14 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Pupuk Mikro Verno, Dampingi Petani Lahan Rawa Berpirit Tingkatkan Panen

Sinar Tani, Jakarta — Petani padi di lahan rawa berpirit kembali ceria, lahan yang selama ini dianggap sebagai lahan yang sulit untuk ditanami kini mulai memberi asa. Hadirnya pupuk mikro majemuk Verno FG memberikan harapan baru para petani untuk bisa meningkatkan hasil usaha taninya.

Dalam seminar penggunaan pupuk mikro majemuk dalam tanaman padi di lahan rawa berpirit yang diselenggarakan di Jakarta (22/11) di ketahui bahwa lahan berpirit merupakan salah satu lahan yang berat dalam penanganannya. Karena itu tidak heran bila produktifitas pada di lahan rawa berpirit sangat rendah.

Diungkapkan Direktur Utama PT. Tritama Wirakarsa, Sudrajat Yusuf bahwa pihaknya sudah 12 tahun berkonstrasi dalam membantu petani mengatasi masalah pirit.

”Awalnya kami diminta untuk mengawal kresek,  dan di lahan Banyuasin kita menggunakan Nordox untuk kresek. Ternyata hasilnya bukan kreseknya yang dikendalikan tapi asem-asem sehingga petani mencari Nordox. Namun karena buka diperuntukkan untuk itu kita ditantang untuk mencari produk yang bisa menangani khusus masalah tersebut,” jelas Sudrajat.

Setelah menjalani berbagai proses hingga harus ke Norwegia, akhirnya didapat produk Verno FG dengan kadungan Copper dan Zinc yang pada mengikat pirit dan asem-asem.

“Belum ada perusahaan lain yang berfokus di pirit dan pada tahun 2012 didaftarkan dikomisi pestisida  sebagai pupuk micro majemuk,” ujarnya.

Sudrajat yakin dengan hadirnya Verno FG, mengendalikan pirit dan asem-asem bisa dikendalikan di dalam tanah, mulai dari sebelum tanam hingga pada saat tanam.

Sementara itu I Gusti Made Subiksa yang melakukan penelitian teknologi aplikasi pupuk mikro Verno FG pada tanaman padi di lahan rawa sulfat masam untuk pengendalian keracunan akibat oksidan pirit mengatakan bahwa lahan rawa sulfat masam terbentuk dari endapan marin dan fluvio-marin yang dicikan dengan adanya lapisan tanah mengandung pirit dengan kadar >2%.

“Karakterisitik ini menyebabkan lahan rawa dengan tanah sulfat masam tergolong dalam ekosistem yang rapuh,” ungkapnya.

Lebih lanjut Made Subiksa mengaku pirit yang keberadaannya stabil dalam kondisi reduktif, tetapi tidak stabil dan mudah teroksidasi pada kondisi oksidatif. Pirit akan terurai menghasilkan besi dan kemasaman tanah tinggi.

“Pengelolaan lahan rawa sulfat masam memang harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan teliti sesuai dengan karakteristik tanah. Pengolahan yang baik bisa merubah tanah sulfat masam menjadi lahan produktif, namun sebaliknya bila tidak hati-hati bisa mengalami degradasi dan tidak produktif,” terangnya.

Dari hasil demplot di Kalimantan Selatan dengan lahan sulfat masam yang sering mengalami kercaunan besi,  Made Subiksa mengatakan hasil aplikasi pupuk Verno FG menunjukkan pertumbuhan tanaman yang sangat baik dan normal dengan anakan yang cukup banyak.

“Tidak ada tanda-tanda keracunan besi baik untuk varietas Inpari maupun Supadi,” tambahnya.

Lebih lanjut dijelaskaan Made Subiksa, bahwa perlakuan pupuk mikro Verno FG dikombinasikan dengan kapur 1 t/ha, NPK 350 kg/ha, dan Urea 200 kg/ha sesuai rekomendasi dapat meningkatkan produktivitas padi Inpari 2 sebesar 14% dan Supadi 75% dibandingkan dengan pola petani.

“Sementara itu untuk Demplot di Sumatra Selatan, perlakuan pupuk mikro Verno belum tervalidasi dengan baik karena vaktor eksternal yaitu serangan blast dan walang sangit,: ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Khairil Anwar yang melakukan pengujian efektifitas pupuk mkro majemuk Verno terhadap pertumbuhan dan produktivitas padi di lahan rawa berpirit mengatakan, keracunan besi pada lahan berpirit muncul karena darainase yang buruk.

Lebih lanjut ia menjelaskan pada musim hujan atau saat bertanam padi, adanya geangan akan menyebabkan terjadinya reduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Dan bila kensentrasi Fe2+ melebihi daya toleransi varietas padi yang ditanam akan muncul gejala keracunan besi.

“Ion besi yang menyelimuti akar membentuk karat, menghambat serapan hara memunculkan gejala karat multi hara. Dan hal tersebut dapat menurunkan produktivitas gabah hingga 30-100%,” tambahnya.

Dari hasil penelitian Khairil Anwar mengatakan dengan pemberian pupuk NPK sesuai rekomendasi beserta pupuk mikro majemuk Verno efektif secara agronomi, ekonomi  dan menggunakan pupuk pada pertanaman padi dilahan berpirit tipe luapan B.

Selain itu juga mampu menurunkan jumlah daun yang mengalami gejala keracunan besi, serta dapat menurunkan kadar besi dalam tanah.

“Meningkatkan hasil gabah lahan berpirit tipe luapan C, baik dari varietas Inpari maupun Inpara, baik pada system tanaman pindah maupun system benih sebar langsung. Dan juga berdampak pada peningkatan hasil gabah pada lahan gambut,” ujarnya.

 

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini