Sinar Tani, Subang—Untuk memastikan pertanaman padi di lokasi eks scalling up program SIMURP yang berada di wilayah Subang, Jawa Barat, tim dari SIMURP, Balai Kilmat dan penyuluh melakukan pengukuran tinggi muka dan debit air. Dengan pengukuran debit air dan ketinggian muka air petani dapat memprediksi kebutuhan air pada areal sawah serta penggunaan air secara hemat
Tim SIMURP Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Hasan Latuconsina mengatakan, tim simurp pusat penyuluhan pertanian dan tim Balai Klimat melakukan kunjungan ke BPP Patok Beusi untuk mendiskusikan kegiatan SIMURP pada tahun 2021.
Beberapa kegiatan diantaranya, scalling up lahan seluas 50 ha dengan teknologi CSA (Climate Smart Agriculture) mulai dari penggungaan AWD, pupuk organik, jarak tanam jajar legowo dan benih unggul.
“Dalam pelaksanaan scalling up ini banyak sekali manfaatnya, utama meminimalkan serangan hama penyakit dan adanya peningkatan produksi dan produktivitas,” katanya menjelaskan hasil kunjungan ke lokasi SIMURP pada 11-12 Januari lalu.
Menurutnya, pada musim tanam Oktober 2022-Maret 2023 padi yang ditanam di lahan seluas 50 ha sudah mulai tumbuh dengan baik. Untuk itu, tim SIMURP bersama tim Balai Kilmat melakukan pengukuran tinggi muka air dan debit air di lokasi eks scaling up tersebut.
“Hasil pengukuran tersebut nantinya akan diolah dan dianalisa, kemudian dilaporkan kepada pengelola Simurp di Pusat Penyuluhan Pertanian. Dari hasil pengukuran, ternyata tidak ada perubahan baik debit air dan ketinggian air di areal tersebut,” tuturnya.
Puji Prabowo, tim SIMURP pusat menambahkan, dengan pengukuran debit air dan ketinggian muka air diharapkan petani dapat memprediksi kebutuhan air pada areal sawah serta penggunaan air secara hemat. Selain itu, dapat meningkatkan dan produktivitas dan produksi padi.
“Petani juga terbiasa melakukan pengukuran air, sehingga air tidak terbuang secara bebas,” kata Puji. Petani disekitar lokasi scaling up lanjutnya, juga diharapkan dapat menerapkan cara pengukuran debit air dan ketinggian air di areal persawahan. Dengan demikian, semua petani mulai dari saluran primer dan tersier tercukupi aliran air.
Seperti diketahui, air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Air juga sangat diperlukan untuk kegiatan industri, perikanan, pertanian dan usaha-usaha lainnya.
Dalam penggunaan air sering terjadi kurang hati-hati dalam pemakaian dan pemanfaatannya sehingga diperlukan upaya menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air melalui pengembangan, pelestarian, perbaikan dan perlindungan.
Dalam pemanfaatan air pertanian dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan dan pengembangan wilayah, Program SIMURP tahun 2019-2024 melakukan usaha pembangunan di bidang pengairan. Tujuannya agar dapat langsung dirasakan masyarakat, terutama petani dalam memenuhi kebutuhan air.
Kepala BPPSDMP, Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, dalam memenuhi kebutuhan air, khususnya untuk di persawahan, dalam program SIMURP telah dilakukan perbaikan sistem irigasi dan bangunan bendung.
Dalam program SIMURP dilakukan pengukuran kebutuhan air yang dibutuhkan dalam satu hamparan sawah. “Kebutuhan air irigasi secara keseluruhan perlu diketahui karena merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistem irigasi,” katanya.
BPPSDMP bekerjasama dengan Balai Besar Iklim melakukan pengukuran debit dan ketinggian air, mulai penanaman sampai panen agar terjadi peningkatan produktivitas.
Reporter : Hasan Latuconsina
Indonesia Pamerkan Inovasi Pertanian di JIRCAS 2024, Fokus pada Padi dan Biomassa
Gropyokan Massal di Tomoni Timur Sukses, Ribuah Tikus Dimusnahkan
LSO Pemprov Permudah Proses Sertifikasi, Pertanian Organik Jateng Makin Bergairah