27 Maret 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Solusi dr. Ponik Cegah Hama Hidroponik

Solusi dr. Ponik Cegah Hama Hidroponik

Dr Ponik di Sadewa Farm | Sumber : Dok Sinta

Sinar Tani,—Pertanian hidroponik tanpa naungan atau Green House (GH) memiliki kelebihan dan kekurangan. Banyak pelaku hidroponik menerapkan sistem hidroponik tanpa GH karena alasan untuk menghemat biaya. Alasan lainnya, pertumbuhan tanaman yang baik membutuhkan sinar matahari langsung.

Bagi praktisi hidroponik Dadan Ramdani Arief atau kerap disapa dr. Ponik, budidaya hidroponik tanpa naungan ternyata lebih hemat dan murah meriah, tanpa mengabaikan kualitas produk sayuran yang dihasilkan. “Dana untuk membuat GH bisa dimaksimalkan untuk membuat  meja-meja produksi,” katanya seraya menambahkan, biaya membangun grend house sendiri sekitar Rp  450 ribu – Rp 850 ribu per meter persegi.

Saat bertanam hidroponik, dr. Ponik mengingatkan untuk menjaga suhu air agar stabil. Dengan suhu air yang stabil, pada kondisi panas tumbuhuhan akan tetap segar (tidak layu). Caranya bisa dengan pendinginan alami yaitu dengan mengubur bak/tandon nutrisi dalam tanah.

Beberapa orang menggangap pertanian hidroponik tanpa GH rentang serangan hama. Untuk menanggulanginya, dr. Ponik menekankan pada konsep pencegahan dengan penyemprotan rutin pestisida menggunakan bahan alamai (pestisida nabati). “Jadi konsepnya bukan pada penanganan hama, tapi bagamana caranya kita mencegah hama supaya tidak mampir ke kebun kita,” ujarnya.

dr. Ponik mencontohkan beberapa tumbuhan disekitar lahan bisa dimanfaatkan sebagai pestisida alami. Misalnya, daun mahoni, daun sirsak, kipahit, babadotan dan lain sebagainya. Intinya adalah tanaman yang bisa untuk pencegahan hama itu memiliki ciri berbau menyengat, berasa pahit, kemudian mungkin mengandung bahan-bahan yang tidak disukai OPT. “Seperti daun sirsak yang bisa digunakan untuk mengalihkan indra penciuman hama,” ungkapnya.

Ia menyarankan, penyemprotan pestisida nabati untuk pencegahan dilakukan sejak di meja semai. Sebaiknya, setiap minggu dan rutin dilakukan saat kondisi cerah. Sedangkan saat hujan, penyemprotan bisa dilakukan 3 hari sekali. “Penyemprotan untuk pencegahan hama dilakukan dengan cara yang sehat, ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia,” ungkapnya.

Reporter : Wawan/Herman

Epaper Sinar Tani : Klik Disini !!!

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini