Sinar Tani, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus berinovasi untuk meningkatkan produktivitas lobster hasil budidaya di Indonesia. Salah satu terobosan yang dikembangkan adalah penggunaan kerang coklat (Mytilopsis adamsi) sebagai pakan berkualitas tinggi bagi lobster.
Dirjen Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, menjelaskan bahwa kerang coklat memiliki kandungan nutrisi yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan lobster. Selain itu, kerang coklat tidak bersaing dengan kebutuhan pangan manusia, sehingga penggunaannya bisa lebih fokus.”Kerang coklat terbukti meningkatkan laju pertumbuhan lobster karena nutrisinya sesuai. Ini solusi pakan yang lebih stabil dibandingkan ikan rucah,” ujar Tb Haeru Rahayu dalam keterangannya di Jakarta.
Keunggulan Kerang Coklat Sebagai Pakan Lobster
Kerang coklat memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pakan tradisional, di antaranya:
- Pertumbuhan Cepat: Dalam waktu 2–3 bulan, kerang ini dapat menghasilkan 25–30 kilogram koloni per meter kubik.
- Tidak Dikonsumsi Manusia: Penggunaan kerang ini tidak mengganggu kebutuhan pangan manusia.
- Kemudahan Budidaya: Kerang coklat mudah dikembangkan di tambak payau dengan salinitas 15–25 ppt.
Bayu Priyambodo, Analis Akuakultur Ahli Madya di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok, menambahkan bahwa budidaya kerang coklat menjadi solusi pakan yang segar dan konsisten bagi lobster.”Dalam empat bulan, BPBL Lombok berhasil memproduksi 200 spat kolektor dengan 150.000 calon induk yang telah didistribusikan ke berbagai daerah seperti Lampung, Batam, dan Karangasem,” ungkap Bayu.
Potensi Indonesia Sebagai Produsen Utama Lobster Dunia
Tb Haeru Rahayu optimis, inovasi ini mampu meningkatkan produksi lobster budidaya nasional. Dengan tingkat sintasan lobster di alam hanya 0,01%, budidaya menjadi solusi strategis untuk mendongkrak produksi.”Indonesia memiliki sumber Benih Bening Lobster (BBL) yang melimpah. Jika teknologi pakan ini diterapkan luas, Indonesia dapat menjadi produsen utama lobster dunia,” tegasnya.
Selain meningkatkan produktivitas, teknologi ini juga membantu mengurangi ketergantungan pada ikan rucah yang memiliki suplai tidak konsisten.
Pengelolaan Risiko Spesies Invasif
Walau termasuk spesies invasif, sifat kerang coklat yang tumbuh cepat dan toleran terhadap lingkungan baru justru menguntungkan di kawasan budidaya lobster seperti Lombok.”Permintaan pakan lobster yang tinggi mampu mengubah sifat invasif kerang coklat menjadi positif,” jelas Bayu.
Harapan Masa Depan
Melalui teknologi budidaya kerang coklat, KKP berharap dapat memenuhi kebutuhan pakan lobster secara berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya mendukung pengembangan sektor perikanan budidaya, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen lobster kelas dunia.
Reporter: Humas Ditjen Perikanan Budidaya
Baca juga
Menakar Peluang dan Tantangan Penyuluh Pertanian Ditarik ke Pusat
Pj Gubernur Sulsel Tinjau TPI Lappa, Siapkan Revitalisasi
Tanam Mangrove di Pesisir, Pemkab Pinrang Dorong Masyarakat Peduli Lingkungan