3 November 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Swasembada Pangan di Depan Mata, NTB Panen Jagung Bioteknologi Tembus Tiga Kali Lipat Nasional

Sinar Tani, Dompu – Indonesia semakin dekat dengan tujuan besar menuju swasembada pangan berkat hasil panen jagung bioteknologi yang mengesankan di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Program penanaman 1000 hektar jagung bioteknologi yang digagas KADIN dan Kementerian Pertanian, tahap pertama seluas 350 hektar telah berhasil dipanen, menghasilkan output yang luar biasa, yaitu tiga kali lipat dari rata-rata nasional.

Acara panen raya yang digelar di Desa Lune, Kabupaten Dompu, NTB, menjadi momen yang penuh semangat dan harapan. Mengusung tema “Merdeka Pangan Menuju Indonesia Emas Tahun 2045,”.

Perayaan ini tidak hanya menyoroti kesuksesan panen, tetapi juga menjadi simbol kemajuan teknologi pertanian Indonesia.

Dari hasil ubinan yang disaksikan Petugas Penyuluh Lapangan di berbagai titik, tercatat produktivitas mencapai 13 hingga 15 ton per hektar dengan kadar air 17%.

Sebagai perbandingan, rata-rata nasional untuk jagung pipilan kering hanya sekitar 4-5 ton per hektar.

Keberhasilan ini tak lepas dari kerja sama berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian, KADIN, dan perusahaan-perusahaan yang mendukung program ini.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Badan Pangan Nasional (BAPANAS), Dr. I Gusti Ketut Astawa, dalam sambutannya menegaskan bahwa penggunaan benih jagung bioteknologi bukan hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi signifikan bagi para petani.

“Dengan hasil panen yang lebih melimpah dan berkualitas, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Wakil Bupati Dompu, Syahrul Parsan, juga menyampaikan apresiasi kepada KADIN dan perusahaan-perusahaan yang berperan dalam pengembangan jagung bioteknologi di Dompu.

Dirinya berharap bahwa program ini tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga seluruh masyarakat Dompu.

“Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu akan terus mendukung pengembangan komoditas jagung sebagai salah satu program unggulan,” kata Syahrul.

Baca Juga :  Cegah Resistensi, Bijak Gunakan Pestisida

Inovasi Pertanian

Laksmi Prasvita, Wakil Komite Tetap Ketahanan Pangan KADIN, menekankan pentingnya adopsi teknologi dalam pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya Indonesia mengadopsi inovasi yang bisa menjadi game changer. KADIN mendukung penuh inovasi pertanian yang mampu mengubah wajah industri, menjadikan Indonesia lebih kompetitif menuju swasembada pangan dan Indonesia Emas 2045,” ungkap Laksmi.

Keberhasilan panen jagung bioteknologi ini juga menjadi bukti bahwa adopsi teknologi yang tepat dapat membawa perubahan besar.

Ketua Kelompok Substansi Jagung dan Aneka Serelia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Arnen Sri Gemala, mengungkapkan, Pertanian Indonesia sudah tertinggal 15-20 tahun dari negara tetangga dalam adopsi benih teknologi.

Dengan dimulainya budidaya jagung menggunakan benih bioteknologi ini, diharapkan dapat mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Keberhasilan program ini juga tidak lepas dari dukungan kemitraan inklusif yang melibatkan berbagai pihak.

PT Bayer Indonesia, misalnya, telah memberikan pembinaan kepada petani untuk menggunakan benih jagung bioteknologi DK95R yang tahan herbisida.

Sementara itu, PT Seger Agro Nusantara berperan dalam memberikan jaminan pembelian hasil panen, sehingga petani mendapatkan kepastian pasar dan harga yang layak.

Diharapkan, model penerapan teknologi dan kemitraan seperti ini dapat diterapkan secara luas untuk meningkatkan produktivitas dan produksi jagung nasional.

Dengan langkah-langkah inovatif ini, Indonesia semakin mendekati tujuan swasembada pangan, dan visi Indonesia Emas 2045 semakin nyata di depan mata.

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini