Sinar Tani, Soreang — Teknologi pertanian terus mengalami perkembangan pesat, salah satunya melalui penerapan sistem Internet of Things (IoT) yang semakin mendukung petani dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas. PT Inovasi Telematika Nusantara, menawarkan solusi inovatif yang mampu membantu petani menghemat penggunaan pupuk hingga 50% dan meningkatkan hasil panen hingga 40%.
CEO PT Inovasi Telematika Nusantara, Gunawan Zuardi, mengungkapkan bahwa latar belakang perusahaannya mengembangkan teknologi ini adalah karena keprihatinan terhadap penurunan produksi pertanian, baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura, serta minimnya minat generasi milenial untuk terjun ke dunia pertanian.
“Inovasi kami adalah IoT Smart Control Farming, yang berfungsi untuk memeriksa kualitas kesuburan tanah sebagai dasar bagi petani dalam melakukan pemupukan. Pemupukan ini tidak lagi dilakukan berdasarkan feeling atau kebiasaan, melainkan berdasarkan data yang akurat,” ujar Gunawan dalam sebuah wawancara di pameran Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan di Soreang, Bandung, Sabtu (27/7).
Perangkat IoT Smart Control Farming yang dikembangkan oleh PT Inovasi Telematika Nusantara mampu menganalisis kesuburan tanah untuk lebih dari 120 jenis tanaman.
Data ini kemudian dianalisis untuk memberikan rekomendasi yang tepat, misalnya dalam hal penambahan unsur Nitrogen, Phosphor, Kalium (NPK), sesuai kebutuhan setiap fase pertumbuhan tanaman, baik vegetatif maupun generatif. Dengan begitu, petani dapat melakukan pemupukan yang lebih efektif dan efisien.
Gunawan juga menekankan pentingnya petani untuk terlebih dahulu memeriksa kondisi kesuburan tanah sebelum melakukan pemupukan.
“Harapannya adalah agar pupuk yang diberikan benar-benar sesuai dengan kualitas kesuburan tanah yang aktual. Selain itu, perangkat ini juga dapat memberikan analisa dan rekomendasi pengendalian hama dan penyakit berdasarkan literatur yang kami miliki untuk 120 jenis tanaman. Hal ini mencegah pemborosan pupuk atau pestisida, sekaligus menghindari dampak negatif pada tanaman akibat dosis yang berlebihan,” tambahnya.
Perangkat IoT Smart Farming yang ditawarkan terdiri dari Micro Controller Unit (MCU) atau komputer mini dan sensor yang terhubung ke tanah. Sensor ini ditanamkan selama beberapa menit untuk mendapatkan data kesuburan tanah seperti pH, Nitrogen, Phosphor, Kalium, suhu, dan kelembaban.
Data tersebut kemudian dikirimkan ke internet dan diproses oleh aplikasi IoT untuk menghasilkan analisis kesuburan tanah dan rekomendasi pemupukan yang optimal.
Aplikasi IoT ini akan merekomendasikan jenis pupuk yang tepat, baik anorganik maupun organik, dengan dosis yang berimbang, sesuai kebutuhan tanaman dan kualitas tanah, pada masa persiapan tanam, vegetatif, dan generatif. Penerapan rekomendasi IoT ini diharapkan dapat memberikan penghematan pupuk yang signifikan serta meningkatkan hasil panen petani.
Reporter : Indri
Baca juga
Inovasi SMA Muhi Cilacap, Hasilkan Melon Golden Aroma Berkualitas
Atasi Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Jadi Andalan Pemprov Jateng
Kunjungi Dokter Tani, MAPORINA Jateng Dorong Pertanian Organik Lewat Kolaborasi