21 Januari 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Tingkatkan Kesejahteraan Anggota, Korporasi Petani Menara Pangan Jadi Panutan

Tingkatkan Kesejahteraan Anggota, Korporasi Petani Menara Pangan Jadi Panutan

Sinar Tani, Wonosobo — Dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian dirasakan berbagai pihak. Seperti para petani di kecamatan Kertek, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, yang hasil produksi sayur dan buah mereka tidak laku dijual karena hampir semua perdagangan berjalan seret. Namun kesulitan yang mereka alami justru menjadi motivasi yang kuat untuk keluar dari jebakan “nasib” petani.

Mereka bertransformasi dari kelembagaan kelompok tani menjadi kelembagaan ekonomi petani. Beberapa kelompok tani bersepakat membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Global Agro Jaya. KUB Global Agro Jaya memiliki tujuan utama meningkatkan kesejahteraan anggota, melalui peluang agribisnis yang terbaik dan dapat dikerjakan. KUB ini melakukan usaha secara professional, kegiatan operasional dipercayakan sepenuhnya kepada sebuah Tim yang isinya adalah anak-anak muda

Penggerak KUB Global Agro Jaya, Danang Suwandono mengatakan memulai usaha disepakati  mengadakan iuran dana petani. Dana itulah yang digunakan KUB untuk modal menjalin kerjasama dengan pihak swasta yang mampu mengolah hasil pertanian hingga memiliki nilai jual yang tinggi.

Kemudian KUB bertransformasi  menjadi “Korporasi Petani Menara Pangan Desa”

“Biasanya petani menjual ke pedagang, secara putus jual. Tapi kalau petani menjual di sini, petani mendapat keuntungan ganda. Produk dibeli dengan harga yang layak, kemudian akhir tahun ada hasil bagi. Jadi di perusahaan ini petani punya saham,” jelasnya.

Danang menambahkan korporasi petani berperan langsung didalamnya.  Yakni sebagai pemilik saham, bisa menjadi tenaga kerja yang dibayar, hingga menjadi pemasok bahan baku produksi.

Dengan adanya  hubungan kerjasama dengan pihak swasta yakni PT Menara Pangan Desa, para petani mendapat banyak keuntungan.  Mulai dari tersedianya peralatan yang canggih, jaringan pemasaran yang luas, baik lokal bahkan sampai luar negeri. Dan yang paling penting petani mendapat transfer teknologi, dan bimbingan managemen perusahaan yang baik.

Baca Juga :  BSIP-BSN Upgrade UMK Pertanian dengan Label SNI

Pada awal-awal ini mereka  focus dengan pengolahan hasil pertanian seperti buah dan sayuran menggunakan vacuum fried atau vacuum frying. Yaitu  menggoreng bahan baku dengan tekanan rendah. Hal ini di dinilai cocok untuk mengolah buah dan sayur di Wonosobo dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Saat ini baru pada komoditas buah-buahan seperti salak, nangka, dan nanas, yang sudah terbuka pula pemasaranya.

Namun disamping itu mereka terus berinovasi mencoba memproduksi varian-varian baru. Misalnya membuat bubuk berbagai komoditas, seperti cabai bbubuk, empon-emponbubuk , lada bubuk  juga gula aren bubuk, berbagai minuman dari buah dan sayur. Produk-produk tersebut baru tahap uji coba. Setelah siap segala persyaratan fisik dan administrasi, segera akan dipasarkan.

Melihat perkembangan Korporasi Petani Menara Pangan Desa yang cukup positif, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah tergerak untuk menjadikan Korporasi Petani ini sebagai model percontohan.

Maka dilaksanakan diseminasi Korporasi Petani, yang diikuti antara lain kelompok tani Salak dari Wonosobo, kelompok tani tembakau dari Temanggung, kelompok tani kopi dari kabupaten Semarang, para penyuluh pertanian dan stake holder terkait.

Sub koordinator penyuluhan Distanbun Provinsi Jawa Tengah, Bayu Sasongko, menyampaikan bahwa salah satu cara  untuk mewujudkan kesejahteraan petani adalah dengan mendorong kelompok-kelompok tani, untuk bertransformasi menjadi kelompok ekonomi petani, dalam bentuk korporasi.

“ Selama ini kelompok tani bergerak sebagai wadah pembelajaran, agar petani tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi baru. Hasilnya petani mampu memproduksi berbagai komoditas dengan sangat bagus, baik kuantitas maupun kualitasnya. Namun seringkali justru petani menderita kerugian akibat kacau dipemasaran hasil.” Ujarnya.

Bayu menambahkan dalam korporasi petani, usaha tani yang dilakukan  akan bergerak dari hulu sampai hilir, produksi akan menyesuaikan pasar. Baik jenis produksi, bentuk, kualitas dan skala produksi akan selalu berorientasi pasar. Sehingga “kecelakaan” produk tidak laku dijual atau  harga jatuh dapat dieliminir sekecil-kecilnya.

Baca Juga :  Tak Banyak Syarat Ekspor SBW, Pasar Amerika Makin Menggiurkan

Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah Supriyanto, SP, MP yang hadir secara pribadi menekankan pentingnya berusaha tani secara rasional.

“ Kita harus dapat memilih secara cermat dari sekian banyak produk pertanian yang dapat dibudidayakan.  Namun dari pilihan komoditas tersebut harus dikerjakan tuntas dari proses produksi, panen dan pasca panen, termasuk pengolahan, pengemasan dan pemasaran.” katanya

Dijelaskan Supriyanto bahwa yang dilakukan Menara Pangan terbukti pengolahan hasil yang baik dapat mencegah kejatuhan harga ketika panen raya, justru mendapat kepastian pasar dan memperoleh  nilai tambah.

Pada kesempatan tersebut Jonet, seorang petani salak di kecamatan Sukoharjo, Wonosobo mewakili teman-temannya melaporkan bahwa harga buah Salak saat ini turun menjadi Rp 2.000,- per kg. Salah satu sebab karena kelompok tani kesulitan mengangkut buah salak dari kebun ke pasar.

Demikian pula Irwan, seorang petani tembakau dari desa Tlawah kabupaten Temanggung melaporkan bahwa tembakau rajangan petani hanya dihargai Rp 60.000,- per kg oleh pabrik rokok terkenal. Sehingga mereka berinovasi menjual tembakau rajangan alus dan membuat rokok lintingan sendiri. Tembakau rajangan untuk tingwe bisa laku Rp 700.000,- sampai Rp 1.500.000,- per kg.

Menanggapi hal tersebut Supriyanto mengatakan agar kelompok tani mengajukan proposal untuk bantuan dari pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut dihimbau oleh Kepala Distanbun ini agar petani tak segan mencoba komoditas lain yang bernilai ekonomi tinggi.

Juga berinovasi untuk pengolahan hasil. Diatas semuanya kelembagaan petani harus dipikirkan juga. Bagaimana dengan pembentukan korporasi Petani. Agar kemajuan dan kesejahteraan dapat dinikmati oleh seluruh petani.

Wakil Bupati Wonosobo, Muhamad  Albar yang hadir dalam diseminasi tersebut berterima kasih atas pembinaan yang dilakukan oleh Distanbun provinsi Jawa Tengah. Wabup Albar menghimbau kepada dinas-dinas terkait untuk segera mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pembentukan korporasi petani.

Baca Juga :  Olah Mangga Cengkir, KEP Karya Muda Angkat Ekonomi Petani Compreng

Selain itu, Wabup juga menginginkan produk inovasi baru ini tidak hanya satu varasi saja harus lebih banyak sehingga dapat mengantisipasi saat hasil pertanian yang lain melimpah dan mengalami harga anjlok.

Kabid perkebunan pada Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan kabupaten Wonosobo Sumanto, mengatakan bahwa perhatian Pemda Wonosobo atas nasib petani sangat besar.Sampai saat ini pemda sudah menyalurkan bantuan untuk150 kelompok tani. Bagi kelompok tani yang memerlukan bantuan agar berhubungan dengan PPL, mereka adalah kepanjangan tangan dinas.

Dalam rangka menyikapi jatuhnya harga sayuran bulan-bulan lalu, Sumanto mengatakan bahwa semua ASN diwajibkan membeli paket sayuran dari petani setiap minggu. Pada bulan  Nopember dan  Desember kemarin ASN diwajibkan  beli beras petani sebesar  5 kg /bulan.

Reporter : Djoko W

 

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini