Sinar Tani, Padang—Pekan Nasional (PENAS) Tani Nelayan XVI 2023 yang digelar di Padang, Sumatra Barat dimulai. Ajang silaturahim tiga tahunan petani-nelayan ini dihadiri sekitar 23 ribu petani, nelayan, petani hutan dari seluruh Indonesia.
Semarak nampak terasa saat pembukaan PENAS Tani Nelayan yang berlangsung di Lapang Udara Sutan Syahrir, Padang. Meski cuaca panas tak menurunkan semangat peserta dari seluruh Tanah Air yang hadir. Pada PENAS Ke XVI yang berlansung dari 10-15 Juni 2023 ini tercatat dihadiri sekitar 23.780 orang peserta yang berasal dari seluruh Indonesia dan Mitra Asia.
Sebagai tuan rumah, Sumatara Barat merupakan provinsi yang kaya budaya dan kuliner. Data menyebutkan hampir 57 persen masyarakat Sumbar adalah petani dan 23 persen pendapatan Provinsi Sumatra Barat disumbangkan dari pertanian. Karena itu, hampir 10 persen APBD Sumbar untuk pertanian. Dari Rp 67 triluun APBD, sebesar Rp 670 miliar lebih untuk pertanian.
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah mengatakan, kebersamaan yang terjalin dalam PENAS akan menjadi semangat bersama dalam rangka untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan tahun 2045. Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mempersiapkan PENAS dengan sebaik bainya.
“Tidak kurang dari Rp 100 milyar dialokasikan untuk mempersiapkan acara PENAS tersebut. Karena kami merasa terhormat dan bangga telah di tunjuk untuk menjadi tuan rumah PENAS 2023,” ujarnya saat Pembukaan PENAS XVI Petani Nelayan yang berlangsung di Lanud Sutan Syahrir, Padang, Sabtu (10/6).
Menurut Mahyeldi, masyaralat Sumatra Barat umumnya dan Padang khususnya sangat bersemangat untuk melaksanakan PENAS. Hal tersebut tidak lepas dari keseriusan masyarakat dan Pemerintah terhadap dunia pertanian.
Mahyeldi mengaku apa yang didapat Sumatra Barat dari pertanian tidak lepas dari semangat yang diberikan Bupati dan Walikota se Sumatra Barat yang konsen terhadap pertanian. Diharapkan apa yang dilakukan masyrakat Sumata Barat dalam pertanian bisa mewujudkan Indoensaia lumbung pangan 2045.
“Dengan keseriusan terswbut kita bisa memberikan kontribusi yang cukup baik untuk Indonesia dengan menghadirkan nilai tukar petani Sumbar sebesar 112 persen dan ini lebih tinggi dari rata-rata nasional,” ungkapnya.
Tempat Tukar Informasi
Sementara itu dalam laporannya, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), MH Yadi Sofyan Noor mengatakan, PENAS merupakan forum pertemuan petani dan nelayan, petani hutan dari seluruh Indonesia. Bukan hanya itu, PENAS juga sekaligus sebagai tempat tukar menukar informasi, pengalaman antara petani, nelayan, petani hutan, peneliti, penyuuh, Pemerintah dan swasta.
Yadi berharap dengan adanya PENAS dapat mengembalikan semangat, tanggung jawab, kemandirian dalam pengembangan agribisnis. PENAS juga bertujuan meningkatkan motivasi dan kegairahan petani nelayan dalam mengelola pertanian hingga berdaya saing, berkelanjutan hingga saling menguntungkan. “PENAS sebagai ajang untuk menuwujudkan pertanian berkelanjutan menuju Indonsia lumbung pangan 2045,” katanya saat Pembukaan PENAS di Padang, Sabtu (10/6).
PENAS kali ada 31 jenis kegiatan yang terbagi dalam 6 bidang kegiatan yaitu Upacara dan apresiasi, kepemimpinan dan kemandirian kontak tani nelayan, kemitraan usaha dan jaringan informasi agribisnis. Ada pengembangan teknologi dan kualitas produksi agribisnis. Kemudian studi banding widia wisata dan pentas seni budaya dan kesertariatan. “Dalam PENAS ini juga akan dilakukan transaski agribisnis antara petani nelayan dengan BUMN dan Swasta,” ujarnya.
Baca juga
Lahan Oplah Terendam Banjir, Polbangtan Kementan Turun Tangan di Jambi
Jaga Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan, Polbangtan Kementan Gelar Operasi Pasar Pangan Murah
Kado Indah Idul Fitri 2025, Polbangtan Kementan Naik Peringkat Akreditasi Jurnal