SINARTANI.CO.ID, Jakarta — Pemupukan dengan pupuk organik cair ternyata mampu merangsang pertumbuhan bunga dan buah sehingga mempercepat panen. Ada satu bahan yang bisa Anda pakai sebagai bahan pupuk organik cair, yaitu sabut kelapa. Yuk dicoba !
Semua pasti suka jika melihat tanamannya tumbuh subur, berdaun lebat dan mempunyai banyak cabang. Akan tetapi apalah artinya jika ternyata tanaman tersebut gagal berbuah. Pemupukan yang berlebihan, terutama yang banyak unsur N nya mungkin akan membuat tanaman menjadi nampak rimbun, hijau dan sehat. Akan tetapi justru hal tersebut menyebabkan tajuk tanaman menjadi kekurangan cahaya matahari untuk memasak makanannya.
Nah, sabut kelapa ini justru mengandung unsur kalium sebesar 10,25%, sehingga bisa menjadi alternatif sumber kalium organik untuk menggantikan pupuk KCl. Sabut kelapa juga digunakan sebagai media tanam dan pembuatan agar-agar kertas. Unsur hara seperti Ca, Mg, K, Na, dan P sesuai digunakan sebagai bahan pupuk organik.
Sabut kelapa ini bisa dicampur dengan krokot yaitu sejenis bunga bungaan. Tanaman ini sering dianggap bunga liar dan memiliki nama lokal gelang biasa, Resereyan, dan Alur. Meskipun sejenis tanaman bunga, krokot memiliki kandungan kimia yang terdapat dalam krokot diantaranya adalah KCl, KSO4 dan KNO3.
Lantas bagaimana cara membuat larutan pupuk organik cair dari kedua bahan ini? Pertama, Anda pisahkan sabut kelapa dari buahnya. Uraikan segenggan sabut yang masih saling merekat, cacah lalu masukkan ke dalam wadah botol air mineral ukuran 1,5 Liter. Kemudian ambil segenggam tanaman krokot dan haluskan dan campur dengan sabut kelapa.
Untuk larutan cairnya, larutkan gula merah atau 1 tutup botol tetes tebu dengan 1 liter air di wadah terpisah. Kemudian campurkan 1 tutup botol EM4. Tuangkan campuran tersebut ke wadah berisi sabut kelapa, kemudian tutup rapat.
Buka tutup botol setiap pagi selama beberapa detik untuk membuang gas yang timbul. Jauhkan dan simpan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari. Biarkan selama 2 minggu.
Pupuk ini dapat diberikan pada akar dan daun tumbuhan. Cara aplikasi pada akar yaitu dengan mencampurkan 1 bagian POC dengan 3 bagian air. Siramkan pada tanaman dengan dosis 250 ml per tanaman. Penyiraman dilakukan setiap satu minggu sekali. Sedangkan pengaplikasian pada daun yaitu dengan mencampurkan 1 bagian POC dengan 5 bagian air. Semprotkan pada daun serta batang tanaman setiap satu minggu sekali.
Pompanisasi di Gunung Kidul, Langkah Nyata Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Indonesia Pamerkan Inovasi Pertanian di JIRCAS 2024, Fokus pada Padi dan Biomassa
Hujan Datang, Wamentan Ajak Petani Demak Percepat Tanam Padi untuk Kesejahteraan