Sinar Tani, Banjarbaru — Balitbangtan Kementerian Pertanian telah banyak menghasilkan teknologi inovatif dan sudah terpublish dalam buku berjudul 800 Teknologi Inovatif Balitbangtan Kemtan. Salah satunya adalah teknologi Raisa di lahan rawa pasang surut.
Teknologi Raisa sudah diterapkan di lahan rawa pasang surut (pasut) petani Desa Danda Jaya Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Batola Kalimantan Selatan dalam bentuk Demplot dengan menggunakan varietas padi lokal (Siam). Tujuannya adalah untuk menemukan tanaman padi lokal (Siam) yang berumur pendek dengan produksi tinggi.
Kenapa menggunakan varietas padi lokal? Ya, pada tahun 2016, saat Focus Group Discussion (FGD) atau Kelompok Diskusi Terfokus (KDT) pada kegiatan Analisis Kebijakan BPTP Balitbangtan Kalsel di Aula Pertemuan Dinas TPH Kabupaten Batola muncul harapan/saran dari peserta FGD.
Bahwa varietas padi lokal yang sudah dibudidayakan secara turun menurun tetap ditanam ditambah dengan tanaman varietas padi unggul (VUB), namun produksinya bisa ditingkatkan dengan menggunakan teknologi inovatif dari Balitbangtan-Kemtan dan ada dosis pemupukan yang bersifat spesifik lokasi di lahan petani wilayah kab. Batola.
Sejalan dengan waktu keberadaan tanaman padi varietas lokal dan varietas unggul baru terus ada di lahan petani wilayah Kabupaten Batola, ada juga penanaman padi dalam bentuk klauster atau perwilayahan varietas yang digunakan, seperti; klauster padi Unggul-unggul, klauster padi unggul–lokal dan kaluster padi lokal.
Keinginan yang kuat dari petani/poktan/gapoktan dan penyuluh pertanian lapangan yang intinya agar tetap ada varietas lokal andalan mereka (Siam) di lahan yang mereka kelola dan miliki, sehingga perlu terobosan untuk mencari alternatif upaya untuk memenuhi keinginan tersebut.
Teknologi RAISA adalah teknologi padi Rawa Intensif, Super dan Aktual yang dirancang khusus untuk budidaya padi lahan rawa pasang surut ( Raisa lahan pasut) dan lahan rawa lebak (Raisa lahan lebak).
Teknologi ini disebut Intensif dan Super karena mampu mendorong peningkatan hasil dan peluang peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 1 menjadi 2 bahkan 3 kali setahun. Sedangkan prinsip Aktual dalam teknologi ini dikarenakan penggunaan hasil inovasi Balitbangtan-Kemtan terkini untuk pengelolaan dan sistem produksi.
Komponen teknologi RAISA yang diterapkan dalam demplot ini, antara lain; pengolahan lahan dengan hand traktor, pengelolaan Tata Air Mikro (TAM), system tanam jarwo super, aplikasi pupuk hayati, ameliorasi dan remediasi, pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dan pemanfaatan tanaman refugia sebagai tanaman perangkap.
RAISA sendiri merupakan teknologi yang dirancang khusus untuk budi daya padi di lahan rawa pasut dengan mengadopsi beberapa teknologi pengelolaan lahan rawa pasut yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan-Kemtan.
Kolaborasi antara Kepala Dinas TPH Kabupaten Batola, Ir. Murniati, M.P. dengan Kepala Balittra BSIP Kemtan, Agus Hasbianto, M.Si, P.hD. untuk melakukan Demplot “Penggunaan Teknologi Raisa dengan Varietas Padi Lokal”.
Bagi masyarakat tani kabupaten Batola bahkan masyarakat asli Kalimantan Selatan, rasa beras padi lokal ini sangat disukai karena enak sekali (“nyaman banar”) terlebih harga jualnya yang menguntungkan petani, hal ini juga yang mendasari kenapa kegiatan ini dilakukan. Varietas padi lokal yang diuji adalah; Siam Mayang, Siam Setara, Siam Madu dan Siam Merly.
Panen tanaman padi dilakukan pada umur tanaman ± 3-4 bulan, ini menunjukkan bahwa teknologi Raisa mampu memperpendek umur panen padi lokal (Siam), dimana selama ini umur panen berlangsung ± 8 bulan. Sisa waktu ± 4-5 bulan mendukung untuk tanam padi VUB, sehingga berpeluang untuk pencapaian IP2 bahkan IP3 atau lebih.
Pendampingan teknologi inovatif langsung oleh Tim Balittra Banjarbaru, Dinas TPH Kab. Batola dibantu Kepala BPP Rantau Badauh beserta PPL dan petugas lapang lainnya terlebih ketekunan dan kesabaran petani kooperator, Supono, sedangkan untuk motivasi penyuluh dan petani dilakukan penyuluh BPTP BSIP Kemtan Kalsel yang juga sebagai PL I SL-PHT, Ir. Sri Hartati, M.P..
Lahan yang digunakan sebagai lokasi demplot tergolong lahan endemis penyakit tungro dan saat pelaksanaan demplot, tanaman padi lokal milik petani yang ditanam cendrung bahkan hampir semua terserang penyakit tungro dan gagal panen kecuali tanaman padi VUB tahan tungro masih bisa panen.
“Kondisi ini berlangsung setiap tahun dan tahun ini yang paling parah,: ungkap isteri Supono.
Supono yang merupakan petani milenial adalah Ketua Kelompok Tani Rejo Sari Desa Danda Jaya , Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Selaku petani kooperator demplot yang dalam pelaksanaannya dibantu isteri danSumarno sebagai anggota poktan tersebut. Luas Demplot ± 0,5 ha terletak di Kawasan lahan Poktan Rejo Sari seluas ± 60 hektar
Supono menyatakan bahwa kegiatan demplot ini menjadikan tambah ilmu pengetahuan karena selama ini kurang memiliki ilmu terutama tentang pemupukan sehingga kurang memperhatikan dosis pupuk terlebih lagi waktu dan cara pemupukan yang sesuai anjuran/rekomendasi melainkan hanya berdasarkan pemikiran dan kebiasaan petani-petani terdahulu saja.
Kegembiraan Supono bertambah karena telah membuktikan langsung pertumbuhan tanaman terutama kondisi tanaman padi Siam Setara yang tahan terhadap serangan penyakit tungro sedangkan varietas lokal lain pada demplot masih terserang tungro.
Panen Siam Setara pada bulan Agustus 2022 tergolong tinggi (3,5 ton/ha GKP) dibanding rata-rata hasil panen pagi lokal selama ini (2,8 ton/ha GKP).
“Ke depan ada sepuluh orang petani anggota poktan Rejo Sari yang akan menanam padi siam setara dan disarankan ke anggota poktan Rejo Sari juga penanaman padi menjadi dua kali (IP2) padi Siam Setara dan padi VUB tahan tungro,” ungkap Supono.
Disamping itu Supono menyatakan siap untuk menerima teknologi inovatif lain agar anggota poktan menjadi lebih bersemangat dalam meningkatkan produktivitas yang berujung pada peningkatan pendapatan mereka.
Semoga keberadaan Teknologi Raisa mampu menjadi titik ungkit peningkatan pendapatan petani lahan rawa melalui peningkatan IP menjadi IP2 atau IP3 bahkan IP4. Aamiiin ……………
Hebat Pertanian, Hebat Bangsa, Kokoh Pertanian, Kokoh Bangsa
PERTANIAN Maju, mandiri dan Modern.
Reporter : Sri Hartati/PP. Madya BSIP-Kemtan Kal. Selatan
Indonesia Pamerkan Inovasi Pertanian di JIRCAS 2024, Fokus pada Padi dan Biomassa
“Wakil Menteri Pertanian Resmikan Pengembangan Ekosistem Biomassa, Transformasi Pertanian Dimulai!”
Best Trust Barantin Resmi Rilis, Gantikan IQFast dan SisterKaroline