 juta.

”Karena itu pemerintah melakukan optimalisasi alsintan. Selain melalui pelatihan alsintan, juga penguatan brigade alsintan dan pemberdayaan Poktan dan Gapoktan,” katanya saat Webinar Tabloid Sinar Tani bertema: Masifkan Alsintan Tingkatan Produksi Pertanian, Selasa (21/3).

Sayangnya bantuan alsintan di petani banyak yang mangkrak, kenapa? Baca halaman selanjutnya

Reporter : Julian

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini