8 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Jadi Produk Alternatif, Disnaker Labusel Bantu Pengrajin Gula Sawit

Sinar Tani, Labuhanbatu Selatan — Gula sawit menjadi salah satu produk alternatif masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Melihat permintaan gula sawit yang menjanjikan, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) terus berupaya untuk mendampingi pelaku usaha gula sawit agar lebih berkembang.  

Dengan luas perkebunan sawit yang terus bertambah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, tidak heran bila saat ini Labusel menjadi daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Pulau Sumatre.

Dengan luas wilayah 3.116 km2, saat ini ada sekitar 45 perusahaan perkebunan kelapa sawit baik BUMN dan Swasta yang berkebun sawit di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan luas lahan sawit 42 839 Hektar (BPS,2020).

Selain mengasilkan buah sawit yang diolah menjadi berbagai macam produk, pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dibawah kepemimpinan Bupati H. Edimin dan Wakil Bupati Ahmad Padli Tanjung terus melakukan berbagai terobosan.

Salah satunya melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dengan program kelompok pengrajin gula merah berbahan sawit.

Diungkapkan Kepala Disnaker Labuhanbatu Selatan, Sutrisno SH, bahwa gula merah sawit dibuat dari pohon sawit yang sudah berumur  lebih dari 20 tahun atau tidak lagi produkstif.

Ditambahkan Sutrisno, saat ini ada dua kelompok masyarakat pengrajin gula merah yaitu kelompok Nila Gula Merah beranggotakan 10 orang yang sudah berjalan 2 tahun di Desa Asam Jawa. Dan kelompok Karya Bersama yang beranggotakan 8 pengrajin di Desa Pinang Damai. Kecamatan Torgamba.

Disampaikan Ketua Kelompok Nila Gula Merah, Nila bahwa ketika akan masuk Hari Raya Idul Ftri ia bisa memproduksi 1-2 ton gula merah. Sedangkan untuk hari biasa maksimal produksi 1 ton.

“Saat ini harga jual ditempat Rp 14.000/kg,”tambahnya.

Berbagai upaya terus dilakukan Disnaker Labusel untuk mendukung pengembangan kelimpok pengrajin gula merah sawit. Diantaranya dengan memberikan bantuan peralatan memasak gula, mesin senso pemotong batang sawit dan berbagai kebutuhan produksi lainnya.

Baca Juga :  Inpari IR Nutri Zinc, Pangan Cerdas Keluarga Sehat

Dalam pengembangan usaha para pengrajin juga bersinergi dengan Dinas Perdangan &  Koperasi UMKM serta Dinas Kesehatan, sehingga usaha lebih berkembang dan produk yang dihasilkan aman untuk kesehatan.

“Rencana kedepan pengrajin bertambah setiap Kecamatan, serta kerjasama dengan MUI untuk halalnya,” pungkas Sutrisno.

Reporter : Istansu

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini