Sinar Tani, Banten — Tidak banyak produk peternakan tanah air yang bisa menembus pasar internasional. Salah satunya adalah Greenfields produk susu yang diproduksi dari farm di tanah air yang hingga saat ini tetap eksis memasarkan susu berkualtas ke pasar internasional.
Greenfields Indonesia dengan produk susu Greenfields menjadi salah satu Perusahaan yang mampu menembus pasar internasional hingga sekarang. Tentunya apa yang mampu diraih saat ini tidak didapat dengan mudah.
Pengalaman Greenfields dalam penetrasi pasar international coba dibagikan dalam International Conference bertema Potensi Ekspor Produk Peternakan Indonesia ke Singapura pada ajang ILDEX 2023, Kamis (21/23).
Diungkapkan Head of Dairy Farm Development PT. Greenfields Indonesia, drh. Heru Setyo Prabowo, perjalanan Greenfields bisa masuk ke pasar Singapura karena melihat terbukanya peluang susu Pasteurisasi di negara tersebut.
Namun untuk bisa masuk ke Singapura memang tidak mudah, menurut Heru banyak hal yang dilakukan untuk memperkenalkan produk dairy dari Indonesia.
“Butuh perhatian yang besar. Yang kita lakukan ialah mengenalkan siapa Greenfields, lalu bagaimana kita memproduksi susu sehingga bisa menghasilkan susu kualitas bagus dan bisa memenuhi persyaratan di Singapura,” ungkapnya.
Dalam memperkenalkan Greenfields, Heru mengatakan pihaknya menyampaikan bawah susu yangdipasarkan di Singapura merupakan susu yang dihasilkan dari peternakan yang dimiliki 100% oleh Greenfields.
“itu merupakan salah satu selling point yang coba kita komunikasikan ke customer di Singapura saat awal masuk kesana,” ujarnya.
Selain itu, tantangan lain yang menjadi PR bagi Greenfields dalam mengekspor produknya ialah daya tahan produk yang pendek dengan lokasi pengiriman yang sangat jauh.
“Kendala dari sisi cold chain, dari sisi masa produknya dan transpotasi yang menjadi PR tidak mudah di awal. Namun semua itu bia kita lalui sehingga sampai hari ini kita bisa ekspor produk kita ke Singapura.” Jelasnya.
Diungkapkan Heru, kualitas produk menjadi kunci utama Greenfields bisa lulus dari regulasi Singapura. Selain itu support dari Pemerintah juga menjadi hal penting.
“Terutama Dinas Peternakan Kabupaten Malang yang support sekali proses ekspor ini, dan juga dari berbagai pihak lain” tambahnya.
Kualitas produk Greenfields tidak lepas dari integrated dairy farm yang dimiliki. Dimana produk susu yang dihasilkan merupakan hasil dari rangkaian proses mulai dari hulu hingga hilir dibawah pengawsan ketat.
“Mulai dari proses peternakan yang mengahasilkan susu segar, pabriknya yang memproses susu menjadi produk, sampai salesnya, ini merupakan rangkaian proses yang semuanya bisa kita control.” Ungkapnya..
Heru menegaskan ada 2 proses utama dalam integrated dairy farm. Yang pertama proses dairy farm yang dilakukan di 2 peternakan di Malang dan Blitar, Jawa Timur. Dan kedua ialah proses produksi susu di manufacturing hingga delivery produk ke konsumen.
“dairy farm kita masing-masing berkapasitas 4000 ekor laktasi, yang kita terapkan good practice farming management sehingga kita mendapatkan produksititas bagus.” Ujarnya.
Saat ini dari dua peternakan yang dimiliki Greenfields menghasilkan sekitar 97.000 ton susu per tahun yang berkontribusi 10% terhadap total produksi segar nasional.
“Kita cukup bangga bisa menjalankan ini, kemudian memprosesnya menjadi produk yang bisa diterima pasar dalam maupun luar negeri,” ungkap Heru.
Kolaborasi Pemkab Bandung, Bappenas, dan World Bank: Mengalirkan Inovasi Irigasi untuk Pertanian Canggih
Mau Dapatkan Sertifikasi HACCP? Begini Caranya…
Mau Dapatkan Label SNI Bina UMK?Begini Prosesnya